Dampak Boikot: Penjualan Unilever di Indonesia Turun Drastis!
LONDON, Nawacita — Unilever Inggris mengatakan pada hari Kamis (8/2/2024), bahwa pertumbuhan penjualan kuartal keempat di Asia Tenggara telah mengalami kemerosotan akibat seruan boikot anti-Israel.
Pembuat sabun Dove, Knorr stock cubes dan es krim Ben&Berry adalah salah satu dari beberapa merek Barat yang telah terdampak dari aksi kampanye boikot terhadap mereka, terutama di negara-negara dengan populasi Muslim yang besar. Banyak dari masyarakat muslim yang tak gentar untuk terus menyerukan dan melanjutkan aksi boikot mereka terhadap produk-produk yang diduga pro-Israel.
McDonald’s minggu ini membukukan kesalahan penjualan kuartalan pertamanya dalam hampir empat tahun, sebagian karena serangan Israel terhadap Palestina di Jalur Gaza dan pendudukan Tepi Barat. Perusahaan mengatakan bahwa situasi tersebut telah berdampak secara signifikan pada kinerja di beberapa pasar luar negeri.
“Di Indonesia, rumah bagi lebih dari 200 juta Muslim, penjualan kuartal keempat Unilever turun dua digit,” kata perusahaan itu. “Sejak itu ada beberapa peningkatan pada pelanggan dan penyerapan konsumen di bulan Januari,” tambahnya dilansir dari Middle East Monitor, Kamis (8/2/2024).
CEO Unilever Hein Schumacher mengatakan perusahaan sebaliknya tidak melihat dampak material terhadap rantai pasokan, sebagai akibat dari masalah Israel-Palestina dan serangan terkait pada kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah.
“Ada beberapa gangguan kecil jelas untuk beberapa bahan utama dan pengiriman dan sebagainya, jadi ada beberapa penundaan tetapi saya tidak akan menyebut materi,” kata Schumacher.
Baca Juga: Unilever Tarik Produk Dry Shampoo Dove Hingga TRESemme karena Bisa Picu Kanker
“Kami bekerja dengan pengirim dan operator besar dan saya sadar mereka mengambil rute yang lebih panjang.” Tambahnya.
Dia menunjukkan bahwa banyak produk dan bahan Unilever bersumber secara lokal dan regional ke tempat mereka dijual.
Dewan Ben & Jerry Unilever bulan lalu menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza. Merek tersebut mengumumkan pada Juli 2021 bahwa mereka akan menghentikan penjualan di Tepi Barat yang diduduki Israel dan sebagian Yerusalem Timur, mengatakan bahwa menjual es krim di wilayah Palestina yang diduduki “tidak konsisten dengan nilai-nilai kami.” rpblk