Jangan Asal Ikut! Pakar Ingatkan Risiko Panik Beli Emas Antam!
Surabaya, Nawacita – Dalam beberapa hari terakhir, publik dikejutkan dengan fenomena langkanya emas batangan Antam di berbagai gerai galeri logam mulia. Tiba-tiba saja masyarakat memborong emas dalam jumlah besar hingga stok di berbagai lokasi ludes.
Dosen Finance and Investment Petra Christian University (PCU), Sautma Ronni Basana, memandang fenomena tersebut tampaknya dipicu oleh kekhawatiran masyarakat terhadap kondisi ekonomi dan keuangan global yang tak menentu.

Rumor yang berkembang di media sosial dan pemberitaan seputar krisis, inflasi, serta ketegangan geopolitik menjadi bahan bakar yang memperbesar rasa takut kehilangan (FOMO – Fear of Missing Out).
“Perilaku ini lebih dipengaruhi oleh efek menular dan kepanikan kolektif, bukan karena perhitungan rasional,” ucap Pria yang sering disapa Prof Sautma.
Prof. Sautma menjelaskan dalam psikologi keuangan, hal ini disebut sebagai herding behavior, di mana individu cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh kelompok tanpa melakukan analisis mendalam.
“Kenaikan harga emas yang mencapai All Time High (ATH) memang menjadi magnet tersendiri. Namun, perlu diingat bahwa memilih emas bukan karena harganya murah (undervalue), melainkan karena dorongan rasa panik,” ujar Prof Sautma.
Prof Sautma menambahkan, jika fenomena ini bersifat masif dan berkelanjutan, tentu akan berdampak pada kestabilan ekonomi secara keseluruhan. Namun, jika hanya bersifat temporer, kondisi akan kembali stabil dengan sendirinya.
Emas sendiri memang dikenal sebagai instrumen safe haven—tempat perlindungan nilai saat gejolak ekonomi melanda. Namun, tingginya permintaan yang mendadak justru menunjukkan bahwa literasi finansial masyarakat Indonesia terhadap instrumen investasi yang lebih modern masih tergolong rendah.
Baca Juga: Cara Cek Keaslian Emas Antam Terkait Kasus 109 Ton Emas Antam Palsu
“Apalagi, harga emas sangat mungkin mengalami koreksi tajam dalam waktu dekat. Jika hal ini terjadi, maka gelombang kepanikan baru bisa muncul—mendorong masyarakat menjual kembali emasnya dalam kondisi rugi (loss),” tegasnya.
Prof Sautma berpesan menghadapi fenomena seperti ini, penting bagi masyarakat untuk tetap tenang dan bijak dalam mengambil keputusan finansial. Perencanaan keuangan yang sehat, seimbang, dan berbasis tujuan jangka panjang adalah kunci utama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. alus