JAKARTA, NAWACITA: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus menggenjot program campuran solar dengan biodiesel 20 persen (B20) untuk menekan konsumsi solar impor.
Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan meyakini, dengan memaksimalkan program ini banyak sekali yang akan didapatkan. Salah satu yang terpenting adalah penurunan ekspor solar.
“Jadi sekarang itu B20 palm oil tujuan kita supaya kita impor solar kurang,” kata Luhut di Hotel Fairmont, Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/10/2016).
Luhut menjelaskan, dengan adanya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 61 Tahun 2015 juga telah mengamanatkan kepada perusahaan BUMN -dalam hal ini PT Pertamina (Persero)- untuk menjalankan program B20 tersebut.
“Dengan kita terapkan peraturan ini sebenarnya Perpres sudah ada dengan Pertamina dan semua yang menggunakan banyak bahan bakar dari B20 tadi maka kita pasti mengurangi impor,” jelas Luhut.
Sementara itu, terkait dampak positif lain dalam menjalankan program ini, Luhut menyebutkan salah satunya adalah petani-petani kecil akan menoreh keuntungan dengan penerapan B20 karena harga kelapa sawit akan terdongkrak.
“Sekaligus naik harga kelapa sawit naik. Kelapa sawit naik maka 5 juta hektare kelapa sawit yang dimiliki petani kecil itu tentu juga akan menikmatinya,” ucap Luhut.
Pria yang merangkap jabatan sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini juga menambahkan, program B20 ini juga akan menciptakan energi yang bersih dan tanah lingkungan.
“Pemerintah clean energy, dan pemerintah juga mengurangi impor bahan bakar,” pungkas Luhut.
SUMBER :metro news