Mengenal Penyakit Rabies: Penyebab, Gejala serta Pengobatannya

Mengenal Penyakit Rabies
Mengenal Penyakit Rabies: Penyebab, Gejala serta Pengobatannya
top banner

Mengenal Penyakit Rabies: Pencegahan, Pertolongan Pertama dan Penyebabnya

JAKARTA, Nawacita – Mengenal Penyakit Rabies, Rabies adalah infeksi virus pada otak dan sistem saraf. Virus penyebab rabies umumnya menular ke manusia melalui gigitan hewan. Jika tidak cepat ditangani, rabies dapat menyebabkan kematian.

Di Indonesia, rabies atau yang dikenal dengan “penyakit anjing gila” masih menjadi salah satu masalah yang mengancam kesehatan masyarakat. Meskipun demikian, penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi pada hewan peliharaan.

Penyebab Rabies

Infeksi rabies ditularkan oleh virus. Dalam kasus yang jarang terjadi, virus masuk ke dalam tubuh ketika air liur hewan terinfeksi masuk ke luka terbuka atau selaput lendir.

Berikut beberapa jenis hewan penyebab rabies:

  • Kucing.
  • Sapi.
  • Anjing.
  • Musang.
  • Kambing.
  • Kuda.
  • Hewan liar.
  • Kelelawar.
  • Berang-berang.
  • Coyote.
  • Rubah.
  • Monyet.
  • Rakun.
  • Sigung.

Faktor Risiko Rabies

Beberapa faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko rabies:

  • Bepergian atau tinggal di negara berkembang.
  • Bersentuhan dengan hewan liar yang mengidap rabies. Ini termasuk kelelawar dalam goa.
  • Bekerja sebagai dokter hewan.
  • Bekerja di laboratorium dengan virus rabies.
  • Memiliki luka terbuka pada kulit.
  • Menerima transplantasi organ dari orang yang terinfeksi.

Gejala Rabies

Gejala rabies muncul 3 hingga 12 minggu setelah kontak langsung dengan hewan terinfeksi. Gejala pertama meliputi:

  • Peningkatan suhu tubuh.
  • Sakit kepala.
  • Merasa tidak enak badan.
  • Rasa tidak nyaman di lokasi gigitan.

Gejala lain kemudian muncul dalam beberapa hari kemudian. Ini meliputi:

  • Kebingungan atau perilaku agresif.
  • Melihat atau mendengar sesuatu yang tidak nyata (halusinasi).
  • Mulut memproduksi banyak air liur.
  • Kejang otot.
  • Kesulitan menelan dan bernapas.
  • Ketidakmampuan untuk bergerak (lumpuh).

Baca Juga: Mengenal Penyakit Lupus: Gejala, Penyebab serta Pengobatannya

Diagnosis Rabies

Sampai saat ini belum ada pemeriksaan yang dapat mendiagnosis virus rabies. Penyakit baru bisa terdeteksi setelah pengidap mengalami gejala. Setelah gejala muncul, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan pada pengidap. Ini termasuk bekas gigitan, cakaran atau luka terbuka.

Mengenal Penyakit Rabies
Mengenal Penyakit Rabies: Pencegahan, Pertolongan Pertama dan Penyebabnya.

Pemeriksaan dapat mengetahui seberapa besar risiko infeksi rabies pada pengidap. Ini kategori luka dari intensitas keparahannya:

  • Rendah. Berupa jilatan atau sentuhan di kulit.
  • Sedang. Berupa gigitan atau cakaran yang tidak menyebabkan perdarahan.
  • Tinggi. Berupa gigitan, jilatan atau cakaran pada area luka terbuka, mata atau mulut dan menyebabkan perdarahan.

Setelah terdeteksi, dokter akan melanjutkan pemeriksaan dengan prosedur ini:

  • Tes antibodi. Ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekebalan tubuh untuk melawan virus.
  • CT scan atau MRI. ini bertujuan untuk mendeteksi peradangan pada otak akibat virus.
  • Biopsi. Ini bertujuan untuk mendeteksi protein virus dari sampel jaringan luka.
  • Kultur virus rabies atau PCR. ini bertujuan untuk mendeteksi adanya air liur hewan pada luka pengidap.

Prosedur diagnosis juga dilakukan pada hewan. Dokter hewan akan mengamati selama 10 hari untuk melihat tanda rabies. Ada atau tidaknya gejala rabies pada hewan, dokter akan menyuntikkan vaksin untuk meminimalisir risiko infeksi.

Pengobatan Rabies

Langkah awal pengobatan dilakukan dengan mencuci bekas gigitan dan cakaran hewan selama 15 menit. Ini dapat dilakukan dengan air dan sabun. Pemberian vaksin rabies juga diperlukan guna mencegah munculnya gejala.

Sejauh ini belum ada pengobatan efektif yang dapat dilakukan untuk mengatasi rabies. Saat gejala sudah berkembang, kematian menjadi risiko paling parah yang dialami oleh sebagian besar pengidap.

Komplikasi Rabies

Beberapa komplikasi rabies yang dialami oleh pengidap termasuk:

  • Distonia yaitu kontraksi otot yang tidak disengaja.
  • Balismus yaitu gerakan tubuh yang tidak disengaja.
  • Koreoatetosis yaitu gerakan tidak terkendali berupa hentakan.
  • Gangguan motorik halus.
  • Gangguan pola berjalan.
  • Gangguan komunikasi verbal dan nonverbal.
  • Perubahan kekuatan motorik pada lengan dan tungkai.

Pencegahan Rabies

Lakukan cara ini untuk mencegah paparan virus rabies.

  • Vaksinasi hewan peliharaan.
  • Hindari kontak hewan peliharaan dengan hewan liar.
  • Jangan melakukan kontak hewan liar.
  • Dapatkan vaksin rabies.

Pertolongan Pertama Rabies

Jika Anda baru saja digigit hewan yang diduga terinfeksi virus rabies, lakukan hal-hal berikut sebagai langkah pertolongan pertama:

  • Bila mengalami perdarahan aktif, tekan bagian yang terluka dengan kain bersih atau kain kasa untuk menghentikan perdarahan
  • Cuci luka gigitan atau cakaran menggunakan air dan sabun, selama 10–15 menit.
  • Setelah itu, oleskan alkohol 70% atau cairan antiseptik yang mengandung povidone iodine ke luka tersebut.
  • Segera ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

Setelah sampai di rumah sakit, dokter akan membersihkan luka gigitan atau cakaran, kemudian memberikan serum dan vaksin rabies. Tujuannya adalah untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus rabies sehingga infeksi dan peradangan pada otak dapat dicegah.

Akan tetapi, virus rabies yang telah menginfeksi otak akan lebih sulit ditangani, karena belum diketahui metode yang benar-benar efektif untuk mengatasinya.

aldonws.

 

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here