Semester I 2016, Laba Semen indonesia Turun 11 Persen

top banner

 

Jakarta, nawacita.co – PT Semen Indonesia Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp1,96 triliun pada paruh pertama tahun ini, turun 11,7 persen jika dibandingkan dengan perolehan semester I 2015 yang sebesar Rp2,19 triliun.  Kompetisi bisnis yang semakin ketat menjadi faktor yang dituding menggerus pendapatan perseroan.

Dalam laporan keuangannya, Semen Indonesia mengklaim berhasil menjual semen sebanyak 13,63 juta ton pada semester I 2016, termasuk pemasaran hasil produksi pabrik Thang Long Cement di Vietnam yang sebanyak 850 ribu ton. Volume penjualan perusahaan semen pelat merah itu naik 1,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 13,42 juta ton.

Namun secara nilai, pendapatan usaha Semen Indonesia dalam enam bulan pertama tahun ini turun sebesar 1,3 persen menjadi Rp12,47 triliun. Pada periode Januari-Juni tahun lalu, tercatat pendapatan usaha Semen Indonesia mencapai Rp12,64 triliun.

Rizkan Chandra, Direktur Utama Semen Indonesia, mengatakan semakin banyaknya pemain baru yang masuk dalam industri semen ke Indonesia menyebabkan kondisi industri semen domestik tahun ini mengalami perubahan signifikan. Salah satu efeknya adalah berlebihnya kapasitas produksi (over capacity) sehingga memmaksa perseroan melakukan sejumlah strategi guna memenangkan persaingan.

Semen Indonesia, kata Rizkan, menyiapkan beberapa langkah guna mengatasi kelebihan kapasitas tersebut. Pertama, perusahaan akan ekspansi dengan membangun pabrik di pasar regional Asia Tenggara yang dinilai masih membutuhkan pasokan semen.

“Kami cari pasar yang strukturnya seperti Indonesia sebelumnya, sehingga di sana pasokan semen masih dibutuhkan. Bukan berarti fokus ke regional, tapi ekspansi pasar ke regional,” kata Rizkan Chandra, Senin (1/1).

Kedua, lanjutnya, perusahaan akan fokus ke industri hilir guna menyeimbangkan tingginya pasokan dan meredam penurunan penjualan. Terakhir, perusahaan akan melakukan transformasi pembiayaan untuk menjaga pendapatan dan laba bersih perusahaan.

Di samping itu, jelas Rizkan, harga produk Semen Indonesia yang cukup tinggi di luar Pulau Jawa akan dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan penjualan di sana.

“Semen Indonesia sekarang di luar wilayah Jawa banyak premium pricing, sehingga kalau ada penurunan harga bisa stagnan dibandingkan industri,” jelasnya.

Menurutnya, kondisi industri semen nasional baru akan membaik pada semester II 2016 sejalan dengan kebijakan amnesti pajak, menurunnya suku bunga, dan berlakunya pelonggaran aturan loan to value (LTV) kredit pemilikan rumah (KPR). Kombinasi faktor-faktor tersebut diharapkannya dapat mengurangi tekanan terhadap kelebihan kapasitas dan harga.

“Kalau diharapkan apakah akan membaik, Insya Allah akan membaik di semester ke II 2016 atau 2017. Tapi apakah akan kembali seperti semula, belum ada yang bisa menjawab. Sama seperti minyak, akan tergantung situasi makro,” paparnya.

Sumber : cnnindonesia.com

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here