Jakarta, Nawacita – Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia di seluruh dunia. HIV telah muncul sebagai epidemi selama bertahun-tahun dan menurut UNAIDS, 7,7 juta jiwa berisiko meninggal akibat AIDS. Berikut ini adalah mitos-mitos mengenai penyakit tersebut, dilansir Times Now News pada Kamis (2/12).
Mitos 1: Orang heteroseksual tidak rentan terhadap HIV
Fakta: Orientasi seksual seseorang tidak dapat menentukan kerentanan mereka terhadap HIV/AIDS. Hubungan seksual dengan orang HIV-positif tanpa memandang jenis kelamin mereka dapat menyebabkan penularan penyakit. Oleh karena itu, mempraktikkan seks aman direkomendasikan oleh para ahli di seluruh dunia.
Mitos 2: HIV AIDS dapat menyebar melalui sentuhan
Fakta: Ini adalah salah satu mitos paling umum yang menyebabkan meluasnya perlakuan buruk terhadap orang yang menderita HIV. Penting untuk diketahui bahwa HIV tidak menyebar melalui sentuhan.
Mitos 3: HIV menunjukkan gejala yang jelas
Fakta: HIV dapat bertahan dan berkembang di dalam tubuh tanpa menunjukkan gejala apa pun selama bertahun-tahun. Ini membuatnya berbahaya dan sulit untuk diidentifikasi dan diobati pada tahap awal. Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan orang yang berusia di atas 18 tahun untuk melakukan tes.
Mitos 4: Seseorang yang mengidap HIV juga akan terkena AIDS
Fakta: Istilah HIV dan AIDS sering digunakan secara bersamaan sehingga menimbulkan kesalahpahaman umum tentangnya. Namun, perbedaan antara HIV dan AIDS sama menonjolnya dengan perbedaan antara demensia dan penyakit Alzheimer. AIDS adalah stadium lanjut dari HIV. Artinya, seseorang dengan HIV belum tentu menderita AIDS.
Mitos 5: Menjadi HIV positif menyiratkan akhir dari segalanya
Fakta: Karena tidak tersedianya obat, hasil positif HIV memang dapat menimbulkan ketakutan yang luar biasa pada orang-orang. Namun, kemajuan yang dibuat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi telah memungkinkan pengobatan HIV.
Rpblk.


