Akulturasi Budaya dalam Sajian Empal Gentong
Cirebon, Nawacita – Makan empal gentong di Cirebon sudah bisa dinikmati di kota-kota besar Indonesia. Mencicipi empal gentong langsung di Cirebon memberikan pengalaman yang berbeda.
Empal gentong bukan kuliner asli Cirebon, meskipun warna kuahnya mirip soto. Empal adalah daging dipotong pipih, direbus, dibumbui, dan digoreng. Empal gentong merupakan hasil perpaduan budaya Jawa, Arab, India, dan Cina.
Kuah gulai merupakan hasil akulturasi budaya masakan Arab dan India, sedangkan penggunaan jeroan adalah bahan makanan khas Tionghoa. Citarasa khas Nusantara lewat bumbu dan rempah.
Dahulu empal gentong diolah menggunakan daging kerbau. Penggunaan kerbau untuk sajian empal dilakukan untuk menghormati mayoritas warga masyarakat yang waktu itu memeluk agama Hindu.
Tertarik mencicipi empal gentong? Anda bisa mampir ke Jalan Slamet Riyadi atau Jalan Haji Apud untuk mencicipi sajian empal gentong yang legendaris ini. Cukup banyak warung empal gentong yang bisa Anda jumpai. Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam, semangkuk empal gentong dengan nasi atau lontong sangat cocok untuk mengisi perut seusai berjalan-jalan.
IK