Tuesday, December 23, 2025
HomeNasionalTurunkan Kasus DBD, Kemenkes Tebar Jentik Nyamuk Wolbachia

Turunkan Kasus DBD, Kemenkes Tebar Jentik Nyamuk Wolbachia

Turunkan Kasus DBD, Kemenkes Tebar Jentik Nyamuk Wolbachia

Jakarta, Nawacita | Kemenkes menebar jentik nyamuk berbakteri Wolbachia di lima kota endemis dengue di Indonesia sepanjang 2023 untuk menurunkan kasus demam berdarah dengue (DBD).

Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes R.A. Adaninggar Primadia Nariswari mengimbau masyarakat tak perlu khawatir soal penyebaran nyamuk berbakteri Wolbachia yang dilakukan untuk menekan angka DBD di sejumlah wilayah di Indonesia.

“Apa benar nyamuk ini hasil rekayasa genetik? kalau sudah mikir genetik pasti sudah mikir macam-macam, padahal sebenarnya nyamuk ini atau yang nanti disebarkan gak ada rekayasa genetik,” katanya dalam akun instagram pribadinya @drningz di Jakarta, Jumat (17/11/2023).

- Advertisement -

Melansir Antara, dr Ningz, sapaan akrabnya menyebutkan bakteri Wolbachia yang dapat mengurangi virus dengue merupakan bakteri alami yang terdapat pada 60 persen jenis serangga seperti lalat, ngengat, capung, dan kupu-kupu.

Jentik Nyamuk Wolbachia
Nyamuk Wolbachia

“Ini adalah bakteri yang alami ada, jadi gak dibuat-buat,” tambahnya.

Dokter Ningz menjelaskan bakteri Wolbachia dapat diperbanyak dengan cara mengawinkan nyamuk yang sudah memiliki bakteri tersebut dengan nyamuk yang tidak memilikinya.

“Jadi, kalau ada nyamuk jantan yang mengandung Wolbachia dan kawin dengan nyamuk betina yang tidak mengandung Wolbachia, ini telurnya tidak akan menetas. Kalau yang mengandung Wolbachia adalah betina, nanti seluruh telurnya akan mengandung Wolbachia dan akan menjadi nyamuk yang mengandung Wolbachia,” ucapnya.

Melalui beberapa generasi, sambungnya, diharapkan seluruh nyamuk aedes aegypti akan mengandung bakteri Wolbachia, sehingga bisa mengurangi penyebaran virus dengue.

“Sebetulnya gak ada yang rekayasa genetik, baik dari nyamuknya maupun Wolbachia-nya, karena semua prosesnya alami, baik dari Wolbachia-nya maupun proses regenerasi atau perkembangbiakan nyamuknya juga alami,” ujarnya.

Kemudian, dr Ningz juga memastikan bahwa penyebaran nyamuk ber-Wolbachia bukan merupakan uji coba yang belum terbukti, karena uji coba dan penelitian tentang bakteri ini telah dilakukan sejak 2011.

Baca Juga: Kemenkes Beri Vaksin Cacar Monyet Gratis, Ini Dia Sasarannya

Dia menyebutkan terdapat sejumlah negara endemis DBD seperti Brazil, Australia, Vietnam, Meksiko, dan Sri Lanka yang juga menerapkan hal yang sama.

Di Indonesia, penyebaran nyamuk ber-Wolbachia telah dilakukan di Yogyakarta dan mampu menekan angka kesakitan akibat DBD hingga 77 persen, serta mengurangi risiko rawat inap menjadi 86 persen.

“Meskipun teknologi Wolbachia bermanfaat dan efektif, pencegahan DBD harus dilakukan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, dan jangan lupa 3M plus, menutup, menguras, dan mengubur,” tutur dr Ningz. antr

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru