Sungai Brantas dalam Sorotan Dunia, Ecoton Ajak Peneliti Asing Pelajari Kritisnya Kondisi Sungai
Surabaya, Nawacita – Komunitas peduli lingkungan yaitu Ecoton tengah menyusuri sungai Brantas yang melintang di Surabaya. Bersama 30 akademisi dari mancanegara yang tergabung dalam River Cities Network dan perwakilan dari International Institute for Asian Studies.
Kegiatan ini dilakukan untuk mempelajari pencemaran sungai, sekaligus mengenalkan peran Ecoton dalam penyelamatan sungai dan menunjukkan secara langsung fakta dan kondisi sungai yang semakin kritis.
“Kami selalu konsisten melakukan berbagai kegiatan konservasi dan advokasi lingkungan, dengan cara melibatkan masyarakat sebagai agen pemerhati sungai. Di Sungai Brantas kami menginisiasi AKSI BRANTAS berbasis citizen science dalam upaya konservasi sungai,” ungkap Dr. Daru Setyorini, M.Si., Direktur Eksekutif Ecoton (5/8/2024).
Baca Juga:Â Kerja Keras Membayar, UPT. Jatim Juara Umum Gebyar Perbenihan Nasional
Daru bercerita pengalaman para peneliti lingkungan berbagai negara tersebut, mereka mengungkapkan bahwa ada hal-hal yang membuat terkejut. Mereka menemukan banyak sampah plastik yang tersangkut di pinggiran sungai dan dahan pohon yang berada di tepi.
“Selain itu, mereka juga terkejut menemukan masyarakat disekitar bantaran sungai masih melakukan pembakaran sampah ditepi sungai,” tambah Daru.
Fakta ini menggambarkan tingkat pencemaran sampah plastik yang mengkhawatirkan dan mengancam ekosistem sungai. Dalam kegiatan tersebut, peserta diajak untuk mengecek kualitas air sungai dan membandingkannya dengan daerah yang dekat dengan industri.
Baca Juga:Â Jangan Lewatkan! Lukisan “Merah Putih” Karya Roman C Memukau Pengunjung di Pameran “City of Heroes”
Daru menjelaskan penemuan peserta dalam penyusuran kali Brantas sepanjang hari tersebut, Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas air di daerah yang dekat dengan kawasan industri jauh lebih buruk dengan kadar polutan yang lebih tinggi pada parameter Amoniak. Peserta kegiatan juga melakukan pengujian mikroplastik di sungai, yang hasilnya menunjukkan positif terkontaminasi mikroplastik yang berjenis fiber, fragmen, filamen, di perairan Sungai Brantas.
“Dengan adanya fakta tersebut, semoga kegiatan seperti ini dapat membuat melek mata dan kita sebagai penghuni bumi bisa lebih peka menjaga alam,” harap Danu.
Sebagai bagian dari solusi, peserta diajak untuk mengadopsi gaya hidup zero waste dengan berhenti menggunakan plastik sekali pakai. Mereka juga didorong untuk mengajak masyarakat lebih luas untuk terlibat dalam upaya konservasi sungai, melalui edukasi dan partisipasi aktif dalam kegiatan penyelamatan ekosistem seperti gerakan penghijauan bantaran sungai serta program-program lingkungan lainnya. (Al)