Joe Biden Jadi Presiden, Perang Amerika-China Diramal Makin Seru

Presiden China Xi Jinping dan Joe Biden.
Presiden China Xi Jinping dan Joe Biden.
top banner

JAKARTA, Nawacita – Ekonom Indef Tauhid Ahmad mengatakan terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden AS menggantikan Trump belum menjadi angin segar untuk Indonesia. Pemerintahan Biden akan lebih memilih kerja sama perdagangan secara regional daripada bilateral.

Salah satunya bakal kembali mengikuti Trans Pacific Partnership (TPP) yang dicetuskan pada kepemimpinan Obama. “Ruang bilateral akan menjadi lebih ketat antara Indonesia dan AS,” kata Tauhid di Jakarta, Senin (9/11/2020).

Meskipun memiliki pendekatan lebih diplomatis, tetapi Biden tetap akan mendorong perang dagang, bahkan dengan frekuensi tinggi. Kritik Biden terhadap Trump pada perjanjian phase one dengan China dianggap gagal dan tidak memberikan efek terhadap penurunan perdagangan dari China dan meningkatkan produksi dalam negeri.

Baca Juga: Inilah Dampak Hasil Pilpres AS Bagi Perekonomian Indonesia, Trump atau Biden?

“Biden akan menggunakan kekuatan sekutu untuk menerapkan perang dagang dengan China dan ekskalasi perang dagang akan meningkat,” katanya. Selain itu, akan terjadi investment diversion dari China karena secara global supply chain dengan China akan dikurangi serta masih belum pastinya kesepakatan trade war.

Baca Juga: Joe Biden: Ancaman Keamanan Terbesar Amerika Adalah Rusia

“Dalam kampanyenya, Biden mengutamakan produk yang dibuat dan dihasilkan oleh orang Amerika di Amerika, atau dikenal sebagai “Buy American”. Rencana ini akan digunakan sebagai program pemulihan pasca Covid-19 dengan investasi pengadaan sebesar USD 400 miliar yang berpusat pada produk buatan Amerika,” tandasnya.

sdnws.

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here