Bandung, Nawacita – Wakil Walikota Bandung, Erwin mengklaim bahwa dirinya bersama dengan Walikota Bandung, Muhammad Farhan telah melakukan berbagai aksi solutif terkait masalah persampahan menjelang 100 hari kepemimpinannya.
Erwin menegaskan upaya penanganan masalah sampah di Kota Bandung telah berjalan secara bertahap dan sistematis. Seperti penataan program berbasis masyarakat sampai pengaktifan kembali teknologi pengolahan sampah.
Salah satu di antaranya adalah menggantikan Program Pemberdayaan Keluarga (PPK) dengan program baru bernama Prakarsa, yang telah dijalankan di 126 RW pada tahun ini.
“Kalau bicara 100 hari, ya kami sudah banyak yang kami lakukan. Pertama, kami sudah prakarsa tahun ini, insya Allah pengganti PPK sudah dijalankan di 126 RW,” jelas Erwin di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Jumat (30/5/2025).
Program tersebut bertujuan untuk menggerakkan masyarakat di tingkat RW untuk membangun masyarakat yang mandiri dalam pengelolaan sampah.
Menurutnya, pelibatan warga secara langsung menjadi strategi utama dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari sampah.
Erwin mengklaim pihaknya telah banyak mengatasi masalah titik kumpul (tikum) sampah. Ia menyebut, dari total 136 tikum yang ada di Kota Bandung sebagian besar telah diselesaikan dan dimusnahkan.
Baca Juga: Kota Bandung Darurat Sampah, Pemkot Bakal Siapkan 60 Titik Insenerator
“Alhamdulillah saat ini sudah teratasi. Sudah banyak tikum-tikum sampah yang sudah kami selesaikan. Tapi kalau masih ada laporan dari warga, silahkan sampaikan, kami akan langsung bergerak,” tegasnya.
Erwin mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengaktifkan tujuh unit insinerator di Tempat Pembuangan Terpadu (TPT), dari total target 300 unit. Rencananya, Pemkot Bandung bakal mengaktifkan 15 unit lainnya sebagai upaya memperluas pemusnahan sampah di tingkat lokal.
Erwin menerangkan bahwa pihaknya telah berhasil mengolah 400 ton sampah melalui berbagai cara seperti program Kawasan Bebas Sampah (KBS) sampai pemusnahan menggunakan insenerator.
Meski demikian ia juga tidak menampik bahwa Pemkot Bandung masih membuang sekitar 144 ritase sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Menurut Erwin, program KBS menjadi salah satu ujung tombak Pemkot Bandung dalam menciptakan lingkungan mandiri pengelola sampah. Ditargetkan 700 titik KBS bisa tercapai di seluruh Kota Bandung pada tahun ini.
Nantinya, target tersebut bakal digenjot melalui pendekatan berbasis RW. Ia menyebut program Prakarsa dapat menjadi cikal bakal RW mandiri dalam pengelolaan sampah, bahkan menghasilkan nilai ekonomi melalui teknologi RDF (Refuse-Derived Fuel).
“Saya sudah ada contoh di RW 7 Sukajadi, mereka bisa jual RDF ini menjadi penghasilan. Kalau 30 persen dari masyarakat bisa mengelola itu, saya yakin semua bisa,” ungkapnya.
“Kami tidak bisa kerja sendiri. Tapi kalau warga ikut bergerak, RW menjadi kuat, dan teknologi kita perkuat, insya Allah Bandung bisa bebas sampah,” tambah Erwin.
Reporter : Niko


