15 Rempah Indonesia yang Membawa Cita Rasa Nusantara Mendunia
Nawacita – Indonesia adalah rumah bagi keanekaragaman hayati dunia. Sekitar 11 persen tumbuhan dunia tumbuh di hutan tropis Indonesia. Terdapat lebih dari 30.000 spesies, beberapa di antaranya dikenal sebagai rempah-rempah.
Indonesia diakui sebagai “Mother of Spices” karena melahirkan komoditas rempah unggulan yang pada masa kejayaannya memiliki nilai lebih tinggi dari emas.
Selain memiliki manfaat yang besar bagi seluruh manusia di dunia, rempah juga memainkan peran penting dalam kehidupan manusia, mendorong perkembangan ekonomi, sosial budaya, dan politik, baik secara lokal maupun internasional.
Apa Itu Rempah?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rempah adalah berbagai jenis hasil tanaman yang beraroma, seperti pala, cengkeh, lada untuk memberikan bau dan rasa khusus pada makanan.
Rempah memiliki definisi nama yang berbeda-beda tergantung pada daerah asal, tanaman asalnya, bentuknya, kondisi bahan (kering atau basah) dan pemanfaatannya. Rempah dapat berupa bunga, daun, buah, biji, batang, kulit batang, dan akar.
Rempah-rempah banyak mengandung makrokomponen seperti karbohidrat, protein, lemak, serta mikrokomponen seperti mineral, vitamin, dan minyak atsiri.
Sejarah Singkat tentang Rempah
Melansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kedatangan penutur bahasa Austronesia ke Nusantara sekitar 4.500 tahun lalu dengan perahu menandai awal pertukaran rempah dan komoditas antarpulau di Indonesia Timur.
Budaya mereka menjadi dasar bagi perkembangan budaya maritim yang mengirimkan rempah hingga ke Asia Selatan dan Afrika Timur.
Jejak kayu gaharu ditemukan di India, sementara cengkeh dan kayu manis dari Indonesia Timur telah ada di Mesir dan Laut Merah. Nenek moyang kita menyebarkan rempah ke Asia Tenggara, termasuk Champa dan Kamboja.
Sejak awal Masehi, Jalur Rempah telah menghubungkan India dan Tiongkok. Tercatat, pelaut Jawa sudah mendarat di Tiongkok pada abad ke-2 Masehi. Kapal-kapal Nusantara juga digunakan oleh biarawan Tiongkok untuk belajar agama Buddha di Sriwijaya dan India.
Kerajaan besar seperti Sriwijaya, Mataram Hindu, Singasari, dan Majapahit menjadikan perdagangan rempah sebagai jalur interaksi utama antara Nusantara, Asia Tenggara, Tiongkok, Asia Selatan, Asia Barat, dan Afrika Timur.
Dengan demikian, sebelum bangsa Eropa terlibat dalam perdagangan di Asia Tenggara, para pedagang Nusantara telah aktif dalam jaringan perdagangan dunia. Rempah Nusantara dan Asia telah dikenal di Eropa jauh sebelum dikenal di kawasan kita.
Posisi strategis Nusantara yang menghubungkan Samudra Hindia dan Laut Tiongkok Selatan, menjadikannya sebagai pusat perdagangan global.
Macam-Macam Rempah Indonesia dan Daerah Penghasil Terbesar
Berikut adalah beberapa macam contoh rempah-rempah Indonesia:
1. Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC)
Asli dari Indonesia, andaliman juga dikenal sebagai lada lemon Indonesia.
Berkerabat dekat dengan lada Szechuan yang sering digunakan dalam masakan Asia Timur dan Asia Selatan, andaliman memiliki aroma lemon dengan rasa pedas yang dapat membuat lidah mati rasa.
Andaliman dapat digunakan dalam hidangan kuah, campuran bumbu oles, dan bahkan dalam koktail. Rempah ini banyak tumbuh di Sumatera Utara.
Beberapa Kabupaten yang menjadi penghasil Andaliman adalah Kabupaten Toba, Samosir, Tapanuli Utara dan Kabupaten Dairi. Masyarakat setempat sering menggunakan andaliman di berbagai menu masakan khas Batak, seperti Ikan Mas Arsik hingga Naniura.
2. Kemukus (Piper cubeba L.)
Dikenal juga sebagai cubeba, kemukus telah dikenal di Barat sejak abad pertengahan. Rasanya pedas dan mirip dengan lada hitam.
Kemukus cocok digunakan dalam berbagai jenis makanan, mulai dari kerang, ikan, bebek, daging domba, hingga makanan penutup asam manis seperti sorbet.
