Pecinta Jimny 5 pintu harus bersabar, pasalnya inden mobil ini setidaknya 10 bulan lamanya dari sistem antrean berjalan.
Jakarta, nawacita – Suzuki Indomobil Sales (SIS) resmi  meluncurkan Jimny 5 pintu di hari pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS), Kamis (15/2). Ada dua varian yang ditawarkan dengan harga terendah Rp462 juta. Kedua varian Jimny 5 pintu adalah MT Rp462 juta dan AT Rp475,6 juta. Lalu ada juga tawaran warna two tone bagi kedua varian yang lebih mahal Rp3 juta.
Jimny 5 pintu kini menjadi model mobil termahal Suzuki di Indonesia. Harganya di atas Jimny 3 pintu, mulai Rp443,9 juta, yang sudah lebih dulu dijual dan Gran Vitara mulai Rp359,4 juta.
Beda dari versi 3 pintu yang diimpor dari Jepang, Jimny 5 pintu dibawa masuk dari India. Sejauh ini India adalah satu-satunya negara yang memproduksinya.
Walau statusnya diimpor dari negara berbeda dibanding varian 3 pintu, tetap saja suplainya tak bisa memenuhi permintaan warga Indonesia. Konsumen yang mau pesan Jimny 5 pintu sekarang mesti siap-siap inden setidaknya 10 bulan jika sistem antrean berjalan.
SIS menjelaskan suplai Jimny 3 pintu dari Jepang lebih kurang 50 unit per bulan. Saat ini dikatakan SIS sudah menampung 800 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK), yang berarti bakal selesai 16 bulan alias satu setengah tahun. Sementara suplai Jimny 5 pintu dari India lebih besar, yakni 100 unit per bulan.
Mungkin sebagai perbandingan suplai kami setiap bulan untuk Jimny 3 Doors itu sendiri kurang lebih 50 unit. Klo 5 Doors sebulannya itu kami bisa suplai 100 unit. Jadi suplainya memang lebih tinggi,” kata Randy R. Murdoko, selaku Department Head of 4W Sales SIS di Indonesia International Motor Show (IIMS), Kamis (15/2).
Soal inden Jimny 5 pintu, kata Randy, tergantung beberapa faktor, salah satunya permintaan yang terus bertambah.
Baca Juga :Â Presiden Jokowi Resmi Buka Pameran Otomotif IIMS 2024
“Indennya ya tergantung. 5 doors day by day nambah terus. Sampai hari ini, kurang lebih satu bulan (pemesanan dibuka sejak Januari), inden kami yang 5 Doors itu kurang lebih 1.000 unit,” ujar dia.
Hitung-hitungan sederhananya, bila permintaan 1.000 unit sementara suplai 100 unit per bulan, berarti semua permintaan itu bakal selesai selama 10 bulan.
Inden bisa jadi makin panjang misalnya suplai impor turun sementara jumlah antrean terus menumpuk. Begitu pula sebaliknya, inden bakal makin cepat misalnya distribusi unit ke Indonesia makin deras dan permintaan bisa terjaga.
“Tapi tergantung, makin hari indennya bertambah dan makin panjang,” tutup Randy. (sekar)
