Home SENAYAN PARTAI POLITIK Hasil Riset SSC Menunjukkan 80.9% Masyarakat Puas Dengan Kinerja Jokowi

Hasil Riset SSC Menunjukkan 80.9% Masyarakat Puas Dengan Kinerja Jokowi

0
Hasil Riset SSC Menunjukkan 80.9% Masyarakat Puas Dengan Kinerja Jokowi

Hasil Riset SSC Menunjukkan 80.9% Masyarakat Puas Dengan Kinerja Jokowi

Surabaya, Nawacita – Hingga 2024, masa jabatan Jokowi-Ma’ruf akan berakhir. Kepuasan masyarakat Jatim terhadap kinerja mereka tinggi. Hasil riset SSC menunjukkan 80.9% masyarakat puas dengan kinerja Jokowi, 63. 3% puas dengan kinerja Wapres Ma`ruf Amin

Peneliti SSC, Ikhsan Rosidi menyatakan hanya 3.8% responden tidak puas dengan kinerja Jokowi dan 13. Dari responden, 3% tidak puas, 2% tidak tahu/tidak menjawab, dan 26% tidak puas dengan kinerja Ma`ruf. 8% dan 7.5% tidak puas. 2.4% responden tidak tahu/tidak menjawab.

“Angka peningkatan kepuasan kinerja Jokowi Ma’ruf tetap stabil, tetapi masyarakat Jatim lebih puas dengan kinerja Jokowi dalam memimpin Indonesia selama hampir 2 periode.” terangnya

Ikhsan menyatakan Fakta menunjukkan masyarakat masih mempercayai Jokowi-Ma`ruf Amin sebagai pemimpin Indonesia hingga 2024. Kepercayaan ini ditunjukkan oleh tingkat kepuasan masyarakat yang tinggi terhadap kinerja Presiden dan Wapres.” jelasnya

Masyarakat Jatim Puas Terhadap Kinerja Pasangan Khofifah – Emil

Masyarakat Jatim puas dengan kinerja pasangan Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak (Khofifah – Emil) sebanyak 74,2% puas dengan kinerja Khofifah, 74.6% puas dengan Wakil Gubernur Jatim.

Menurut Direktur Riset SSC, hanya 2% yang tidak puas dengan kinerja Khofifah, 20% kurang puas, dan sisanya 3%. 8% mengaku tidak tahu/tidak menjawab dan 21% menunjukkan ketidakpuasan terhadap kinerja Emil Dardak. Hanya 2% dan 1.5% menyatakan tidak puas. 2. 7% responden tidak mengetahui atau tidak memberikan jawaban.

Survei menunjukkan kepuasan masyarakat terhadap kinerja Gubernur dan Wakil gubernur tinggi, mampu mengatasi masalah pembangunan di Jawa Timur dan membuat kebijakan yang dirasakan langsung oleh masyarakat.

Dosen dari Universitas Yudharta Pasuruan mengatakan bahwa Khofifah – Emil perlu melakukan evaluasi terkait kepuasan kinerja. Pembagian wilayah kerja antara Gubernur dan Wakil Gubernur di Jawa Timur akan meningkatkan efisiensi pemerintahan.” Ujar Edy.

Ganjar Pranowo Kuat sebagai Tokoh Keberlanjutan menurut Masyarakat Jatim, Sementara Anies Baswedan Kuat sebagai Tokoh Perubahan

Ganjar Pranowo semakin santer disebut sebagai kandidat potensial Capres dalam Pilpres 2024. Menurut hasil riset Surabaya Survey Center (SSC), Ganjar dianggap sebagai tokoh yang bisa melanjutkan visi-misi dan program kerja Jokowi, dengan perolehan 23.3%, diikuti oleh Prabowo Subiyanto dengan 21,5%.

Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi menyebut nama-nama lain yang termasuk putra Jokowi seperti Gibran Rakabuming (10%), Erick Thohir (8.2%), Mahfud MD (8%), dan Khofifah Indar Parawansa (5%). Sandiaga Uno hanya mendapatkan 3% suara,

“Sementara yang lainnya kurang dari 5%. Ridwal Kamil 2% dan Anies Baswedan hanya 1%. Agus Harimurti Y. kemudian. Muhaimin Iskandar dan Airlangga Hartanto masing-masing mendapatkan 1.2% dan 1% suara, sementara yang lainnya mendapatkan 0.8%. Sebanyak 11.8% tidak tahu/tidak menjawab.” beber dia

Ikhsan mengatakan pertarungan merebut hati masyarakat bagi bakal calon presiden sangat ketat. Ganjar unggul sebagai Tokoh Keberlanjutan, Anies Baswedan dipandang masyarakat Jatim kuat sebagai Tokoh Perubahan.

