Saturday, April 19, 2025
HomeBUMNEkonomi dan BisnisPerang Dagang Hantam Ekspor, Ketidakpastian Domestik Jerat IHSG

Perang Dagang Hantam Ekspor, Ketidakpastian Domestik Jerat IHSG

Perang Dagang Hantam Ekspor, Ketidakpastian Domestik Jerat IHSG

Surabaya, Nawacita.co – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menunjukkan tren penurunan dalam beberapa pekan terakhir. Melemahnya IHSG tak hanya menjadi alarm bagi investor dalam negeri, tetapi juga menciptakan kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi regional bahkan global.

Dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Airlangga, Citra Hennida SIP MA, menilai bahwa penurunan IHSG tidak bisa dilepaskan dari memburuknya sentimen pasar. Dua lembaga keuangan global, Morgan Stanley dan Goldman Sachs, telah menurunkan peringkat saham Indonesia, yang mencerminkan melemahnya performa ekonomi nasional.

“Perang dagang antara AS dengan China dan kawasan Amerika Utara telah memangkas permintaan ekspor utama Indonesia seperti sawit dan batu bara. China, sebagai pasar utama kita, mulai mengurangi produksinya karena tekanan sanksi,” ujar Citra.

- Advertisement - Ucapan Selamat Idul Fitri dari BPKAD Jatim

Menurutnya, faktor domestik justru menjadi pemicu terbesar. Ketidakpastian dalam penegakan hukum, defisit APBN, rendahnya realisasi pajak, hingga isu pengunduran diri pejabat ekonomi membuat pasar kehilangan kepercayaan.

Baca Juga: Inflasi Maret Hantam Harga Kebutuhan Pokok!

Yang lebih parah, komunikasi pemerintah yang tidak solid membuat investor asing menarik dananya secara masif (capital flight). Akibatnya, IHSG menjadi satu-satunya indeks saham di kawasan Asia Tenggara yang mengalami penurunan paling tajam.

Salah satu dampak dari penurunan IHSG dari sektor pasar saham, ketika investor pergi dan saham tidak lagi likuid, perusahaan kesulitan mencari modal. Ini bisa berujung pada kebangkrutan dan PHK massal.

“Pemerintah bisa saja membeli kembali (buyback) saham, tapi dengan anggaran yang terbatas, pilihan ini sangat terbatas. Mencetak uang baru pun bukan solusi bijak karena bisa memicu inflasi tinggi,” jelas Citra.

Menurutnya, kombinasi antara pemutusan hubungan kerja (PHK) dan inflasi tinggi bisa menjadi bom waktu yang memicu kerusuhan sosial dan politik, mengingat pengalaman krisis 1997 yang penuh gejolak.

Reporter: Alus

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

Bank Jatim Lebaran Bapenda Jatim
- Advertisment -

Terbaru