Harga Beras Melejit, Segini Harganya di Pasar dan Agen Beras Surabaya
Surabaya, Nawacita – Lonjakan harga beras sejak dua pekan terakhir belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Padahal, sebagai bahan pokok sehari-hari, beras merupakan komoditas pangan utama di Indonesia.
Hingga kini, harga beras termurah di pasar tradisional Surabaya masih di angka Rp 13.000 per kilogramnya. “Beras paling murah Rp 13.000 per kg, medium harganya Rp 14.000 per kg, dan yang paling mahal sekisar Rp 15.000 per kg,” ujar Nurul, pedagang beras ecer di pasar tradisional Semolowaru Kota Surabaya, Minggu (10/9/2023).
Nurul menuturkan kenaikan harga beras ini tidak secara drastis, melainkan bertahap. “Beras naiknya bertahap. Kalau perkilonya ya kadang naik 100 perak sampai 500 perak. Pernah kapan hari dalam satu minggu, beras naik sebanyak dua kali,” tutur Nurul.
Pedagang beras eceran ini juga menuturkan banyak pelanggannya yang mulai mencari beras mekar. “Orang-orang sekarang pada cari beras mekar. Kalau beras premium kan jadinya pulen. Jadi nasinya sedikit, kalau mekar kan nasinya jadi banyak. Tetapi dari segi kualitas dan rasa juga beda,” ujarnya.
Sementara itu, pedagang lainnya, Dewi juga membenarkan kenaikan beras seperti halnya Nurul. “Naiknya memang bertahap sejak dua minggu lalu. Dulu, harga Rp 13.500 per kg itu sudah dapat beras dengan kualitas premium. Sekarang malah harga segitu untuk kualitas beras medium yang paling murah,” ujar pedagang sembako di pasar tradisional Semolowaru.
Penurunan omzet penjualan beras dialami Dewi hingga tembus 50% setiap harinya. “Biasanya saya kulakan 2 ton, 1 ton itu belum satu minggu sudah habis. Sekarang saya 2 ton buat satu sampai dua minggu. Saya yang biasanya satu hari bisa jual hingga 10 sak (250 kg) sekaran hanya paling banyak ya 5 sak (125 kg),” tuturnya saat ditemui di pasar tradisional Semolowaru.

Pedagang beras di pasar mengaku mendapat keluhan dari pembeli terutama dari kalangan bawah. “Banyak yang ngeluh mahal, karena kan naik perkilo hampir seribu. Tetapi kan ya kasihan kalau terlalu mahal. Sama yang jual-jual nasi itu loh,” ucap Dewi. Menurut mereka, pemerintah sudah melakukan pendataan terkait bantuan beras. “Sudah didata dua minggu lalu oleh pengurus pasar. Katanya akan ada beras bulog, tapi sampai sekarang belum juga turun,” tandas Dewi pada Sabtu, 9 September 2023.
Kendati demikian, kenaikan harga beras juga terjadi pada tingkat agen. “Beras paling murah dari Kediri itu harga per 25 kg Rp 307.500, itu pun beras broken, beras campur kualitas rendah. Sedangkan Harga beras premium per 25 kg dari desa itu Rp 337.500, itu belum termasuk ongkos kuli dan biaya transportasi,” tutur Mur, Agen Beras di daerah Wonocolo Surabaya.
Persedian Padi di Nganjuk Turun
Akibatnya, beras premium kini menjadi kurang diminati. Mereka mulai beralih dari yang biasanya beli beras untuk kualitas yang bagus. “Sekarang yang dicari itu beras-beras dengan kualitas bawah,” tutur Mur. Pemilik agen beras ini juga mengaku operasional usahanya terganggu imbas dari kenaikan harga beras. “Harga beras yang tidak karuan begini berdampak sekali di urusan modal. Kita harus menambah modal sedangkan keuntungan kita tetap. Biaya operasional juga membengkak,” tandasnya.
Menurut Mur, kenaikan harga beras ini dipicu oleh minimnya kesediaan padi akibat musim kemarau berkepanjangan. Hal itu dibenarkan oleh Rini. “Sekarang lagi musim paceklik. Barang langka, maksudnya persediaan padi sedang menurun karena sebagian petani tidak menanam padi,” ujar petani padi Nganjuk ini.
Rini juga menuturkan sebagian petani di desa beralih menanam tanaman palawija. “Saya sekarang tanam kacang tanah, sebagian ditanami kacang panjang. Kalau tetangga banyak yang nanam jagung,” pungkasnya.
Mur berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk mengatasi permasalahan ini. “Semoga pemerintah bisa menstabilkan harga beras ini. Kasihan dengan warga yang ekonominya di bawah,” harapnya. Novia