Sebanyak 17.6% masyarakat Jatim anggap Anies sebagai tokoh mampu perubahan, disusul Agus Harimurti Y. Dalam perolehan suara, Mahfud MD mendapatkan 12%, lebih sedikit dari 14.2%. Erick Thohir 11.5%. Prabowo Subiyanto 9.2 %, Ganjar Pranowo 8.8%, Gibran Rakabuming 8% Pada tokoh perubahan, nama lainnya masih di bawah 5%. Sandiaga Uno 4.1%, Ridwan Kamil 3%. “Khofifah hanya 2.6%, Muhaimin Iskandar 1%.” Airlangga Hartanto 0.8%. 0.8% menjawab lainnya, 5% tidak tahu/tidak menjawab.” Imbuh Iksan

SSC adalah lembaga survei di bawah ASOPI dan aktif selama 16 tahun. Penelitian dilakukan di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada Juli-Agustus 2023. Dalam penelitian ini, 1.200 responden dipilih dengan metode stratified multistage random sampling. Margin of error sekitar 2,83% dengan tingkat kepercayaan 95%. Penentuan responden KK dengan kish grid.

Simulasi Tiga Capres, Ganjar Puncaki Bursa Pilpres di Jatim dengan Elektabilitas 41,5%

Menuju Pemilu 2024, partai berusaha menarik masyarakat dengan pengalaman demokrasi. Menurut survei Surabaya Survey Center, Golkar, PDI, dan Demokrat adalah tiga partai paling berpengalaman di Jawa Timur.

Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi menemukan nama lain seperti Gibran Rakabuming (10%), Erick Thohir (8.2%), Mahfud MD (8%), dan Khofifah Indar Parawansa (5%).

Sementara lainnya di bawah 5%, termasuk Sandiaga Uno dengan 3%. 2% Ridwal K., 4% Kamis 2, 1% Anies Baswedan. Agus Harimurti Y.  1,6%. Muhaimin dan Airlangga masing-masing memiliki 1,2% dan 1% dukungan, sementara yang lainya hanya 0,8%. 11,8% tidak tahu/tidak menjawab”, urai Ikhsan.

Lebih lanjut, Ikhsan mengatakan, pertarungan merebut hati masyarakat bagi bakal calon presiden ini sangat ketat. Meski Ganjar unggul sebagai Tokoh Keberlanjutan, Anies Baswedan nampaknya dipandang masyarakat Jatim kuat sebagai Tokoh Perubahan. Sebanyak 17.6% masyarakat Jatim menganggap Anies sebagai tokoh yang mampu melakukan perubahan, diikuti Agus Harimurti Y. dengan 14.2%, Mahfud MD 12.5%, Erick Thohir 11.5%, Prabowo Subiyanto 9.2%,

sementara Ganjar Pranowo hanya memeroleh 8.8% disusul Gibran Rakabuming 8.2%. “Seperti halnya pada tokoh keberlanjutan, pada tokoh perubahan inipun nama lainnya masih di bawah 5%. Sandiaga Uno 4.1%, Ridwan Kamil 3.4%, bahkan Khofifah yang Gubernur Jatim hanya 2.6%, Muhaimin Iskandar 1.2%, Airlangga Hartanto 0.8%. Yang menjawab lainnya hanya 0.8%, sementara yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab ada 5%”, imbuh Ikhsan.

Secara Elektabilitas Ganjar Pranowo Bertengger di Jatim dengan 33,5%, Sementara Prabowo 28,4%

Ganjar Pranowo menjadi favorit Capres di Jawa Timur menjelang Pilpres 2024. Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng, memperoleh 41.5% suara dalam pilpres dengan 3 capres, termasuk dirinya, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC), Ikhsan Rosidi mengungkapkan bahwa Ganjar masih memiliki elektabilitas yang kuat di Jawa Timur dalam pemilihan presiden 2024 bersama Prabowo dan Anies.