Tanaman ini dulunya tumbuh liar di bagian barat Nusantara. Pada zaman Hindia Belanda, daerah penghasil utamanya meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Utara, dan Kalimantan Tengah.
Kini, kemukus menjadi salah satu tanaman rempah yang langka. Petani kemukus sudah tidak ada lagi di Jawa Barat, Sumatra Utara, dan Balikpapan. Tanaman kemukus hanya ditemukan di Jawa Tengah dengan luas sekitar 517 hektare.
3. Sereh (Cymbopogon citratus)
Sereh adalah tanaman yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan (Poaceae). Rempah ini terkenal dengan aroma segarnya yang mirip dengan lemon.
Dalam masakan, sereh biasanya digunakan sebagai bumbu dalam sup, kari, dan teh. Selain itu, sereh juga bisa digunakan untuk memberikan aroma pada hidangan daging dan seafood.
Bagian tanaman yang digunakan adalah batang atau tangkai daun yang dipotong-potong dan dimemarkan agar mengeluarkan minyak esensialnya.
Produksi sereh di Indonesia dihasilkan dari Nangroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, Jawa Timur dan Lampung.
4. Lada Hitam (Piper nigrum)
Lada hitam adalah tanaman merambat yang menghasilkan biji. Biji lada hitam, yang dikenal juga sebagai merica, memiliki rasa pedas dan tajam karena kandungan senyawa aktif yang disebut piperin.
Lada hitam biasanya dipanen ketika bijinya masih hijau dan kemudian dikeringkan untuk menghasilkan lada hitam.
Selain digunakan dalam masakan, lada hitam juga memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti meningkatkan pencernaan, meningkatkan metabolisme, dan memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi.
Lampung menjadi provinsi penghasil lada hitam terbesar di Indonesia, sehingga daerah ini mendapatkan julukan sebagai “Lampung Black Pepper”.
5. Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius)
Daun dari tanaman pandan ini dikenal karena aromanya yang harum dan khas. Pandan digunakan sebagai bahan penyedap alami dalam masakan, terutama untuk memberikan aroma wangi yang segar pada nasi, kue-kue, minuman, dan berbagai hidangan lainnya.
Pandan juga digunakan untuk pewarna alami pada makanan, seperti dalam kue lapis atau makanan penutup berwarna hijau.
Daun pandan sering kali dimasukkan dalam masakan atau dipotong-potong dan diremas untuk mengeluarkan aromanya, kemudian dibuang setelah masakan selesai dimasak.
Tanaman pandan menjadi salah satu komoditas utama di daerah Jawa Barat.
6. Pala (Myristica fragrans)
Tanaman ini menghasilkan biji yang memiliki aroma khas dan digunakan dalam masakan serta obat-obatan.
Pala memiliki dua bagian yang dimanfaatkan, yakni biji dan selaput bijinya yang disebut “fuli”. Biji pala yang sudah kering digunakan sebagai rempah dengan rasa yang hangat, pedas, dan sedikit manis.
Biji tersebut sering digunakan dalam berbagai masakan, terutama dalam hidangan manis seperti kue, minuman, atau dalam masakan daging dan saus.
Sedangkan fuli atau bunga pala, digunakan sebagai rempah tambahan untuk memberikan rasa dan aroma yang lebih lembut.
Provinsi Maluku Utara merupakan salah satu daerah penghasil pala terbesar di Indonesia. Pada tahun 2015, tujuh persen atau sekitar US$32,6 juta dari pendapatan Maluku Utara berasal dari ekspor komoditas pala.
7. Kapulaga (Elettaria cardamomum)
Rempah ini berasal dari tanaman berbunga dalam keluarga Zingiberaceae. Kapulaga sering dikenal sebagai “raja rempah-rempah” karena aromanya yang kuat dan rasa yang khas, yaitu sedikit manis, pedas, dan segar.
Dalam masakan, kapulaga digunakan dalam berbagai hidangan manis dan gurih, seperti kari, nasi, kue-kue, dan minuman (terutama teh dan kopi).
Berdasarkan data Produksi Tanaman Biofarmaka, Jawa Barat menjadi daerah penghasil Kapulaga di Indonesia, yakni sebanyak 89.021.626 kilogram pada tahun 2021.
8. Kemiri (Aleurites moluccanus)
Kemiri biasanya digunakan sebagai bahan pelengkap atau bumbu dalam masakan, terutama dalam bentuk dihaluskan menjadi pasta atau bubuk.
Kemiri memberikan rasa yang gurih dan sedikit manis pada hidangan seperti sambal, masakan berkuah, serta hidangan daging dan ikan.
Sentra produksi kemiri di Indonesia meliputi Nusa Tenggara Timur dengan luas 80.238 ha, Sulawesi Selatan 29.745 ha, Nanggroe Aceh Darussalam 26.627 ha, Sulawesi Barat 11.993 ha, dan Sumatera Utara 11.765 ha.
9. Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)
Rempah ini berasal dari kulit pohon yang termasuk dalam keluarga Lauraceae. Kayu manis terkenal karena aroma manis dan pedasnya yang khas dan telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, baik sebagai rempah dalam masakan maupun dalam pengobatan tradisional.
Kayu manis digunakan dalam bentuk batang atau bubuk dalam berbagai masakan, baik manis seperti dalam kue, roti, atau minuman seperti teh dan kopi, maupun masakan gurih seperti dalam hidangan kari atau stew.
Tanaman dengan aroma khas ini banyak ditemui di Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin, Jambi.
10. Cengkeh (Syzigium aromaticum)
Cengkeh sering digunakan dalam bentuk utuh (sebagai bunga kering) atau digiling menjadi bubuk. Dalam masakan, cengkeh memberi rasa pedas dan sedikit manis, serta aroma yang tajam.
Cengkeh biasanya dipakai dalam hidangan kari, sup, nasi, roti, kue-kue manis, dan minuman seperti teh atau air rebusan rempah.
Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, daerah-daerah penghasil cengkeh di Indonesia antara lain Jawa Timur, Maluku, Pulau Sulawesi, Kalimantan Timur, hingga Nusa Tenggara Timur.
11. Kencur (Kaempferia galanga)
Kencur adalah tanaman obat yang termasuk dalam keluarga Zingiberaceae, yang juga mencakup tanaman seperti jahe dan kunyit. Tanaman ini memiliki akar rimpang yang berbentuk seperti jari-jari kecil, dengan aroma khas yang tajam dan pedas.
Kencur sering digunakan dalam pembuatan jamu. Rempah ini memiliki rasa pedas dan aroma yang khas, serta memiliki berbagai khasiat kesehatan yang telah dimanfaatkan sejak lama dalam pengobatan tradisional.
Jawa Barat merupakan daerah penghasil kencur terbesar di Indonesia, dengan produksi mencapai 15 juta ton setiap tahunnya.
12. Jahe
Jahe sering digunakan untuk memberikan rasa pedas dan segar pada masakan seperti sup, tumisan, kari, dan minuman.
Sementara itu, ada juga jahe dalam bentuk kering atau bubuk yang sering digunakan dalam pembuatan kue, roti, dan minuman seperti teh jahe atau wedang jahe.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Barat merupakan daerah penghasil jahe terbesar yang dapat memproduksi hingga 100 juta kilogram jahe setiap tahunnya.
13. Kunyit (Curcuma longa)
Kunyit mengandung kurkumin dan berbagai komponen bioaktif lainnya yang memiliki manfaat anti inflamasi serta dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
Kunyit bubuk dapat digunakan dalam berbagai masakan seperti sop, kari, nasi kuning, atau sebagai bumbu ayam, tempe, dan tahu.
Selain itu, bubuk kunyit juga bisa dipadukan dengan bumbu lain untuk membuat minuman herbal. Bubuk kunyit Javara bersertifikat organik sesuai standar Eropa, Amerika, dan Jepang, dan tersedia dalam bentuk bubuk, irisan kering, dan serpihan.
Produksi kunyit di Indonesia terpusat di beberapa wilayah. Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara adalah penghasil utamanya.
Baca Juga: Fiorella Chelsea: Mengenalkan Rempah Nusantara Lewat Board Game
14. Temulawak (Curcuma zanthorrhiza)
Temulawak adalah tanaman herbal yang berasal dari Indonesia dan dikenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Tanaman ini termasuk dalam keluarga Zingiberaceae, yang juga mencakup jahe dan kunyit. Temulawak memiliki rimpang yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional.
Temulawak sering dikonsumsi dalam bentuk jamu, ekstrak, atau suplemen, dan juga digunakan dalam berbagai resep kuliner Indonesia.
Jawa Timur tercatat sebagai provinsi dengan produksi temulawak tertinggi, yaitu mencapai 23,11 juta kg pada tahun 2021.
15. Lengkuas (Alpinia galanga)
Lengkuas adalah tanaman herbal yang berasal dari Asia Tenggara. Tanaman ini memiliki akar rimpang yang mirip dengan jahe, tetapi dengan rasa dan aroma yang lebih tajam, pedas, dan sedikit manis.
Dalam masakan, lengkuas biasanya digunakan untuk memberikan rasa pada kuah, sambal, atau masakan berkuah seperti soto, gulai, dan rendang.
Jawa Barat menjadi daerah penghasil lengkuas terbesar yang bisa memproduksi hingga 15 juta kilogram per tahunnya. inlh