Kakao Kaltim Merambah Pasar Global, Menuju Hilirisasi Industri Pertanian
Samarinda, Nawacita | Perlahan namun pasti, komoditas Kakao produksi Kaltim diminati banyak negara, karena memiliki kualitas dan kekhasan tersendiri.
“Saya saat kunjungan ke Kutai Timur disuguhi minuman cokelat dan rasanya nikmat. Ternyata hasil produk lokal dan kakaonya sudah jadi komoditas ekspor,” kata Gubernur Kaltim Dr H Rudy Mas’ud (Harum) di Kantor Gubernur Kaltim, beberapa waktu lalu.
Kakao fermentasi dari Kampung Merasa, Kabupaten Berau telah melakukan ekspor perdana ke Jerman dan dikirim ke pabrik cokelat Urwald Schokolade. Ini merupakan salah satu bukti bahwa kakao Kaltim sudah masuk ke pasar Eropa dengan volume awal meskipun masih kecil.
Selain itu, kakao dari Kabupaten Kutai Timur diminati pasar Eropa seperti Jerman dan Prancis, serta Turki sebagai pasar baru melalui kegiatan business matching.
Baca Juga: Trail Run dan Festival Dayung Manggar 2025, Gubernur Kaltim: Perkuat Sport Tourism Balikpapan
Gubernur Harum sangat berharap komoditi perkebunan mampu mendongkrak perekonomian Kaltim yang selama ini sangat bergantung pada sumber daya alam tidak terbarukan seperti migas dan batu bara.
Plt Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Ahmad Muzakkir menjelaskan Program Unggulan Jospol yang mendukung upaya perwujudan Kaltim Sukses yang menjadi kewenangan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur adalah Jospol 1 yaitu hilirisasi industri pertanian melalui peningkatan dan perluasan areal tanam berbasis pertanian modern.
Peningkatan nilai tambah dari komoditas perkebunan menjadi salah satu mesin penggerak transformasi ekonomi Kalimantan Timur.
Baca Juga: Komisi Percepatan Reformasi Polri Siap Serap Aspirasi Masyarakat Kaltim
Komoditas perkebunan Kaltim yang potensial dikembangkan untuk menjadi bahan baku industri, seperti komoditas Karet di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Barat.
Komoditas Kopi di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Paser, serta Aren di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Kutai Barat.
“Selain itu, komoditas Kakao di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Berau,” ujarnya.
Luas areal Kakao di Kaltim sekitar 5.852 hektar, jumlah petani Kakao sekitar 5.683 kepala keluarga (KK) dan harga kakao biji kering di tingkat petani rata-rata Rp35.000 – Rp38.000 per kilogram. kltmprv