Hasil survei menunjukkan Ganjar lebih memimpin dengan elektabilitas 37.8%, Prabowo Subianto mendapatkan 37.8%, dan Anies Baswedan dengan 17%. “Menariknya, meski memimpin, elektabilitas Ganjar tidak terlalu jauh dari Prabowo Subiyanto yang berada di urutan kedua, menjadi alarm bagi Ganjar untuk memperkuat performa elektoral di Jatim ke depannya.” tambahnya

Pemilu Presiden 2024 semakin hangat, dengan Ganjar Pranowo sebagai favorit warga Jawa Timur. Ganjar Pranowo, pria berambut putih ini, memimpin dengan elektabilitas 33.5%.

Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC) menyatakan bahwa Ganjar tetap paling populer di Jawa Timur, walaupun Prabowo dan Anies juga populer. ” kata Ikhsan.

Di survei elektabilitas, Ganjar diikuti Prabowo dengan perolehan 28.4%, serta Anies Baswedan memeroleh 12.4%. “Sementara, nama-nama lain yang muncul masih di bawah 5 persen, Agus Harimurti Yudhoyono dengan 4.5%, Ridwan Kamil dan Khofifah I.P., keduanya memeroleh 4.2%, Mahfud MD dengan 1.8%, Erick Thohir dengan 1.6%, Muhaimin Iskandar 1.2%, dan Airlangga Hartarto serta Sandiaga Uno keduanya 0.8%. Sedangkan sebanyak 6.6% yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab ,” imbuh Ikhsan.

Ikhsan menyebut Ganjar berhasil berkat kerja politik lama sebagai Gubernur Jateng & tokoh penting di partai terbesar di Indonesia. Ganjar berhasil memimpin Jateng dan membangun citra positif sebagai tokoh politik dengan penghargaan.

PDIP, Gerindra, dan Demokrat Partai Paling Nasionalis di Jatim

Berdasarkan survei SSC, PDI Perjuangan dianggap sebagai partai yang paling nasionalis di Jatim, disusul oleh Gerindra dan Demokrat.

Direktur Riset SSC, Moh. Edy Marzuki mengatakan PDIP menjadi partai politik paling nasionalis dengan prosentase tertinggi. “Perolehannya sebanyak 26.2%. Diikuti oleh Gerindra dan Demokrat dengan 18.8% serta 13.2%,” paparnya.

Edy menambahkan bahwa keberhasilan tiga partai tersebut seharusnya sudah terduga. Ketiganya selalu mencitrakan diri sebagai partai nasionalis yang berhasil diterima oleh masyarakat Jatim.” tambahnya

Pria yang juga Dosen Universitas Yudharta Pasuruan menambahkan, selain partai di atas ada partai-partai yang mengikuti di antaranya Golkar dengan 7.5%, Nasdem dan Perindo yang keduanya 5%, PKB 4.8%, PPP 3.5%, dan PAN 3%. “Jauh di bawah itu pun dengan perolehan kurang dari 2 persen di antaranya PSI dengan 0.5%, PKS 0.4%, Hanura 0.3%. Sementara Partai Buruh, Gelora, PKN, Garuda, PBB, dan Ummat semuanya kompak memeroleh 0.1%. Kemudian, yang memilih tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 11.2%, dan ini  adalah potensi suara yang dapat diperebutkan agar bisa menyalip di tikungan akhir”, terangnya.

Inilah Tiga Partai Politik Paling Religius Menurut Masyarat Jatim

Terkait hasil survei, Direktur Riset SSC, Moh. Edy Marzuki menyebut jika perolehan PKB bertengger di puncak dengan capaian 20.2%. “Baru diikuti oleh PPP dan PKS yang perolehannya di angka 16.2% dan 15%”, terang pria yang juga Dosen Unitversitas Yudharta Pasuruan ini

Lebih lanjut Edy menambahkan partai lainnya yakni Partai Ummat dengan 7.8%, PBB 5.2%, dan PDI 5%. “Sementara lainnya masih di bawah 5 persen, diantaranya Demokrat 4.5%, Gerindra 4.2%, Golkar 2.5%, Nasdem 2.4%, Hanura 1.3%, Perindo 0.3%. Kemudian PSI, PKN, Garuda, Gelora, dan Buruh, semuanya kompak dengan perolehan 0.1%, dan yang memilih tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 4.6%.” imbuhnya

PKB berhasil mengejutkan dengan mencitrakan diri sebagai partai nasionalis. Namun, mayoritas pengurus PKB adalah tokoh dan kader dari NU.” pungkasnya.

