Baktiono, Jangan Ulangi Kesalahan Lama, Revitalisasi Hi-Tech Mall Harus Jelas Arah dan Kajianya
Surabaya, Nawacita.co – Rencana Pemkot Surabaya untuk merevitalisasi Hi-Tech Mall menjadi pusat komunitas kreatif dan sport center mendapat respons positif dari kalangan legislatif. Anggota Komisi B DPRD Surabaya, Baktiono, BA, SS., menilai gagasan tersebut bisa menjadi energi baru bagi perkembangan kota, sekaligus menghidupkan kembali denyut kawasan yang sempat menjadi ikon perdagangan IT itu.
Meski demikian, Baktiono mengingatkan agar Pemkot tidak terburu-buru dalam menentukan arah pemanfaatan gedung bekas pusat komputer tersebut. Menurutnya, sebelum keputusan difinalisasi, perlu dilakukan uji publik yang melibatkan masyarakat secara luas, bukan sekadar mengandalkan survei dengan metode random sampling.
“Kalau mau tahu apa yang benar-benar diinginkan masyarakat, jangan hanya survei seribu orang. Libatkan lurah, camat, hingga RT dan RW untuk mengumpulkan masukan. Satu kampung bisa dipilih 20 orang dari berbagai kelompok, lalu dikalikan jumlah RW, pasti hasilnya akurat,” tegas Baktiono dalam konferensi pers, Kamis (2/10/2025).
Baca Juga : Baktiono, Koperasi Merah Putih Harus Serius Jangan Hanya Jadi Slogan
Politisi senior PDI Perjuangan itu menilai, Surabaya memiliki 1.280 RW yang dapat dijadikan basis responden. Dengan melibatkan orang tua, perempuan, hingga pemuda karang taruna di tiap RW, data aspirasi yang terkumpul diyakini akan lebih representatif dan benar-benar mencerminkan kebutuhan warga.
Baktiono juga menyinggung rekam jejak Hi-Tech Mall yang dulu sempat menjadi pusat penjualan produk IT, namun akhirnya ditinggalkan karena tak mampu mengikuti perkembangan zaman. Menurutnya, pengalaman tersebut harus menjadi pelajaran penting agar konsep revitalisasi tidak salah arah.
“Dulu Hi-Tech Mall butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa hidup, tapi akhirnya juga mati suri. Sekarang kalau mau dihidupkan lagi, harus jelas arahnya. Mau untuk pelayanan publik, ruang pamer, pusat elektronik, atau arena olahraga. Itu semua harus diputuskan bersama masyarakat,” ujarnya.
Baca Juga : Gedung Eks Hi-Techmall, Pemkot Surabaya Cari Pengelola Baru
Selain melibatkan warga, ia juga menekankan perlunya dukungan kajian akademis dan riset yang matang. Baktiono mendorong Pemkot menggandeng Bappedalitbang, Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), akademisi, serta kalangan pengusaha agar hasil revitalisasi tidak hanya sekadar proyek, melainkan benar-benar berkelanjutan.
“Investasi yang digelontorkan bisa mencapai puluhan miliar rupiah per tahun. Tanpa strategi jangka panjang, hal itu justru akan menjadi beban berat bagi Pemkot maupun investor,” tambahnya.
Revitalisasi Hi-Tech Mall dinilai membuka peluang besar untuk menghidupkan kembali kawasan yang strategis tersebut. Namun, agar tidak mengulang kegagalan masa lalu, partisipasi masyarakat menjadi kunci. Dengan melibatkan warga secara luas, konsep yang lahir bukan hanya instruksi dari atas, melainkan benar-benar mencerminkan semangat dan kebutuhan warga Surabaya.


