Kronologi Demo Penolakan TKA China Berujung Ricuh di Kendari

Kronologi Demo Penolakan TKA China Berujung Ricuh di Kendari.
Kronologi Demo Penolakan TKA China Berujung Ricuh di Kendari.
top banner

KENDARI, Nawacita Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh sejumlah massa di Kendari, Sulawesi Tenggara, dalam rangka menolak kedatangan 500 TKA China pada Selasa (23/6) berakhir ricuh. Aksi demo itu berlangsung hingga Rabu (24/6) dini hari.

Dilansir Antara, aksi itu dilakukan sejumlah massa di Simpang Empat Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan. Massa mulanya mencoba merangsek masuk ke bandara Haluoleo namun terhalang barikade polisi yang berjaga. Berikut rangkuman kronologi jalannya demonstrasi penolakan terhadap 500 TKA China di Sultra:
Selasa (23/6)
Sekitar Pukul 11.00 WIB
Sejumlah massa yang berasal dari berbagai lembaga melakukan aksi unjuk rasa di perbatasan Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Berdasarkan informasi yang dihimpun, sejumlah elemen massa yang melakukan aksi unjuk rasa yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Taman Pemuda, dan Mahasiswa Tolaki Sulawesi Tenggara.
Para koordinator melakukan orasi ilmiah secara bergantian. Mereka menyampaikan dengan tegas bahwa menolak kedatangan TKA China di Sulawesi Tenggara. Masa juga membakar ban di perempatan perbatasan kota itu. Meski begitu aksi terpantau lancar.
Pukul 15.00 WIB
Aksi demonstrasi mulai tidak kondusif. Bahkan akses jalan menuju Bandara Haluoleo terganggu akibat demo yang dilakukan sejumlah elemen massa. Mereka terus menyuarakan menolak kedatangan 500 TKA asal China di wilayah Sulawesi Tenggara.
Mereka juga menyampaikan rasa kekecewaannya kepada Gubernur Sultra dan Ketua DPRD Sultra yang telah mengizinkan para TKA masuk. Massa yang jumlahnya mencapai ratusan orang itu kemudian mencoba masuk ke Bandara Haluoleo. Namun mereka ditahan oleh anggota polisi yang berjaga.
Karena situasi semakin tidak kondusif, polisi kemudian menurunkan anjing pelacak untuk mengamankan aksi tersebut. Selain menyiapkan anjing pelacak, pihak kepolisian juga menyiapkan dua unit mobil water canon dan gas air mata untuk menghalau pengunjuk rasa masuk ke Bandara Haluoleo.
Pukul 20.40 WITA
Para TKA dari China akhirnya tiba di Bandara Haluoleo. Namun hanya 156 orang yang mendarat di sana. Ratusan TKA keluar dari terminal bandara dengan menggunakan masker dan membawa koper menuju minibus yang sudah disediakan.
Ratusan TKA itu juga tidak keluar secara bersamaan. Mereka langsung dikawal ketat seorang personel polisi dan dibawa dalam satu mobil yang bisa memuat enam orang TKA.
Ratusan massa masih berupaya untuk masuk ke dalam Bandara Haluoleo. Namun ditahan oleh polisi yang berjaga. Selain itu, suasana mulai tidak kondusif.
Diduga massa kecewa karena tidak menemukan TKA asal China yang melintas di Simpang Empat Desa Ambaipua yang merupakan titik aksi. Massa langsung melemparkan batu dan kayu ke arah polisi yang berjaga. Polisi kemudian menyemprot water canon pun hingga menembakkan gas air mata ke arah massa.
Rabu (24/6)
Pukul 00.40 WITA
Pihak kepolisian terus memperingatkan massa agar membubarkan diri, namun massa tetap bertahan dan tetap melemparkan batu dan kayu. Akhirnya, massa baru membubarkan diri sekitar pukul 00.50 WITA setelah berhasil mendesak mundur polisi.
Setelah itu polisi langsung membersihkan area lokasi dari berbagai sampah-sampah yang berserakan. Aksi pun bubar. Belum diketahui apakah masih ada massa yang berada di lokasi atau tidak.
kmprnws.

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here