Fluktuasi Ekspor Jatim ke Singapura: Faktor SKA dan FTA Jadi Penyebab
Surabaya, Nawacita – Hubungan dagang antara Jawa Timur dan Singapura telah berlangsung lama, namun dinamika global yang terus berubah mendorong para pelaku usaha untuk beradaptasi dan mencari jalur baru yang lebih efisien.
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Erivian Lucky Kristian memaparkan terjadi fluktuatif trend pertumbuhan dengan nilai rata-rata 2,49 persen per tahun, dihitung dari periode 2020 – 2024.
“Dan pada tahun 2023 ke 2024 terjadi penurunan hingga 4,41 persen ekspor Jatim ke Singapura”, paparnya Kamis (6/2/2025).
Hal tersebut dikarenakan, peraturan beberapa komoditi barang/jasa yang akan dkomoiekspor sudah tidak membutuhkan Surat Keterangan Asal (SKA). “Pengaruh SKA ini menjadikan ekspor barang pada tujuan tertentu yang awalnya harus ke Singapura dulu, sekarang sudah bisa langsung ke negara tujuan,” ucap Lucky.
Selain itu, fleksibilitas Jawa Timur dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar global lainnya, setelah Indonesia menandatangani perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan Uni Emirat Arab, tarif bea masuk menjadi nol. Ini memungkinkan eksportir Jawa Timur untuk mengirimkan barang langsung ke negara tujuan tanpa harus melewati Singapura.
Baca Juga: The Awarding of Unesa 3 Trics, Inovasi Nyata dari Para Peneliti
“Pada tahun 2020 Singapura merupakan negara tujuan Jatim pada posisi ke 4. Berdampak lima tahun mengalami fluktuatif, di periode tahun 2024 kegiatan ekspor Jatim, menjadikan Singapura urutan ke 10,” papar Lucky saat ditemui di Gedung C Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.
Walaupun demikian, Lucky mengungkapkan ada 10 komoditi non migas Jawa Timur yang diekspor ke Singapura. Komoditi tersebut diantaranya, Perhiasan/Permata, Tembakau, Mesin-mesin Pesawat Mekanik, Lemak dan minyak hewan/nabati, Mesin/peralatan Listrik, Produk Industri Farmasi, Kakao/coklat, Bahan Kimia organik, Kayu/Barang dari kayu, dan Kertas Karton.
“Komoditi-komoditi tersebut selama lima tahun terakhir, nilai ekspor Jawa Timur cenderung stagnan di angka sekitar 500 juta dolar AS. Dan di tahun 2024 kemarin berkisar 556.460.668 USD, atau sekitar sembilan triliun Rupiah” ungkap Lucky.
Tidak dipungkiri bahwa peran Singapura sebagai negara tujuan utama setelah Malaysia dapat secara positif bekerja sama perdagangan internasional memberikan manfaat yang saling melengkapi antara negara mitra.
Reporter: Alus


