Nawacita – Isu reshuffle atau pergantian kabinet menjadi perhatian publik usai penetapan pemenang calon presiden dan wakil presiden oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Informasinya beberapa hari lalu Presiden sudah menggelar rapat terbatas membahas calon menteri kabinet Indonesia Kerja Jilid II di Istana Bogor.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terpilih untuk periode kedua ini sudah menyiratkan bakal mencari figur baru untuk mengisi posisi di kabinet. Yakni melempar wacana adanya menteri dari sosok Muda yang profesional untuk memperbaiki Sumber Daya Manusia di Indonesia.
Wacana ini tidak salah. dan Bukan barang baru. Sejak Presiden RI pertama Soekarno, sudah ada menteri dari kalangan milenial. Yakni Supeno yang kala itu masih usia 32 tahun menjadi menteri pemuda. Lalu ada lagi nama Frans Seda, Menteri Pertanian yang pada tahun 1966 masih belum 40 tahun. Zaman Presiden RI kedua, Soeharto juga ada nama Hayono Isman yang pertama kali dilantik menjadi Menteri Pemuda Olahraga masih berusia 37 tahun. Dilanjut Lagi pada Era Presiden Gus Dur, yang mengangkat Menteri Pemberdayaan PErempuan Khofifah Indar PArawansa saat masih usia 34 tahun.
Keinginan Jokowi untuk memasukkan tokoh muda dalam kabinetnya disampaikan kepada tim suksesnya. Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Ahmad Rofiq yang membuka informasi bahwa Jokowi meminta salah satu kandidat dengan kriteria tersebut sehingga bergulir menjadi wacana.
“Jokowi sampaikan ingin dalam kabinet ada salah satu menteri usianya 20-30 tahun, anak muda, perempuan, pintar, cantik. Yang sekarang pintar, cantik, matang siapa, kita sedang cari,” katanya saat acara “Pemuda, Mana Suaramu?” di Jakarta, Sabtu, (11/5/2019) sebagaimana dikutip Republika.
Menurut Rofiq sendiri, hal itu karena perhatian luar biasa Jokowi terhadap generasi muda. Pembahasan pun belum sampai tahap menyebut suatu nama maupun inisial, atau darimana “menteri muda” itu berasal, apakah parpol ataukah independen?
Publik menerka-nerka tentang siapa figure yang pintar dan cantik tersebut. Para parpol pendukung Jokowi pun turut menyodorkan kader mereka yang memenuhi kriteria muda dan pintar tersebut.
Di luar partai politik, ada nama Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak yang kini masih berusia 34 tahun. Emil punya keahlian di bidang keuangan serta infrastruktur yang out of the box. Lalu ada lagi nama lain seperti Nadiem Makarim founder Go-Jek yang tahun 2019 ini masih usia 35 tahun.
Misalnya dari Partai Perindo sudah menyodorkan nama Angela Herliani Tanoesoedibjo, anak dari Ketum Perindo sendiri, Hary Tanoesoedibjo. Angela dipertimbangkan mumpuni oleh partainya karena ia adalah Wakil Direktur Utama RCTI dan GTV.
Sementara itu ada yang menjagokan tokoh-tokoh muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Misalnya Grace Natalie, sang Ketumnya sendiri. Grace sendiri sebenarnya sudah mencalonkan diri sebagai calon legislatif di DPR-RI, namun karena partainya tidak lolos dalam ambang batas parliamentary threshold ia tidak bisa berbuat banyak walau suaranya cukup banyak di dapil III saat pemilu serentak kemarin.
Nama Tsamara Amany Alatas dari PSI pun juga pantas bila yang dicari adalah sosok pintar dan cantik. Pasalnya, saat tahun politik kemarin ia sering mengkritisi para anggota dewan yang terlihat kurang aktif dalam bekerja. Namun, PSI melalui juru bicaranya mengatakan akan menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden dan sadar diri mengingat partainya tidak lolos dalam parlemen.
Figur lain yang masuk kriteria tersebut adalah Christina Aryani, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar. Ia adalah salah satu dari 33 pengacara yang membela Jokowi dalam sidang gugatan hasil Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi. Selain menjadi Sekjen Golkar, Christina terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Dapil DKI II yang meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri.
Mungkin masih banyak figur lain yang masuk kriteria tersebut baik yang saat ini ada di lingkaran pendukung Jokowi maupun yang di luar. Baik dari partai politik maupun profesional.
Meski demikian pencarian figur perempuan muda, cantik, dan pintar sebagai calon menteri bukan tanpa kritik. Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri pun khusus berkomentar tentang wacana ini.
Menurut Megawati menteri berusia muda bukan masalah selama menguasai masalah pemerintahan dan praktik tata negara termasuk proses membuat undang-undang. Sebab, menteri akan bekerja sama dengan DPR untuk menyusun undang-undang. Megawati tidak ingin hanya karena kriteria usia, kandidat yang berusia tidak muda lagi tidak diangkat menjadi menteri walaupun punya kemampuan.
Namun, kembali lagi putusan itu tetap berada di Presiden dan Wakil Presiden Terpilih karena itu adalah hak prerogatif mereka. Kita hanya berharap agar menteri yang terpilih nantinya dapat mewakili suara milenial dan juga benar-benar bekerja seperti motto Jokowi. bdo/opini