Sejarah Idul Fitri dan Tradisi Perayaannya Hingga Saat Ini
JAKARTA, Nawacita – Idul Fitri merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah puasa. Umat Muslim yang telah menjalani puasa selama satu bulan meraih kemenangan pada Hari Raya Idul Fitri. Bagaimana sejarah Idul Fitri bermula?
Mengutip buku Dakwah Cerdas: Ramadhan, Idul Fitri, Walimatul Hajj dan Idul Adha tulisan Dra. Udji Asiyah, M.Si., Idul Fitri berasal dari kata Id dan Fitri. Kata Id berdasar dari akar kata aada – yauudu yang artinya kembali, sedangkan kata Fitri berarti suci, bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan.
Jadi, Idul Fitri bisa diartikan sebagai kembali pada keadaan suci dan bebas dari segala dosa bagaikan bayi yang baru lahir. Sebagaimana salah satu hadits Rasulullah SAW dari Abu Hurairah RA yang menyebutkan bahwa bayi dilahirkan dalam kondisi bersih dan suci dari dosa. “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah.” (HR. Bukhari No. 1296)
Itu sebabnya, Idul Fitri hendaknya tidak sekadar dianggap sebagai perayaan semata, tetapi juga kesempatan untuk merefleksikan dan memperbaiki diri dari dosa-dosa yang telah lalu.
Sejarah Idul Fitri
Mengutip buku Pedoman Penyelenggaraan Peringatan Hari Besar Islam yang diterbitkan Kementerian Agama, sejarah Idul Fitri bermula kala Rasulullah SAW pertama kali merayakannya bersama sahabat dan umatnya di Madinah pada tanggal 1 Syawal tahun kedua Hijriyah.
Waktu perayaan tersebut bertepatan dengan usainya Perang Badar yang dimenangkan kaum Muslimin. Idul Fitri seolah menjadi berkah yang diberikan Allah kepada umat Muslim yang sudah berjuang dalam Perang Badar selama bulan Ramadhan.
Syaikh Ali Ahmad Jurjawi dalam buku Indahnya Syariat Islam menuliskan, jauh sebelum Islam datang, bangsa Arab sebetulnya sudah mempunyai hari raya yang mereka sambut dengan suka cita, yaitu Nairuz dan Mahrajan.
Ketika Rasulullah datang ke Madinah dan mendapati umatnya merayakan dua hari raya tersebut, beliau pun menanyakannya. Setelah mendengar jawabannya, Rasulullah bersabda, “Allah telah mengganti kedua hari raya kalian dengan yang lebih baik, yaitu Hari Raya Idul Adha dan Idul Fitri.”
Sejak saat itu, Idul Fitri mulai dilaksanakan setiap tahun untuk merayakan kemenangan umat Islam setelah melakukan ibadah puasa Ramadhan. Ini juga sebagai bentuk syukur kepada Allah karena telah berhasil melawan hawa nafsu sebulan lamanya.
Tradisi Perayaan Idul Fitri
Setiap negara memiliki tradisi Hari Raya Idul Fitri yang berbeda-beda. Di Indonesia, Idul Fitri biasanya ditandai dengan kegiatan-kegiatan berikut:
Mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, serta mengagungkan asma Allah SWT pada malam hingga pelaksanaan sholat Idul Fitri.
Kewajiban mengeluarkan zakat fitrah pada malam Hari Raya Idul Fitri sampai pelaksanaan sholat Idul Fitri.
Memakai pakaian terbaik yang dimiliki dan diberi wangi-wangian.
Melaksanakan sholat Idul Fitri secara tertib dan bersyi’ar di lapangan terbuka atau di masjid dan musholla.
Melakukan silaturahmi, saling memaafkan kesalahan serta mendoakan keselamatan dan kesejahteraan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Kegiatan ini lebih dikenal dengan istilah Halal Bihalal.
“Kita semua harus menjadi subjek dan objek dari keadilan negeri ini,”
Agus Harimurti Yudhoyono
Gombong, Nawacita - Hal tersebut disampaikan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma)...
JAKARTA, Nawacita - Dunia tasawuf sangatlah menarik untuk kita jelajahi, karena itu adalah jalan untuk mengetahui hakikat kehidupan, dengan dasar ilmu syari’ah yang matang kemudian...
Surabaya | Nawacita - Data monografi desa adalah data tentang informasi kependudukan di suatu desa/kelurahan.Pada umumnya data monografi desa ditampilkan secara konvensional dan pelaporan...
JAKARTA, Nawacita - Partai Nasdem kembali mendapat ‘jatah’ kursi empuk di kekuasaan negeri ini. Politisi Nasdem Indira Chunda Thita Syahrul , putri dari Menteri...
SURABAYA, nawacita - Belakangan ini kita mulai sering mendengarkan sahabat kita melafalkan Sholawat Asyghil. Yup, selain punya mars wajib NU, Ya Lal Wathon, ada satu...