Tuesday, December 23, 2025
HomeDAERAHJABARKDM Tekankan BJB agar Tetap Efisien dan Profesional Meski Harga Saham Naik

KDM Tekankan BJB agar Tetap Efisien dan Profesional Meski Harga Saham Naik

KDM Tekankan BJB agar Tetap Efisien dan Profesional Meski Harga Saham Naik

Bandung, Nawacita – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menekankan bahwa Bank BJB harus bertransformasi menjadi lembaga keuangan yang profesional, efisien, dan bebas dari intervensi politik. Hal itu tetap menjadi catatan Dedi meski harga saham BJB terpantau naik.

Dedi menegaskan komitmennya terhadap profesionalisme dan efisiensi, serta mengkritik pola operasional masa lalu yang dinilainya boros dan tidak akuntabel. Apalagi, pasar turut menyambut positif Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank BJB yang digelar, Rabu (16/4/2025) kemarin.

Menurut Dedi, hal tersebut tercermin dari pergerakan angka saham yang bergerak menuju 1000 per lembar.

- Advertisement -

“Saham BJB terus mengalami peningkatan. Siang ini sudah di angka 890, hampir menyentuh angka 900. Kemarin, sebelum saya menjabat jadi gubernur, itu kisaran angkanya masih di 600—700. Sekarang sudah naik,” ujar Dedi saat konferensi pers RUPS BJB, Rabu (16/4/2025).

“Artinya, pasar menyambut positif apa yang kita laksanakan. Mudah-mudahan ini adalah hadiah terbaik bagi masyarakat Jawa Barat dan Banten, karena BJB ini milik publik, milik masyarakat Indonesia.” tambahnya.

Baca Juga: KDM Terbitkan Surat Edaran Larangan Minta Sumbangan di Jalan

Meski demikian, Dedi juga tetap menyoroti sejumlah persoalan struktural di Bank BJB. Seperti polemik pengurangan anggaran dan dampak hukum kasus korupsi yang sebelumnya terjadi di BJB. Dia menegaskan bahwa pengurangan anggaran yang terjadi bukanlah dampak dari kasus hukum, melainkan bagian dari logika usaha yang sehat.

“Pengurangan anggaran bukan karena kasus, tapi karena logika usaha. Itu logikanya. Tidak memiliki akuntabilitas. Saya boleh mengkritik, misalnya, anggaran untuk pemasaran mencapai Rp600 miliar, tapi yang dipasarkannya tidak memberikan benefit yang memadai. Dari sisi logika bisnis, menurut saya ini sudah tidak marketable, perlu evaluasi,” katanya.

Dedi mengungkapkan bahwa borosnya operasional di masa lalu membuka celah terjadinya penyimpangan. Ia menekankan pentingnya efisiensi, mulai dari struktur jabatan, jumlah pegawai hingga keberadaan kantor cabang.

“Bank Jabar masa lalu terlalu boros di operasional. Ada atau tidak ada kasus, tetap boros. Dan kalau terlalu boros, sangat mudah terjadi penyimpangan. Tapi kalau efisien dan efektif, itu sulit terjadi.” ungkapnya.

“Pegawai harus sesuai dengan kebutuhan pasar. Tidak boleh biaya operasional dan gaji pegawai melebihi kepentingan layanan itu sendiri. Bank Jabar bukan bank titipan, setiap orang yang dititipkan harus bekerja,” tandasnya.

Baca Juga: KDM Desak Pemecatan Guru Pelaku Pelecehan Seksual di SD Depok

Menurut Dedi, cabang-cabang yang tidak efektif juga harus ditutup. Selain itu, terkait rencana Kerja Usaha Bersama (KUB), Dedi menegaskan akan mengevaluasi semua kerja sama, termasuk dengan Bank Banten.

“Karena ini ngomong bisnis, bukan politik,” tegasnya.

“Seluruh rencana KUB atau KUB yang sudah berjalan akan dievaluasi total dari sisi bisnis. Kalau menguntungkan, lanjut. Kalau merugikan, ya jangan.” lanjutnya.

Lebih lanjut, Dedi menekankan bahwa keuntungan Bank BJB harus lebih meningkat kedepannya. Ia juga membuka peluang kerja sama dengan lembaga keuangan baru.

“Intinya ke depan, BJB harus untung lebih besar. Sekarang ini turun, dari Rp1,7 triliun menjadi Rp1,3 triliun. Insya Allah tahun 2025 bisa menembus angka Rp2 triliun. Mudah-mudahan bisa terwujud melalui efisiensi dan efektivitas.” tegas Dedi.

Baca Juga: Cegah Korupsi BJB, Gubernur Jabar dan Wagub Banten Tak Intervensi Manajemen

“Kami dibantu juga oleh bank baru. Mudah-mudahan bisa kerja sama antara BJB dengan Bank Baru,” pungkas dia.

Sebagai informasi, Perseroan tahun buku 2024 termasuk pembagian dividen untuk Tahun Buku 2024, yakni sebesar Rp896.953.074.238,- atau Rp85,25 per lembar saham.

Angka tersebut setara dengan 65,50% dari laba bersih yang berhasil dibukukan oleh bank bjb di Tahun Buku 2024 sebesar Rp1.369.462.904.109,-. Kebijakan dividen tersebut menjadi bukti bahwa kinerja keuangan bank bjb mampu memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.

Bank bjb juga mencatatkan kinerja yang solid sepanjang tahun 2024. Laba bersih mencapai Rp 1,3 triliun dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang terjaga di level 2.22%. Total aset meningkat menjadi Rp 219,9 triliun, menjadikan bank bjb sebagai BPD dengan aset terbesar di Indonesia.

Reporter: Niko

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru