Produsen Tahu Tempe Mogok, DPR Sebut Itu Bukan Jalan Keluar

Anggota Komisi II DPR fraksi Golkar Firman Soebagyo
Anggota Komisi II DPR fraksi Golkar Firman Soebagyo

Jakarta, Nawacita – Rencana kenaikan harga kedelai memicu rencana akan adanya mogok massal perajin tahu tempe. Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo menilai aksi tersebut bukanlah jalan keluar untuk mengantisipasi kenaikan kedelai itu. 

“Saya sampaikan bahwa perajin tahu tempe mogok itu bukan salah satu jalan keluar. Karena persoalan harga kedelai yang mengalami kenaikan fluktuatif yang cukup tinggi itukan ada beberapa penyebab,” kata Firman, kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/2/2022) 

Lebih lanjut, Ia pun menjelaskan, efek kenaikan kedelai karena Amerika Serikat (AS) ditimpa musibah cuaca tidak menentu, terlebih kemudian dengan adanya cuaca tidak menentu itu juga biaya-biaya produksi setelah pandemi sudah slow down yang menyebabkan hal ini mulai meningkat terhadap keseluruhan. 

Oleh karena itu, selama kedelai mengalami fluktuatif harga di negara central dan problem pasti hilirnya juga mengalami hal yang sama. 

“Sekarang Pemerintah kita desak untuk bagaimana mengatasi jangka pendeknya. Karena sekarang ini, kalau terjadi gejolak jalan pintas pasti impor ini tidak menyelesaikan masalah, karena masalah kedelai naik bukan hanya sekali atau dua kali ini saja hampir setiap tahun terjadi,” tegas politikus Partai Golkar ini.

Menurutnya, kenaikan harga kedelai aksi mogok oleh perajin tahu tempe bisa dimanfaatkan para importir untuk mencari keuntungan sehingga bisa menimbulkan gejolak harga. 

“Saya khawatirkan ada kelompok-kelompok importir memanfaatkan ini supaya harga apapun impor saja. Karena ini akan terjadi gejolak harga,” ujarnya. 

Ia pun menyarankan kepada perajin tahu tempe untuk melakukan improvisasi atau memanipulasi besaran ukuran tempe. 

“Saya sarankan dimanipulasi saja kalau dulu besaran tempe 50 gram diturunkan menjadi 35 atau 30 gram atau 40 gram itu bisa jadi pertimbangan agar psikologis mereka terjamin,” imbuh Firman.

Untuk diketahui, para perajin tahu dan tempe di ibu kota yang tergabung dalam Puskopti DKI Jakarta berencana mogok produksi dan berjualan mulai 21 hingga 23 Februari 2022. Rencana tersebut tak lepas dari harga kedelai yang naik.

Penulis: Alma Fikhasari

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here