Golkar, PDI, dan Demokrat Dianggap Masyarakat Jatim sebagai Partai Paling Berpengalaman

Hasil survei Surabaya Survey Center menunjukkan tiga partai yang paling berpengalaman di Jawa Timur: Golkar, PDI, dan Demokrat.

Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Senior Surabaya Survey Center (SSC), Ikhsan Rosidi berdasarkan dari hasil riset yang telah mereka lakukan sebelumnya. “Di Jawa Timur, masyarakat menilai Golkar paling berpengalaman dengan memeroleh 19.4% dengan dibayangi secara ketat oleh PDI dengan 19.2%, kemudian baru diikuti Demokrat dengan 14.8%. Partai lainnya seperti PPP, PKB, dan Gerindra masing-masing memeroleh 7.8%, 7.2%, dan 6.5%.” paparnya

Lebih lanjut, Ikhsan mengatakan partai lain perolehannya masih di bawah 5 persen, yakni PAN dengan 4.4%, PKS 3.8%, PBB 2%, Nasdem 1.5%, Hanura dengan 1%, Perindo 0.8%, dan PSI 0.5%. “Sementara Gelora, PKN, Garuda, Buruh, dan Ummat semuanya sama-sama memeroleh 0.1%. Kemudian yang memilih tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 10.6%.” imbuhnya.

PKS, Demokrat dan Gerindra, Partai yang Dianggap Masyarakat Jatim Paling Anti Korupsi

PKS, Demokrat, dan Gerindra merupakan partai politik di Jatim yang dianggap paling anti korupsi menurut riset SSC. Direktur Riset SSC, Moh. Edy Marzuki mengatakan untuk partai politik anti korupsi, PKS berada di posisi pertama dengan perolehan 16.5%. “Sementara disusul Demokrat dengan 14.8%, dan Gerindra yang memeroleh 13.6%”, jelasnya.

Lebih lanjut Edy mengungkapkan selain partai di atas ada partai lainya yang mengikuti seperti PDI dengan 12.5%, Golkar dan PKB keduanya sama-sama memeroleh 7.5%, PPP dengan 5%, PAN 3.8%, Perindo 3%, Ummat 1.5%, Nasdem 1.4%, dan Hanura dengan 0.3%.

“Sementara partai lainnya seperti Partai Buruh, Gelora, PKN, Garuda, PBB, dan PSI kompak dengan perolehan 0.1%. Sebagian lagi yang memilih tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 12%”, urai Dosen Komunikasi Universitas Yudharta Pasuruan.

PDIP dianggap Masyarakat Jatim Partai yang Bisa Melanjutkan Program Jokowi, Sementara Demokrat Dianggap Bisa Melakukan Perubahan

Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang peran partai dalam mewarnai pesta demokrasi semakin terasa, tak luput di masyarakat Jawa Timur pun merasakan demikian. Menurut hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) terkait partai yang dianggap mampu melanjutkan visi-misi dan program kerja Jokowi, PDIP melejit di urutan pertama dengan perolehan 30%, disusul Gerindra dengan 19.8% dan PKB dengan 15.5%.

Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengungkapkan masih ada partai-partai lainnya seperti Golkar 8.2%, PPP 5.8%, PAN dan Perindo yang keduanya 4.8%. “Kemudian PSI, Nasdem, dan Demokrat kompak dengan perolehan 3%. PKS 0.8%, Hanura 0.3%, sementara partai Buruh, Gelora, PKN, Garuda, PBB, dan Ummat semuanya memeroleh hasil yang sama, yakni 0.1%. Kemudian hanya 0.4% yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab”, urainya.

Lebih lanjut, Ikhsan mengatakan, pertarungan merebut hati masyarakat bagi partai-partai besar semakin ketat, meski PDIP unggul sebagai partai yang dianggap bisa melanjutkan program Jokowi, bagi masyarakat Jatim, Demokrat menjadi partai yang unggul dianggap bisa melakukan perubahan. Sebanyak 16.2% masyarakat jatim menganggap Demokrat sebagai partai yang bisa melakukan perubahan, diikuti PKS dengan 12.8%, Gerindra 12.5%.

