Jakarta, Nawacita – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal II-2021 sebesar 7,07 persen secara year on year (yoy). Angka tersebut lebih tinggi dari realisasi ekonomi di kuartal II-2020 yang sempat minus 5,32 persen (yoy).
Menanggapi hal itu, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI MH Said Abdullah mengatakan, capaian tersebut patut kita syukuri dan ini juga memberikan semangat bagi kita untuk memulihkan ekonomi yang sedang diterpa pandemi Covid-19.
“Ini pertama kalinya perekonomian kita keluar dari zona resesi sejak kuartal II-2020. Jika dilihat dari data BPS, sektor yang tumbuh ini hasil dari kebijakan pemerintah selama kuartal pertama 2021, misalnya kebijakan diskon pajak (PPNBM) sehingga perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya tumbuh sebesar 37, 88 persen (yoy),” kata Said Abdullah, saat dihubungi nawacita.co, Kamis (5/8/2021).
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa sektor primer seperti perikanan dan peternakan juga ikut tumbuh cukup besar. Perikanan tumbuh 9,69 persen (yoy) dan peternakan tumbuh 7,07 persen (yoy) serta Industri pengolahan tumbuh 6,58 persen (yoy).
“Desain APBN 2021 yang melanjutkan kebijakan counter cyclical juga berdampak bagus terhadap sektor konstruksi. Sektor ini tumbuh besar sebagai dampak dari realisasi belanja pemerintah. Sektor ini naik sebesar 50,22 persen pada tahun 2021,” jelasnya.
Sementara itu, Said melanjutkan, untuk sektor transportasi dan pergudangan yang sempat terpukul akibat pandemi juga mengalami pertumbuhan.
“Sektor ini tumbuh 25,10 persen (yoy), sumbangan terbesarnya adalah pertumbuhan angkutan udara yang mencapai 137,74 persen, dan angkutan rel 67,19 persen. Sejalan dengan pertumbuhan sektor transportasi, sektor hotel dan restoran juga tumbuh. Perhotelan tumbuh 45,07 persen dan restoran tumbuh 17,88 persen,” ucap Anggota Komisi XI DPR RI itu.
Dari sisi pengeluaran, menurut Said kita juga patur bersyukur, khususnya tingkat konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 57 persen terhadap PDB mampu keluar dari zona resesi. Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,93 persen, jika pada kuartal sebelumnya masih -2,22 persen.
“Bahkan pencapaian konsumsi rumah tangga ini melebih pencapaian disepanjang tahun 2019 dan 2020,” imbuh legislator dapil Jawa Timur XI itu.
Penulis: Alma Fikhasari


