Jakarta, Nawacita — PT Freeport Indonesia memastikan aktivitas tambang di Papua tidak terganggu dengan aksi unjuk rasa di wilayah setempat. Meskipun, aksi tersebut berbuntut kerusuhan dan meluas dari Manokwari ke Sorong dan Jayapura.
“Sejauh ini, operasional tidak terganggu. Masih normal,” ujar Juru Bicara Freeport Riza Pratama, Rabu (21/8).
Saat ini, perusahaan menerapkan dua teknik penambangan, yaitu open-pit atau tambang terbuka di Grasberg dan tambang bawah tanah. Area operasional perusahaan meliputi Grasberg, Tembagapura, Kuala Kencana, Timika, hingga ke Pelabuhan Amamapare.
Pada Senin (19/8) lalu, Kota Manokwari mencekam karena aksi unjuk rasa besar-besaran warga yang berbuntut rusuh. Gelombang aksi unjuk rasa itu semakin liar saat pengunjuk rasa mulai merusak fasilitas umum, seperti Gedung DPRD Papua Barat dan ruang pamer mobil.
Massa juga memblokade sejumlah jalan protokol dan melakukan longmarch di Kota Jayapura, Sorong, dan Marauke yang kemudian berakhir ricuh. Sampai pagi ini, situasi disebut relatif normal. Meski demikian, massa di Sorong, Papua Barat, masih berkumpul di depan Kantor Wali Kota Sorong.
Menanggapi situasi panas di Bumi Cenderawasih tersebut, Riza mengimbau agar seluruh karyawan Freeport, termasuk anggota keluarganya untuk membatasi perjalanan yang tak diperlukan.
Diketahui, aktivitas penerbangan sempat lumpuh sementara. Sebab, Bandara Domine Eduard Osok di Sorong menjadi objek aksi protes masyarakat sekitar. Aktivitas PT BRI (Persero) dan PT Bank Mandiri (Persero) juga terkendala. Mereka menutup enam kantor cabang dan 7 kantor cabang di Manokwari karena aksi ricuh.
cnn