Friday, September 20, 2024
HomeSTARTUPTechnologyPedagang Kaset: Menjaga Nostalgia di Era Digital

Pedagang Kaset: Menjaga Nostalgia di Era Digital

Pedagang Kaset: Menjaga Nostalgia di Era Digital

Jakarta, Nawacita – Perkembangan zaman dan digitalisasi tidak lantas membuat pecinta musik Tanah Air meninggalkan alat pemutar musik retro seperti kaset pita atau tape. Kondisi ini terlihat dari banyaknya orang dari berbagai kalangan yang masih mengunjungi toko kaset.
Salah seorang pedagang kaset di toko Storage Vintage, Blok M Square, Adel, mengatakan masih ada yang mendengarkan musik dari kaset, meski sekarang sudah banyak compact disc (CD) hingga platform streaming digital.

Ilustrasi.

Ia menyebut para pembeli ada datang dari berbagai kalangan seperti pelajar SMP-SMA, orang tua, hingga kolektor. Dalam hal ini menurutnya para pembeli generasi muda seperti pelajar datang karena terpengaruh media sosial.

“Ada banyak yang cari, bahkan pelajar gitu, anak SMP-SMA, terus orang-orang yang lumayan tua suka cari untuk nostalgia. (Kalau kolektor kaset itu ada?) kalau kolektor pasti ada lah,” ucapnya saat ditemui detikcom, Jumat (2/8/2024).

“(Anak SMP-SMA ini cari kaset karena apa?Kan mereka mungkin belum lahir saat orang masih pakai kaset ini?) Banyak juga yang mungkin lihat di TikTok gitu dengar lagu pakai kaset gitu kan, awalnya ikutan, penasaran, ujung-ujungnya suka,” papar Adel.

Lebih lanjut, Adel menjelaskan ada perbedaan gaya membeli dari berbagai kalangan ini. Misalkan saja untuk pembeli dari kalangan pelajar yang masih meraba-raba musik apa yang disenanginya, tapi sedikit irit dalam berbelanja.

“Kalau yang masih SMP-SMA kan kadang mereka masih meraba-raba tuh selera musiknya gimana. Jadi kadang hari ini belinya pop, besok jazz lawas, besoknya lagi metal. Kadang mereka nanya juga mana yang enak, terus didengerin, suka, beli. Tapi kadang belinya nggak langsung. ‘besok ya om belinya, pelajar nih’,” katanya.

“Kalau yang sudah tua-tua gitu kan biasanya sudah tahu mau cari lagu apa, ‘wah ini lagu saya pas masih zaman pacaran nih’ gitu. Lagian mereka biasanya selera musiknya sudah pakem kan, atau memang fans penyanyi lama, ya yang dicari sekitar itu-itu saja paling. Kalau kita nggak ada ya dia pindah ke toko lain, nggak nanya-nanya yang lain,” papar Adel.

Kemudian ada juga dari kalangan kolektor yang biasanya lebih loyal untuk membeli. Selain itu khusus untuk kalangan ini, Adel mengaku bisa menaikkan harga jual sedikit lebih mahal karena mereka tahu nilai dari rekaman musik jadul ini.

“Kalau kolektor itu malah album yang sama tapi beda terbitan pasti dibeli. Misal terbitan pertama ada typo di (cover kaset), terus di keluaran berikutnya sudah dibenerin, itu masih dibeli, malah kadang dicari yang salah-salah gitu,” ucapnya.

“Kadang album yang sama beda gambar foto (penyanyi) masih dibeli juga. Album sama beda tahun keluar dibeli juga. Makanya mereka biasanya satu album ada 7-8 kaset. Jadi kalau ke kolektor ini bisa lah harganya naik sedikit,” jelas Adel lagi.

Namun karena jumlah peminat dari berbagai kalangan inilah Adel percaya kaset pita dagangannya tak lekang oleh waktu. Terlebih mengingat saat ini cukup banyak pembeli dari kalangan pelajar.

“(Penikmat kaset pita) tak lekang oleh waktu lah, aman. Apalagi ada yang anak SMP-SMA tadi kan, jadi ada regenerasi lah,” katanya.

Pengalaman tak jauh berbeda dialami penjual kaset lain dari toko Kedai Musik bernama Andri. Bahkan ia mengaku sering menerima pelanggan yang masih mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD).
“Sekarang anak SD sudah mulai lagi (dengar lagu dari kaset), sampai yang berumur lah, yang sudah tua,” kata Andri.

“(Anak SD ini tahu kaset musik dari mana?) nggak tahu ya. Mungkin karena lihat di medsos ya, dari situ mungkin mereka jadi tertarik. Akhirnya dari FOMO jadi suka beneran,” ucapnya lagi.

Secara khusus, anak-anak SD ini biasanya datang dengan ditemani orangtua mereka. Sebab secara finansial kebanyakan anak-anak ini belum bisa membeli kaset pita dengan uang jajan mereka yang sangat terbatas.

“Yang nganterin ibunya, sekalian ngenalin juga ‘ini penyanyi di era-nya ibu’ gitu-gitu,” terang Andri.

Secara khusus, anak-anak SD ini biasanya datang dengan ditemani orangtua mereka. Sebab secara finansial kebanyakan anak-anak ini belum bisa membeli kaset pita dengan uang jajan mereka yang sangat terbatas.

“Yang nganterin ibunya, sekalian ngenalin juga ‘ini penyanyi di era-nya ibu’ gitu-gitu,” terang Andri. dtk

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

jconnect
- Advertisment -

Terbaru