Cuaca Buruk, Aktivitas Nelayan di Sumenep Terhenti
Sumenep, Nawacita – Cuaca ekstrem yang melanda perairan Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, memaksa para nelayan setempat berhenti melaut sementara.
Angin kencang dan gelombang tinggi membuat aktivitas melaut menjadi sangat berisiko. Gelombang laut di wilayah tersebut dilaporkan mencapai ketinggian 2 hingga 3 meter.
Kondisi ini dinilai terlalu berbahaya bagi nelayan yang memaksakan diri melaut. Heri, seorang nelayan dari Pulau Giligenting, memilih menunggu cuaca membaik sebelum kembali melaut.
“Saya sementara menunggu cuaca membaik. Sekarang ini cuacanya sangat buruk,” kata Heri, Rabu (12/2/2025).
Ia menambahkan, cuaca buruk sering terjadi pada jam-jam tertentu, seperti pukul 08.00-10.00 WIB dan 17.00-21.00 WIB. Akibatnya, hasil tangkapan ikan pun menurun drastis.
“Hasil tangkapan saya sekarang sangat sedikit. Mau bagaimana lagi, angin kencang dan ombak tinggi,” ujarnya.
Baca Juga: Cuaca Buruk, Wisata Religi Asta Tinggi di Sumenep Sepi Pengunjung
Bahaiddin, nelayan asal Pulau Sepudi, juga memilih mengutamakan keselamatan. Ia menegaskan, tidak ingin mengambil risiko melaut saat cuaca ekstrem.
“Saya lebih baik menunggu cuaca tenang. Sekarang ini memang tidak bisa dipaksakan,” kata Bahaiddin melalui telepon.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumenep, Ari Widjajanto, mengonfirmasi bahwa cuaca buruk akan berlangsung hingga 16 Februari 2025.
“Angin kencang masih akan berlanjut hingga minggu depan,” jelasnya.
Ari mengimbau masyarakat, terutama nelayan, untuk berhati-hati dan tidak memaksakan diri melaut saat cuaca buruk
“Kami harap warga menjadikan informasi BMKG sebagai acuan. Lebih baik berhati-hati demi keselamatan bersama,” pungkasnya.
Reporter: Hayat