Heboh Ponpes Al-Zaytun Indramayu, Dari Mazhab Bung Karno Hingga Nyanyikan Salam Yahudi

Heboh Ponpes Al-Zaytun Indramayu
Heboh Ponpes Al-Zaytun Indramayu, Dari Mazhab Bung Karno Hingga Nyanyikan Salam Yahudi
top banner

Heboh Ponpes Al-Zaytun Indramayu, Mencampur Jemaah Laki-laki dan Wanita dalam Shalat Hingga Adzan Nyeleneh

JAKARTA, Nawacita – Heboh Ponpes Al-Zaytun Indramayu, Berikut daftar kontroversi Pondok Pesantren Al-Zaytun Ma’had Indramayu, Jawa Barat yang menjadi sorotan publik. Mulai dari mencampur jemaah perempuan dan laki-laki saat shalat hingga menyanyikan salam kristen.

Ponpes Al-Zaytun menjadi perbincangan publik setelah diketahui pada saat ibadah Shalat Idulfitri 1444 H mencampurkan jemaah wanita dan lelaki dalam satu shaf shalat hingga viral di media sosial.

Belakangan Ponpes Al-Zaytun kembali menuai kontroversi setelah kembali viral di media sosial dimana salah satu pimpinan Ponpes Al-Zaytun terlihat mengajak para santri untuk menyanyikan ‘Salam Kristen’. Kontroversi-kontroversi di Ponpes Al-zaytun itupun akhirnya menarik perhatian dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Indramayu dan juga Jawa Barat.

Berikut ini sederet kontroversi yang terjadi di Ponpes Al-Zaytun yang viral di media sosial hingga mendapat kecaman publik karena dinilai tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.

1. Mencampur Jemaah Laki-laki dan Wanita dalam Shalat Idul fitri

Selain jamaah dibuat berjarak, juga ada jamaah perempuan di posisi paling depan di antara laki-laki. Dalam unggahan tersebut disertakan caption, kegiatan perayaan Id Al Fithri di Masjid Rahmatan Lil Alamin Al-zaytun-Indonesia. Terkait kontroversi tersebut, pihak Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Indramayu telah menerima penjelasan dari pimpinan Mahad Al-Zaytun Indramayu, terkait pelaksanaan salat Idulfitri 1444 H yang viral di media sosial.

Perwakilan dari Kemenag menjelaskan kalau pihak Ponpes Al-Zaytun mengambil dasar hukum dari Alquran Surat Al Mujadalah ayat 11.

Yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,” Berilah kelapangan didalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu”

Selain itu, disampaikan pula bahwa Islam tidak melarang pelaksanaan shalat berjarak. Malah dianjurkan memberikan ruang kepada orang agar jangan terlalu berdesak-desakan.

2. Adzan Nyeleneh

Tak lama berselang setelah kontroversi bercampurnya jemaah perempuan dan laki-laki saat Shalat Idulfitri 1444 H kemarin, Ponpes Al-Zaytun kembali menuai kontroversi setelah kembali beredar sebuah video yang viral yang memperlihatkan gaya adzan Sholat Jumat yang berbeda dari biasanya. Video berdurasi kurang dari satu menit yang diunggah oleh akun Instagram @say.viideo itu memperlihatkan seorang muadzin yang mengumandangkan adzan Sholat Jumat lain dari biasanya.

Dalam video tersebut muadzin yang memakai jas lengkap dengan dasi berwarna biru, sepatu serta peci berwarna hitam nampak seperti jemaah Ponpes Al Zaytun. Pada setiap lantunan adzan yang dikumandangkan tersebut selalu diikuti dengan gerakan tangan yang berbeda dari biasanya. Terlihat juga para santri juga mengikuti lantunan adzan tersebut dan disertai dengan shaf sholat yang memiliki jarak antar jamaahnya.

Bukan hanya itu, sang muadzin melantunkan adzan dengan menghadap para santri, bukan ke arah kiblat sebagaimana yang dilakukan oleh umat Islam kebanyakan. Namun, tidak dijelaskan lebih lengkap soal kapan peristiwa adzan “nyeleneh” tersebut.

Baca Juga: Heboh Aliran Sesat Bab Kesucian Di Gowa: Pengikut Dilarang Salat, Haramkan Daging Ikan Dan Susu

3. Nyanyikan Salam Yahudi

Baru-baru ini Ponpes Al-Zaytun kembali menjadi perbincangan di masyarakat setelah kembali beredar sebuah video yang viral di media sosial menunjukkan pemimpin Ponpes Al-Zaytun memimpin ucapan ‘Salam Yahudi’ lengkap dengan nyanyiannya.

Diunggah oleh akun Instagram @say.kocak pada Minggu (7/5/2023) menunjukkan pimpinan Ponpes Al-Zaytun yakni Panji Gumilang mengajak para santri untuk menyanyikan ‘Salam Yahudi’ yang merupakan ucapan salam untuk umat Kristiani.

Heboh Ponpes Al-Zaytun Indramayu
Heboh Ponpes Al-Zaytun Indramayu, Mencampur Jemaah Laki-laki dan Wanita dalam Shalat Hingga Adzan Nyeleneh.

“Saya mengajak saudara-saudara untuk mengucapkan salam yang tidak Assalamualaikum saja, sambil kita bernyanyi, saya kira yang hadir walaupun tidak pandai, tapi bisa bernyanyi. Kita ucapkan kepada sahabat kita “havenu shalom aleichem”, dalam bentuk bernyanyi. Silahkan berdiri, karena ini satu suro,” ujar Panji Gumilang dalam video yang diunggah Instagram @say.kocak, yang dikutip Selasa (9/5/2023).

