Wednesday, December 24, 2025
HomeBUMNEkonomi dan BisnisMentan Amran : Importir dan Pedagang Dilarang Timbun Bawang Putih

Mentan Amran : Importir dan Pedagang Dilarang Timbun Bawang Putih

JAKARTA, Nawacita – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, persoalan gejolak harga bawang putih saat ini tidak harus terjadi. Hal itu karena kebutuhan komoditas tersebut secara nasional dipasok melalui impor dari negara lain.

“Sebenarnya secara teknis tidak ada alasan harga (bawang putih) bergejolak karena sebagian besar impor,” ujar Amran saat melakukan tinjauan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (17/5/2017).

Amran menambahkan, gejolak harga justru tidak terjadi pada komoditas-komoditas strategis yang diproduksi secara mandiri.

- Advertisement -

“Justru produksi dalam negeri, bawang merah, beras, cabai, ayam, telur, semua harga stabil,” klaim Amran.

Dengan tegas, Amran mengimbau, kepada para importir, distributor, hingga pedagang besar sampai kecil untuk tidak melakukan penimbunan maupun mempermainkan pasokan bawang putih jelang Ramadhan.

“Kami imbau seluruh pengusaha menengah, besar, kecil, kami minta tolong dijaga ketenangan harga dalam menghadapi bulan suci Ramadhan. Dijaga agar harga tidak fluktuasi, tolong jangan disimpan digudang,” tegas Amran.

Menurut Amran jika ditemukan pelaku usaha melakukan praktik yang tidak bertanggung jawab, maka akan dicabut izin usahanya maupun pencabutan rekomendasi impor.

“Kami sepakat izinnya dicabut, enggak boleh lagi impor-impor bawang putih. Rekomendasinya dari Kementerian Pertanian juga dicabut, enggak boleh lagi kami blacklist,” jelas Amran.

Sementara itu, Pengamat Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan, melonjaknya harga bawang putih seharusnya tidak terjadi.

“Ini mengherankan sebab biasanya produk-produk yang impornya sangat tinggi seperti kedelai, bawang putih, gandum itu biasanya relatif stabil dan amat sangat jarang bergejolak,” jelasnya.

Menurutnya, gejolak harga bawang putih bisa dicegah oleh pemerintah dengan melihat data konsumsi masyarakat, dan disesuaikan dengan jumlah impornya.

“Itu gampang aturnya, konsumsi sudah jelas, terus impornya sudah jelas dan mudah, dan kuota impornya bebas, sehingga dari sisi tersebut tidak ada masalah seharusnya,” paparnya.

Sumber: kompas

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru