Pemerintah Impor Beras Hingga Pecah Rekor, Apa Alasannya?

Pemerintah Impor Beras Hingga Pecah Rekor
Pemerintah Impor Beras Hingga Pecah Rekor, Apa Alasannya?

Pemerintah Impor Beras Hingga Pecah Rekor, Apa Alasannya?

JAKARTA, Nawacita – Pemerintah Impor Beras Hingga Pecah Rekor, Deputi bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa membeberkan alasan pemerintah memutuskan impor beras besar-besaran tahun ini.

Mencapai total 3,5 juta ton, di mana realisasi pemasukan ke wilayah RI masih berlangsung. Seperti diketahui, pemerintah memutuskan menambah kuota penugasan impor beras kepada Perum Bulog sebanyak 1,5 juta ton. Dengan demikian, total penugasan impor beras oleh Bulog tahun ini mencapai 3,5 juta ton.

Meski belum terealisasi sepenuhnya, penugasan impor beras tahun ini merupakan rekor tertinggi baru impor beras Indonesia dalam 2 dekade.

Di mana rekor sebelumnya terjadi di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memerintah selama tahun 2004-2014. Kala itu, rekor impor beras mencapai 2.750.476,2 ton. Angka ini tercatat terjadi di tahun 2011.

“Pemerintah bukan melakukan impor jor-joran, tapi sudah dihitung dengan saksama dan terukur dengan segala perencanaannya di tahun 2023,” kata Ketut dalam dalam Squawk Box, (Senin, 06/11/2023). Ketut menjabarkan, ada 4 alasan di balik keputusan impor beras pemerintah, yaitu:

1. Untuk kebutuhan bantuan pangan

Pemerintah membagi bantuan beras kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM), masing-masing 10 kg selama 3 bulan. Di mana, penyaluran pertama dilakukan pada bulan Maret-Mei 2023, lalu dilanjut September-November 2023. Dan rencananya akan ditambah 1 bulan lagi di bulan Desember 2023.

“Artinya pemerintah untuk menyalurkan bantuan pangan saja sudah diperlukan sekitar 1,5 juta ton,” ujar Ketut.

Baca Juga: Kamboja Kirim 1 Juta Ton Beras ke Indonesia Usai Teken MoU 11 Tahun Lalu

2. Untuk stabilisasi harga pangan

Di sisi lain, lanjutnya, pemerintah juga menggelontorkan beras ke pasar untuk mengendalikan kenaikan harga. Di mana, pemerintah mengguyur beras lewat operasi pasar atau program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar induk, Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), serta pasar eceran pasar tradisional dan ritel modern.

“Kita prediksi sampai akhir tahun untuk kebutuhan ini butuh 1,2 juta ton,” kata Ketut.

“Artinya untuk 2 program ini butuh 2,7 juta ton,” lanjutnya.

Pemerintah Impor Beras Hingga Pecah Rekor
Pemerintah Impor Beras Hingga Pecah Rekor, Apa Alasannya?

3. Untuk stok akhir

Sementara itu, kata dia, pemerintah juga menugaskan Bulog harus memiliki stok akhir untuk carry over atau stok awal tahun 2024 minimal 1,2 juta ton.

“Maka dengan kondisi itu, pemerintah menugaskan Bulog mengimpor beras, di samping mencari beras dari produksi dalam negeri,” kaat Ketut.

4. Tahan laju kenaikan harga

Menurut Ketut, saat ini perberasan di dalam negeri belum dikatakan dalam kondisi genting.

“Kondisi beras kita tidak genting, ketersediaan beras di masyarakat masih sangat cukup. Memang, tatkala CBP (Cadangan beras pemerintah) perlu ditingkatkan, ada potensi kenaikan harga,” jelasnya.

Upaya menaikkan stok di Bulog dengan impor, kata Ketut, sebagai strategi untuk menahan laju lonjakan harga menjadi tak terkendali.

“Karena kalau Bulog ikut lagi (memperebutkan pasokan beras di dalam negeri), akan bisa memacu kenaikan harga,” pungkas Ketut.

cnbnws.

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here