Tips Mencegah Perbuatan Maksiat

0
580
Ilustrasi.
Ilustrasi.

SURABAYA, Nawacita PERBUATAN maksiat seperti zina, judi, meminum miras, merupakan tindakan yang melanggar ketentuan Allah. Maksiat tersebut bisa mempersulit urusan-urusan pelakunya, gelapnya hati-wajah-kuburannnya, dan terhalangnya dari ketaatan. Demikian dikatakan Alumni Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang, Silmi Adawiya, yang juga lulusan Unhasy dan Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta.

Ia juga menyampaikan bahwa dampak maksiat tidak hanya dirasakan pelakunya di di dunia, namun juga di akhirat. Ayat yang berkaitan dengan hal ini yaitu Surat an-Nisa ayat 14:

وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ

“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuanNya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.”

Baca Juga: Kota Madinah Al Munawwarah, Kota Suci Kedua Bagi Umat Islam

Nah, agar terhindar dari perbuatan maksiat, Silmi Adawiya memberikan tiga tips. Menurutnya,

Pertama, yang harus dimiliki adalah keinginan dari dirinya sendiri untuk tidak bersahabat dengan maksiat. Mengingat Allah ketika hendak melakukan maksiat membuat seseorang akan merasa bersalah untuk melakukannya.

Kedua, jika dengan mengingat Allah masih belum bisa menjadi benteng pertahanan untuk tidak melakukan maksiat, maka bayangkan kita sedang bersama dengan sosok orang saleh, sosok yang kita kagumi dan kita hormati. ‘Mungkin ketika bayangan dan pikiran kita terkoneksi dengan sosok orang tersebut, kita bisa mengurungkan niat untuk berbuat maksiat. Entah lantaran malu, takut atau hal lain yang tak diinginkan,” ucap Silmi seperti dilansir dari laman Tebuireng.

Ketiga, ingatlah orang-orang tersayang dan terdekat. Mereka pasti marah dan kecewa ketika mereka melihat kita melakukan sesuatu yang dilarang. “Harapannya adalah dengan ingatan tersebut kita bisa kembali sadar dan terhindar dari perbuatan maksiat yang akan dilakukan. Karena kita sayang mereka, tentunya kita tak mau mereka kecewa lantaran maksiat yang kita lakukan.” tuturnya.

“Jika memang tiga cara di atas belum juga bisa membuat kita tersadar dan menghindar dari maksiat, maka ketahuilah jika saat itu juga kita telah berubah menjadi binatang. Akal dan pikiran tak lagi berjalan. Yang ada hanyalah kepuasan,” tambah Silmi.

Baca Juga: Terbukti Bermanfaat, 9 Kebiasaan Nabi Muhammad SAW

Berbagai keterangan di atas dibahas oleh Syekh Mushtofa as-Sibâ’i dalam kitabnya Hâkadzâ ‘Allamtanî al-Hayât:

إذا همّت نفسك بالمعصية فذكرها بالله، فإذا لم ترجع فذكرها بأخلاق الرجال، فإذا لم ترجع فذكرها بالفضيحة إذا علم بها الناس، فإذا لم ترجع فاعلم أنك تلك الساعة قد انقلبت إلى حيوان.

“Apabila dirimu tergerak melakukan maksiat maka ingatlah Allah. Apabila rasa itu belum hilang juga maka ingatlah akhlak seseorang (yang mulia). Apabila belum hilang juga maka ingatlah dengan terungkapnya maksiat tersebut orang-orang mengetahuinya, apabila belum hilang juga maka ketahuilah saat itu juga engkau telah berubah menjadi binatang!”

oknws.

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here