SURABAYA, Nawacita – Dunia pertahanan dan keamanan maritim di Indonesia siap menyambut kedatangan kapal perang canggih yang diberi nama The Croc. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya segera merampungkan pembuatan The Croc, kapal perang canggih yang dapat berubah menjadi tiga mode sekaligus pada tahun ini.
Perancang kapal perang tersebut, Ir Wisnu Wardhana MSc PhD, menjelaskan, proses pembuatan kapal saat ini sudah mencapai 90%. Kapal yang dilengkapi dengan dua mesin 350 tenaga kuda tersebut memiliki ukuran cukup ramping, panjangnya 12 meter dan lebarnya hanya 3 meter.
Kapal yang mulai dirancang sejak 2011 ini dapat berubah menjadi tiga mode yakni kapal selam, kapal hydrofoil, dan kapal biasa pada umumnya. “Tentu hal tersebut sukses menjadi temuan baru pada dunia perkapalan internasional,” kata Wisnu, Rabu (19/2/2020).
Baca Juga: 24 Unit Pesawat F-16 C/D Resmi Perkuat Alutsista TNI AU
Dosen Teknik Kelautan ini melanjutkan, kapal hidrofoil sendiri merupakan kapal yang memiliki bagian seperti sayap yang dipasangkan pada penyangga di bawah lambung kapal. Ketika kapal meningkatkan kecepatannya, kapal hidrofoil dapat menimbulkan gaya angkat yang menjadikan lambungnya terangkat dan keluar dari air. “Sehingga kapal terlihat seperti melayang ke permukaan,” ujar dia.
Baca Juga: Inilah Alutsista Canggih TNI Dalam Menjaga Kedaulatan NKRI
Kapal ini terbuat dari aluminium, sehingga memiliki bobot yang cukup ringan supaya bisa melayang, sedangkan sayapnya sendiri terbuat dari baja karbon. Ketika digunakan sebagai kapal selam, air dimasukkan ke dalam kapal untuk menurunkan posisi kapal tersebut. “Kedalamannya pun bisa mencapai sepuluh meter,” ujar dia.
Ketika menyelam, kata Wisnu, kecepatan kapal ini bisa mencapai 15 knot. Sedangkan dalam mode hidrofoil, kecepatannya bisa mencapai 35 sampai 45 knot. Wisnu mengungkapkan bahwa kapal ini cocok digunakan sebagai kapal pengintai yang bisa dipakai untuk menangkap para pencuri ikan di perairan Indonesia.
Wisnu menambahkan, kapal pencuri ikan tidak akan mengetahui kedatangan dari kapal perang ini ketika dalam mode selam, sehingga pencuri ikat tersebut tidak akan kabur ketika The Croc ini datang. Dalam proses pembuatannya, Wisnu juga bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut (TNI-AL), Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), dan beberapa pihak lainnya.
sdnws.