Pada acara tersebut diketahui dihadiri juga oleh mantan Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim yang ikut berdiri terlihat bingung menyaksikan Pandji Gumilang, memandu acara salam Yahudi tersebut. Mendapatkan narasi seperti itu, Lucky Hakim yang saat ini sudah menjadi mantan Wakil Bupati Indramayu memberikan komentar di kolom unggahan akun tersebut.

“Itu tahun lalu waktu saya masih jadi kepala daerah di Indramayu dan diundang sebagai kepala daerah. Di dalam pesantren ada tanah garapan pertanian modern dan peternakan modern. Selebihnya saya tidak terlalu mendalami kurikulum dan apapun tentang teknis pengajaran. Jadi mungkin bisa ditanyakan langsung ke pihak al zaitun bila mana ada yang mau tahu tentang metode dan ajarannya,” tulis Lucky Hakim.

Hingga kini belum ada klarifikasi dari pihak Ponpes Al-Zaytun terkait dengan ajakan menyanyikan ‘Salam Yahudi’ yang dipimpin langsung oleh pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Pandji Gumilang.

Melihat kembali viralnya ponpes Al-Zaytun soal ‘Shalom Aleichem’ yang merupakan ciri khas salam kaum nasrani, warganet pun mengecam tindakan Pandji Gumilang. bahkan, tak sedikit warganet yang mengatakan jika apa yang dilakukannya tak pantas.

4. Syahadat versi Al Zaytun

Ponpes Al Zaytun syahadat dan rukun Islam nya pun sudah ada yang dirubah, Jika lazimnya syahadat adalah ‘Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah’, namun di Ponpes Al Zaytun Indramayu tidak demikian. Lantas, apa tambahan yang dimaksud?

Tambahannya, adalah tidak ada negara kecuali negara Islam. Dan barangsiapa yang bernegara kecuali negara Islam, maka kafir. Itulah tambahan syahadat yang diciptakan di Ponpes Al Zaytun Indramayu.

5. Mazhab Bung Karno

Pendiri Ponpes Al Zaytun yang terletak di Indramayu, Jawa Barat itu, Panji Gumilang mengatakan praktik tersebut bermazhab kepada Presiden Pertama RI Sukarno atau Bung Karno. Menurutnya, jemaah perempuan dibebaskan untuk mengambil saf depan di belakang imam salat. Sehingga hal tersebut tergantung kepada mereka salat di barisan mana. Lantas apa itu Mazhab Bung Karno?

Heboh Ponpes Al-Zaytun Indramayu
Heboh Ponpes Al-Zaytun Indramayu, Dari Mazhab Bung Karno Hingga Nyanyikan Salam Yahudi.

Menurut Panji Gumilang, ajaran itu didapat dari membaca buku Bung Karno yakni Di Bawah Bendera Revolusi. Dalam buku tersebut terdapat kisah Bung Karno memprotes penerapan tabir atau penutup antara jemaah laki-laki dan perempuan oleh Muhammadiyah, ormas yang diikuti olehnya. Bung Karno memandang tabir sebagai praktik perbudakan sehingga harus dihapuskan.

Baca Juga: Pengertian 4 Madzab Dalam Islam, Sejarah serta Karakteristiknya

Menurut Panji, Bung Karno sempat mengancam akan keluar dari Muhammadiyah jika terus menerapkan penggunaan tabir sebagai penghalang. Protes itu Bung Karno sampaikan saat Kongres Muhammadiyah ke-28 di Medan dalam sebuah tulisan. “Saat kongres ke-28 di Medan, (Bung Karno) menulis tentang itu. Akhirnya menjadi ketetapan bahwa tabir tak harus dijalankan, baik itu pertemuan atau di salat,” kata Panji.

Tak hanya menerapkan aturan perempuan bisa berdampingan dengan lelaki saat salat, dan bahkan terkadang berada di saf depan, Panji mengatakan ponpesnya akan menampilkan perempuan untuk menjadi khatib pada salat Jumat. Panji bahkan menceritakan percakapan imajinernya dengan Bung Karno terkait aturan itu. Dalam percakapannya, dia mengaku ditegur Bung Karno karena mengambil langkah tersebut.

Panji pun menjawab, “Bung mengatakan agama itu adalah rasional. Siapa yang tidak rasional bukan beragama. Bung ingat bahwa Bung mengucapkan merdeka. Aku tambah merdeka ruh, merdeka pikir,” kata Panji.

Sementara itu, dikutip dari Antara, Sekretaris Eksekutif Said Aqil Sirodj (SAS) Institute Abi Rekso mengimbau masyarakat muslim untuk tidak mudah terhasut dengan isu-isu terkait syariat Islam mazhab Bung Karno. Bagi Abi Rekso, kesan kontroversi itu sengaja diciptakan dengan menggunakan pendekatan intelijen politik tertentu.

“Dengan menyatakan bahwa aturan saf salat dicampur mengacu pada mazhab Bung Karno, ini juga keliru, bahkan cenderung sesat,” kata Abi dalam keterangannya, Selasa, 2 Mei 2023.

Terkait pernyataan Panji Gumilang soal mazhab Bung Karno, Abi menegaskan hal itu perlu diluruskan. Pasalnya bisa menjadi hal sensitif bagi kaum muslimin di Tanah Air. Menurut Abi, Bung Karno dalam ‘Di Bawah Bendera Revolusi’ tidak pernah membahas terkait tata cara dan syariat salat. Selain itu, Islam hanya mengenal empat mazhab yaitu Imam Hanafi, Imam Syafi’i, Imam Maliki, dan Imam Hambali.

“Jadi, tidak ada itu syariat Islam mazhab Bung Karno, itu pernyataan sesat. Pernyataan Saudara Panji ini berpotensi menghasut umat Islam di Indonesia,” kata Abi Rekso.

tvotponws.

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here