“Selebihnya masih di bawah 10 persen, seperti Nasdem 8.5%, PDIP 8.2%, Golkar 4.5%, PAN 4.2%, PKB dan PPP keduanya sama di angka 3%, Perindo 1.5%, PSI dengan 0.4%, Hanura 0.3%. Kemudian Partai Buruh, Gelora, PKN, Garuda, PBB, dan Ummat semuanya kompak memeroleh 0.1%. Sementara yang memilih tidak tahu/tidak menjawab sangat amat banyak, yakni 24.3%”, imbuh Ikhsan.

Kader PDIP, PKB dan Gerindra Dilihat Paling Sering Turun ke Lapangan, Atributnya Paling Banyak Dilihat Di Luar Rumah

PDIP adalah partai politik yang sering turun ke lapangan. Logo kepala banteng PDIP juga sering terlihat dimana-mana. Hasil survei oleh SSC memperlihatkan hal tersebut. Menurut Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi sebanyak 22.8% masyarakat Jatim menyatakan kader-kader PDIP sering turun ke lapangan untuk bertemu dengan konstituennya.

“Di tiga besar, Ia diikuti oleh PKB yang meraih 17.8% dan Gerindra dengan 11.8%,” ujarnya.

Ikhsan menambahkan, selain tiga partai besar tersebut diikuti Demokrat dan Golkar masing-masing memeroleh 7.6% dan 7.4%, Nasdem dan PKS keduanya dengan 5.8%, PAN dengan 4%, PPP dan Perindo keduanya kompak  dengan 1.5%. “Partai lainnya seperti PBB dengan 0.5%, Hanura dan Gelora yang keduanya memeroleh 0.3%.

Sementara Partai Buruh dan PSI mendapatkan perolehan yang sama yakni 0.1%. Kemudian PKN, Garuda, dan Ummat tidak memeroleh jawaban. Menariknya, yang memilih tidak menjawab/tidak tahu sebanyak 12.7%”, imbuhnya.

Pencapaian PDIP ini tidak begitu mengejutkan. PDIP sukses dalam dua periode terakhir karena kader-kader mereka aktif turun ke lapangan dan memberikan solusi nyata kepada masyarakat

Di Jawa Timur, PDIP mendominasi kursi DPRD provinsi dan berhasil mendapatkan kursi Ketua DPRD Jatim yang sebelumnya dimiliki oleh PKB. “Ini menunjukkan kinerja kader-kader partai dalam meraih kepercayaan masyarakat, dengan sering turun ke bawah dan menyerap aspirasi masyarakat,” kata Ikhsan.

Bagaimana dengan partai-partai yang atributnya paling sering dilihat di luar rumah responden? PDIP masih menjadi jawaranya dengan perolehan 28.2%. Diikuti PKB dengan 22.5%, Gerindra ada 12.8%, dan Golkar ada 7.5%.

“Partai lainnya seperti Nasdem dengan 6.2%, Demokrat 5.8%. Sementara lainnya masih di bawah 5 persen, di antaranya PAN 2.6%, PPP 2.4%, PKS 2.2%, Perindo 1.8%, PBB 0.5%, Hanura 0.4%. Kemudian Garuda, Gelora, dan PSI ketiganya sama-sama memeroleh 0.1%. Sementara Partai Buruh, PKN, dan Ummat tidak memeroleh suara, dan justru yang memilih tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 6.8%”, pungkas Ikhsan.

DIP, GERINDRA, dan PKB Bersaing Jadi Partai Pilihan Milenial

Hasil Riset SSC Menunjukkan 80.9% Masyarakat Puas Dengan Kinerja Jokowi

Berdasarkan survei SSC, mayoritas pemilih milenial memilih PDIP, PKB, dan Gerindra. Demikian disampaikan Direktur SSC, Mochtar W. Kalangan milenial menyumbang 25.2% suara untuk PDIP

“Baru kemudian diikuti oleh Gerindra dengan 18.6% dan dibayangi secara ketat oleh PKB dengan 18.2%. Partai Demokrat dengan 8.8%, Golkar 5.7%, Nasdem 3.5%, PKS 3.2%, PAN 2.8%, PPP 1.8%, dan Perindo 1%. Sementara lainnya perolehannya tidak mencapai 1%”, urai Mochtar.

