Mobil Hybrid vs Listrik: Mana yang Lebih Unggul di Pasar Semester I 2024?
Jakarta, Nawacita — Pemerintah menyebut penjualan mobil elektrifikasi jenis hybrid (HEV) terus mengalami peningkatan sehingga dianggap tak perlu diguyur insentif seperti mobil full listrik (BEV).
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu.
Menurutnya, penjualan mobil hybrid membaik bahkan dua kali penjualan BEV. Pemerintah pun fokus pada insentif untuk mobil berbasis baterai.
“Kalau kita lihat, penjualan dari mobil hybrid hampir dua kali penjualan BEV. Jadi sebenarnya product hub hybrid itu sudah berjalan dengan mekanisme yang ada sekarang. Tentu kita dorong bahwa electric vehicle ini yang harus didorong supaya lebih cepat lagi. Tapi dari pameran otomotif kemarin, hasilnya relatif bagus untuk kita mendorong penjualan,” ucap Airlangga di Jakarta.
Salah satu pendongkrak penjualan mobil hybrid yakni dengan adanya pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024.
Menilik data penjualan mobil Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil hybrid lebih banyak dibanding mobil listrik, bahkan perbedaan lebih dari 100 persen.
Selama semester I 2024, penjualan mobil hybrid tembus 25.807 unit, di tambah 43 unit jenis plug-in hybrid. Sedangkan mobil listrik penjualannya sebanyak 11.983 unit.
Secara presentasi, mobil hybrid menyumbang 6,3 persen penjualan kendaraan di Indonesia. Sedangkan mobil listrik hanya menyumbang 2,9 persen sepanjang semester I 2024.
Jenis mobil hybrid didominasi merek otomotif Jepang seperti Honda, Nissan, Suzuki, Toyota dan ada pemain dari China, namun jumlahnya tidak banyak.
Sementara mobil listrik digagahi merek otomotif China seperti Aion, BYD, Chery, hingga Wuling dan ada merek Korea yakni Hyundai dan Kia.
Gaikindo mengumumkan rapor penjualan mobil pada semester I 2024 kembali menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.
Mengutip data Gaikindo, penjualan wholesales sepanjang semester I mencapai 408.012 unit atau turun sebanyak 19,5 persen dari 506.427 unit pada 2023.
Sementara penjualan ritel hanya berhasil mencatatkan penjualan hanya sebanyak 431.987 unit atau turun sebesar 14 persen dari tahun sebelumnya yang berhasil mencapai 502.533 unit.
Baca Juga: Gak Cuma Hype, Ini Bukti Mobil Listrik Jadi Pilihan Anak Muda Masa Kini
Penjualan wholesales pada Juni, menurut laporan dari Gaikindo hanya berhasil mencapai 72.936 unit, turun sebesar 11,8 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk penjualan secara ritel, Gaikindo mencatat hanya berhasil di angka 70.198 unit atau turun 12,3 persen.
Sebelumnya, Direktur PT Astra International Tbk Henry Tanoto mengungkap bahwa hampir 70 persen pasar kendaraan elektrifikasi Indonesia didominasi mobilhybrid.
“Elektrifikasi memang tumbuh di pasar Indonesia mulai dari 6,6 persen tahun lalu, sekarang menjadi sekitar 9,3 persen dan mayoritas dari 9,3 persen ini hampir 70 persennya adalah hybrid,” kata dia.
Meski pasar mobil listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV) juga terus bertumbuh, Henry mengungkap penerimaan masyarakat terhadap mobil hybrid jauh lebih baik.
Hal ini disebabkan keunggulan mobil hybrid selain efisien dalam hal konsumsi bahan bakar, mobil ini juga tidak memerlukan infrastruktur khusus seperti BEV, ungkap Henry.
Mobil kombinasi listrik dan bensin ini, lanjut Henry, juga merupakan mobil rendah emisi, dan kini memiliki nilai jual kembali(resale value)yang tinggi di pasar.
“Selain dari konsumsi bahan bakar yang lebih baik, emisi yang lebih baik, juga ternyata resale value-nya juga cukup baik, bahkan beberapa model hybrid kita resale value-nya lebih baik daripada mobil ICE (mesin pembakaran internal alias non elektrifikasi),” imbuh Henry disitat dari Antara.
Henry, yang juga Wakil Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM) itu menjelaskan bahwa pangsa pasar mobil hybrid di Indonesia juga cukup baik, yakni mencapai hampir 60 persen. cnn