JAKARTA, Nawacita – Pada 3 Juni 1839, perang antara Inggris dan China yang disebut sebagai Perang Opium I meletus. Peristiwa itu merupakan salah satu dari sekian banyak peristiwa bersejarah yang layak dikenang pada hari ke-154—hari ke-155 dalam tahun kabisat—sesuai sistem Kalender Gregorian, 3 Juni.
Selain Perang Opium I, masih banyak peristiwa bersejarah lain yang terjadi pada 3 Juni.Berikut sejumlah peristiwa bersejarah, selain Perang Opium I, pada 3 Juni yang dihimpun dari Brainyhistory.com, Thepeoplehistory.com, dan Wikipedia.org, dalam Hari Ini Dalam Sejarah, 3 Juni:
713
Kaisar Byzantium, Philippicus, digulingkan dan diasingkan oleh tentara pemberontak dari kawasan Thrace, dekat Turki. Selain diturunkan dari tahtanya dan diasingkan, Philippicus juga dibuat buta. Ia kemudian digantikan sekretarisnya, Artemius, yang kemudian menyandang nama Anastasius II.
1621
Perusahaan Perdagangan Hindia Barat Belanda diberikan hak untuk memonopoli sebagian tanah Amerika yang lantas disebut sebagai New Netherland. Kini, kawasan New Netherland menjadi bagian dari New York, New Jersey, Delaware, dan Connecticut di Amerika Serikat (AS).
1839
Kaisar Dinasti Qing di China, Lin Zexu, memberikan perintah kepada pasukannya untuk menghancurkan opium atau candu yang dikirim Inggris untuk dijual di China. Lin Zexu tak ingin Inggris memonopoli perdagangan di kawasan yang ia kuasai. Peristiwa itu kemudian memicu terjadinya Perang Opium I antara Inggris dan China.
Baca Juga: 2 Juni Sejarah Dunia: Runtuhnya Kekhalifahan Cordoba Hingga Elizabeth II Jadi Ratu Inggris
1940
Pasukan Jerman mulai membombardir Kota Paris, Prancis. Sebagian besar warga sipil dan anak-anak sekolahan menjadi korban dari peristiwa tersebut. Pengeboman itu bertujuan agar Prancis tetap tunduk terhadap Jerman.
1942
Pasukan Jepang mengebom Pulau Unalaska di Alaska, Amerika Serikat (AS) dan memulai Operasi Kepulauan Aleutian. Operasi yang bertujuan untuk merebut Kepulauan Aleutian di kawasan Alaska dari tangan AS itu berlangsung hingga 15 Agustus 1943 dan berakhir dengan kekalahan Jepang dari AS.
1943
Pasukan Uni Soviet menembak jatuh 162 pesawat tempur milik Jerman yang menyerang Kota Kursk, Rusia. Jerman menggunakan sedikitnya 500 pesawat tempur untuk melancarkan serangan selama 10 jam ke Kota Kursk. Peristiwa itu memicu Pertempuran Kursk yang dimenangi Uni Soviet.
1947
TNI diresmikan Presiden Soekarno, Negara Indonesia pada awal berdirinya sama sekali tidak mempunyai kesatuan tentara. Badan Keamanan Rakyat yang dibentuk dalam sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945 dan diumumkan oleh Presiden pada tanggal 23 Agustus 1945 bukanlah tentara sebagai suatu organisasi kemiliteran yang resmi.
BKR baik di pusat maupun di daerah berada di bawah wewenang Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan KNI Daerah dan tidak berada di bawah perintah presiden sebagai panglima tertinggi angkatan perang. BKR juga tidak berada di bawah koordinasi Menteri Pertahanan. BKR hanya disiapkan untuk memelihara keamanan setempat agar tidak menimbulkan kesan bahwa Indonesia menyiapkan diri untuk memulai peperangan menghadapi Sekutu.
Akhirnya, melalui Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, BKR diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada tanggal 7 Januari 1946, Tentara Keamanan Rakyat berganti nama menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Kemudian pada 26 Januari 1946, diubah lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Sejak 1959, tanggal 5 Oktober ditetapkan sebagai Hari Angkatan Perang, yang saat ini disebut sebagai Hari Tentara Nasional Indonesia, yaitu hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa kelahiran angkatan bersenjata Indonesia.
Karena saat itu di Indonesia terdapat barisan-barisan bersenjata lainnya di samping Tentara Republik Indonesia, maka pada tanggal 15 Mei 1947, Presiden Soekarno mengeluarkan keputusan untuk mempersatukan Tentara Republik Indonesia dengan barisan-barisan bersenjata tersebut menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Penyatuan itu terjadi dan diresmikan pada tanggal 3 Juni 1947.
1989
Protes Lapangan Tiananmen 1989 (atau Insiden 6/4 atau Pembantaian Lapangan Tiananmen) adalah sebuah rangkaian demonstrasi yang dipimpin mahasiswa diadakan di Lapangan Tiananmen di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, antara 15 April dan 4 Juni 1989. Protes ini ditujukan terhadap ketidakstabilan ekonomi dan korupsi politik yang kemudian merembet menjadi demonstrasi pro-demokrasi yang memang merupakan suatu yang belum lazim di Tiongkok yang otoriter. Lebih dari 3.000 orang meninggal sebagai akibat tindakan dari pasukan bersenjata.
1989
Ayatollah Khomeini meninggal dunia, Sayyid Ayatollah Ruhollah Khomeini (lahir di Khomeini, Provinsi Markazi, 24 September 1902 – meninggal di Tehran, Iran, 3 Juni 1989 pada umur 86 tahun) ialah tokoh Revolusi Iran dan merupakan Pemimpin Agung Iran pertama.
Baca Juga: 4 Mei Sejarah Dunia: Perang Banjar Hingga Grammy Awards Pertama Digelar
1999
India dan Pakistan kembali berperang merebutkan wilayah distrik Kargil, Kashmir. Pihak India menuding tentara Pakistan telah melanggar wilayah perbatasan, sedangkan pihak Pakistan mengaku hanya ingin meredakan pemberontakan di Kargil. Setelah pertempuran usai, wilayah Kargil yang sebelumnya milik Pakistan justru berhasil dicaplok India.
2006
Montenegro menyatakan kemerdekaannya dan menjadi negara yang berdiri sendiri setelah sebelumnya merupakan bagian dari Uni Serbia-Montenegro. Dua hari berselang, Uni Serbia-Montenegro yang didirikan sejak 4 Februari 2003 dinyatakan bubar.
2009
New Hampshire menjadi negara bagian ke-6 di Amerika Serikat (AS) yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Gubernur New Hampshire, John Lynch, menandatangani undang-undang yang melegalkan pernikahan sesama jenis itu setelah mendapatkan dukungan dari warga.
soknws.