Lebih lanjut Mochtar menguraikan partai-partai yang dimaksud meliputi PSI 0.6%, PBB dan Ummat keduanya memeroleh 0.3%. “Tiga lainnya dengan perolehan 0.2% yakni PKN, Hanura, dan Buruh. Sementara Gelora dan Garuda keduanya sama-sama memeroleh 0.1%”, imbuh Dosen FISIB Universitas Trunojoyo Madura ini.

Meskipun demikian, Ia menggaris bawahi jika potensi suara dari responden pada demografi ini juga masih cukup besar. “Masih ada 9.2% yang memilih tidak menjawab atau tidak tahu. Tentunya, hal ini bisa menjadi tambahan modal suara yang signifikan bagi partai manapun yang bisa memanfaatkannya,” pungkasnya.

Tiga Partai Besar Bersaing Ketat Mendapatkan Hati Masyarakat Perempuan Jatim

Menjelang Pemilihan Umum 2024, partai-partai besar sibuk mencari dukungan dari pemilih perempuan. Mayoritas perempuan di Jawa Timur memilih PDI Perjuangan, PKB, dan Gerindra menurut survei SSC.

Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengungkapkan, PDIP memuncaki pilihan dengan meraih 24.2%. “Baru kemudian diikuti oleh PKB dengan 21.7% dan Gerindra dengan 14.2%. Partai lainnya bagaimana? perolehannya masih di bawah 10 persen. Partai-partai tersebut meliputi Demokrat dengan 8.5%, Golkar 6.8%, Nasdem 4%, PAN 3.8%, PKS 3.4%, PPP 2.2%, Perindo1.6%”, terangnya.

Lebih lanjut Ikhsan menguraikan adapun partai-partai lain perolehannya masih dibawah 1 persen. “Selebihnya seperti partai PSI 0.5%, kemudian PBB, Hanura, dan Ummat ketiganya memeroleh 0.3%. Sementara Garuda 0,2%, kemudian Gelora dan PKN sama-sama 0.1%, sedangkan partai Buruh sama sekali tidak mendapat pilihan dari pemilih perempuan”, imbuhnya.

“Pemilih perempuan memiliki efek elektoral tinggi pada Pemilu karena loyalitas dan partisipasi tinggi, memenangkan suara mereka langkah strategis untuk memenangkan kontestasi Pemilu.” Ikhsan Rosidi

Meskipun demikian, Ia menggarisbawahi jika ceruk dari responden pada segmen demografi ini juga masih relatif terbuka. “Masih ada 7.8% yang memilih tidak menjawab atau tidak tahu. Tentunya, potensi ini bisa menjadi tambahan suara bagi partai manapun yang dapat mengelolanya,” pungkasnya.

PDIP, PKB, dan Gerindra Partai Paling Dipilih Nahdliyin

PDIP merupakan partai yang populer di kalangan Nahdliyin berdasarkan hasil survei SSC di Jawa Timur. Menurut Direktur SSC, Mochtar W. Oetomo, PDIP berada di posisi pertama, diikuti oleh PKB dan Gerindra di posisi kedua dan ketiga. PDIP 24.2%, PKB 23.5%, dan Gerindra 16.8%,” jelasnya.

Mochtar menambahkan, perolehan PDIP puncaki sebagai partai pilihan Nahdliyin sangat menarik, mengingat partai pesutan Megawati Soekarno Putri ini dikenal sebagai partai Nasionalis.

“Berarti kader-kader PDIP sangat bekerja keras dalam menyentuh masyarakat Jawa Timur, khususnya dalam demografi Nahdliyin ini. Bahkan perolehannya mengalahkan PKB”, imbuh Dosen FISIB Universitas Trunojoyo ini

Lebih lanjut Mochtar menjabarkan partai lainnya pun perolehannya hanya kurang dari 10 persen. Di antaranya Demokrat memiliki perolehan 7.9%, sedangkan Golkar dengan 5.8%, Nasdem 2.8%, PPP 2.5%, PAN dan PKS keduanya memeroleh 2%, Perindo 1.7%.

