Jakarta, Nawacita – Indonesia ingin kembali menggelar patroli bersama tiga negara bersama Filipina dan Malaysia di perairan Filipina Selatan. Hal itu untuk mencegah perampokan yang berulang yang dilakukan kelompok teroris Abu Sayyaf.

“Mungkin ada operasi bersama, mungkin patroli bersama. Ada penyergapan bersama bisa macam-macam lah itu,” kata Menko Polhukam Mahfud MD di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (21/1/2020).

Ia menanggapi aksi kelompok Abu Sayyaf yang kembali menyandera lima WNI di Filipina Selatan. Sebelumnya, tiga WNI sudah dibebaskan dari kelompok ini.

Pada tahun 2019 juga terjadi beberapa kali perampokan dan penyanderaan. Namun semuanya bisa bebas. Kelompok Abu Sayyaf meminta sejumlah uang untuk tebusan.

Terkait patroli bersama, tahun 2019 lalu, sudah pernah dilakukan. Hasilnya dapat mengurangi aksi perampokan.

Mahfud menjelaskan pemerintah sedang mencari cara agar aksi kelompok ini tidak terus berulang. Pemerintah juga terus tingkatkan komunikasi dengan Filipina dan Malaysia untuk mencari penyelesaian bersama.

“Kita sedang membicarakan itu dalam waktu dekat tetapi tentu pengintaian terus dilakukan sebagai kegiatan rutin dari aparat kita. Kementerian Luar Negeri juga sudah melakukan kontak-kontak dengan Filipina dan Malaysia tapi kita sebenarnya sedang berpikir penyelesaian yang jangka panjang bukan kasus per kasus begitu,” jelas Mahfud.

Dia menegaskan pemerintah bekerja semaksimal mungkin agar menyelamatkan WNI yang disandera. Pemerintah ingin kelimanya bisa bebas dan selamat.

“Terus diintai terus diburu, karena tidak mudah juga, karena harus menyelamatkan jiwa,” tutup Mahfud.

brt1