“Sementara lainnya seperti PSI hanya 0.5%, PBB 0.3%, Hanura 0.2%. Kemudian partai Ummat, Buruh, dan Gelora kompak memeroleh 0.1%, lalu partai Garuda dan PKN benar-benar tidak mendapat pilihan dari Nahdliyin”, terangnya.

Mochtar menegaskan bahwa potensi suara dari responden pada segmen demografi ini masih bisa diperebutkan. Sebanyak 5% tidak menjawab/tidak tahu, suara yang masih dapat diperebutkan menjelang Pemilu mendatang.” punkasnya

PDIP Jawara Elektabilitas Partai Politik di Jatim

PDIP merupakan partai besar dengan amunisi kuat dan komplit, yang memenangi Pemilu dalam 1 dekade terakhir. Riset oleh Surabaya Survey Center menunjukkan bahwa PDIP tetap menjadi jawara elektabilitas di Jawa Timur menjelang Pemilu 2024.

Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengungkapkan, elektabilitas PDIP berada di posisi puncak dengan memperoleh angka sebesar 23.7%. “Baru kemudian disusul oleh PKB dan Gerindra yang masing-masing mengantongi 19.8% dan 15.8% di urutan kedua dan ketiga”, paparnya.

Ikhsan menambahkan selain tiga posisi teratas, partai lain pun mengikuti seperti Demokrat dan Golkar dengan perolehan masing-masing 8.7% dan 7.2%, Nasdem 3.8%, PKS 3.5%, PAN 3.2%, PPP 2.2%, Perindo dan PSI masing-masing 1.8% dan 1%. “Lainnya, yakni PBB 0.3%, Hanura dan Ummat yang keduanya sama-sama 0.2%, Sementara partai Buruh, Gelora, PKN, dan Garuda kompak memeroleh 0.1%”, imbuh Ikhsan

Ikhsan menyatakan bahwa elektabilitas PDI-P meningkat karena seluruh elemen partai bekerja optimal dengan program-partai yang langsung memperhatikan masalah riil di Jawa Timur. Hal ini menyebabkan tingkat penerimaan masyarakat terhadap PDIP semakin tinggi dan elektabilitasnya meningkat.

Namun, 8.2% responden tidak menjawab atau menyatakan tidak tahu, yang disebut sebagai undecided voters. Undecided voters adalah peluang besar bagi partai lain. Data menunjukkan bahwa perilaku mereka akan menentukan pilihan di detik-detik terakhir menjelang hari pencoblosan ”, pungkas Ikhsan.

Berikut Alasan/Pertimbangan Masyarakat Jatim dalam Memilih Partai

Pemilu 2024 tinggal beberapa bulan lagi. Penting untuk tahu siapa yang mendorong pemilih Jawa Timur dalam memilih parpol. Riset SSC menemukan bahwa masyarakat Jawa Timur cenderung tertarik pada program partai.

Direktur SSC, Mochtar W. Oetomo mengungkapkan sebanyak 26.8% masyarakat Jatim menyatakan bahwa program yang diwarkan oleh partai menjadi pertimbangannya dalam memilih parpol dalam pemilu nanti. “Baru posisi berikutnya dengan diberi uang atau sembako dengan 25%, lalu Pimpinan/Tokoh Partainya 20.9%, Kader atau Celg yang Ditampilkan 10.6%, Ikut Pilihan Keluarga atau Teman 7.2%, serta Fatwa Ulama 5.2%. Sisanya yang memilih tidak menjawab atau tidak tahu 4.3%”, jelasnya.

Dosen FISIB Trunojoyo Madura: Masyarakat Jatim heterogen, analisa khusus dalam memilih parpol. Pentingnya posisi tokoh partai setelah uang dan sembako. Perlu memperkuat self branding untuk dukungan.” pungkasnya.

Elektabilitas AA La Nyalla Kuat di DPD Jatim

Persaingan pemilihan DPD RI di Jatim semakin ketat dan diprediksi alot. Sebanyak 15 bacalon anggota DPD RI di Jawa Timur telah mendaftar di KPU Jatim. Hasil riset SSC menunjukkan AA La Nyalla kuat elektabilitasnya di Jawa Timur.

Direktur SSC, Mochtar W. Oetomo mengungkapkan, elektabilitas AA La Nyalla di Jatim melejit dengan perolehan 20%. “Nama-nama lainnya hanya memeroleh kurang dari 10 persen, yakni A. Ahmad Nawardi dengan 8.6%, Emilia Contesa 5.8%, Evi Zaenal Abidin 5%, Agus Raharjo 4.5%, Bambang Harianto 3%. Sementara  Abdul Qodir Amir H. dan Lia Istifhama kedua sama-sama memeroleh 2.5%, Ayub Khan 1.8%, serta Catur Rudi Utanto dan Muhammad Trianto masing-masing 1.2% dan 1 %”, urai Mochtar.

Lebih lanjut, Mochtar menambahkan beberapa nama lainnya hanya memeroleh kurang dari 1 persen. “Yakni di antaranya Doddy Dwi Nugroho dan Kunjung Wahyudi yang keduanya kompak memeroleh 0.8%, lalu Adilla Azis dan Kondang Kusumaning Ayu juga memeroleh perolehan yang sama dengan 0.5%”, imbuhnya.

41.5% responden tidak menjawab atau tidak tahu. “Undecided voters adalah peluang besar yang masih bisa diperebutkan oleh para Bacalon. Data menunjukkan perilaku mereka akan menentukan pilihan pada detik-detik terakhir sebelum hari pemilihan.” pungkasnya.

Inilah Partai yang Paling Sering Muncul di Akun Medsos

PDIP adalah partai politik yang paling sering muncul di Media Sosial Jatim menurut riset SSC. Menurut Peneliti Direktur Riset SSC, Moh. Edy Marzuki sebanyak 28.7% responden menyatakan PDIP sering muuncul di Medsos. Partai lain yang mengikuti yakni Demokrat dan Perindo dengan perolehan masing-masing 14.4% dan 12.4%. “Partai lainnya memeroleh kurang dari 10%, yakni Gerindra 8.2%, PKB 5.2%, Nasem dan Golkar keduanya sama-sama memeroleh 4.8%, PAN 2.9%, PSI 1.9%, PKS 1.7%, PPP1.3%.

Adapun partai yang lain masih kurang dari 1 persen, di antaranyaHanura 0.5%, PBB 0.3%, Gelora 0.1%. Sementara partai Garuda, Buruh, PKN, dan Ummat dinilai warga Jatim sama sekali tidak pernah muncul di medsos. Kemudian, yang memilih tidak menjawab atau tidak tahu sebanyak 12.8%”, urainya.

Edy menyatakan, persepsi masyarakat Jatim terhadap PDIP terkait erat dengan keberadaan partai ini di media sosial. Ini sejalan dengan popularitas partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarno Putri dan disukai oleh generasi milenial.

“Kebanyakan peselancar medsos adalah milenial. Medsos penting dalam mentransformasi ide dan program kerja partai politik di era digitalisasi informasi,” pungkasnya.

Kecenderungan Masyarakat Jatim dalam Memilih Gambar Partai atau Nama Caleg

Riset oleh SSC menemukan perbedaan yang lumayan antara pemilih yang memilih gambar partai dan pemilih yang memilih nama Caleg di Jatim.

Menurut Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi, sekitar 40.5% masyarakat memilih mencoblos gambar partai saat pemilu. Jumlah Caleg yang mencoba memenangkan pemilu 2024 dengan menarik hati masyarakat mencapai 52. 8% responden menyatakan hal ini. Sementara  tidak. Ikhsan menjelaskan bahwa6.7% memilih tidak tahu atau tidak menjawab.

Para Caleg saat ini telah bekerja keras agar namanya diingat oleh pemilih di Jatim. Jika hal ini terus dipertahankan dan trennya terus meningkat, pada Pemilu 2024 mendatang akan memberikan efek keterpilihan.” terang Ikhsan

Begini Tanggapan Masyarakat Soal Kapan Pemilu Dilaksanakan dan Akan Gunakan Hak Pilih atau Tidak

Pemilu 2024 tinggal beberapa bulan lagi. Surabaya Survey Center (SSC) telah melakukan riset yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden hanya mengetahui tahun Pemilu dilaksanakan. Mayoritas dari mereka berencana menggunakan hak pilih dalam Pemilu 2024.

Direktur SSC, Mochtar W. Oetomo mengungkapkan responden dalam mengetahui kapan Pemilu akan dilaksanakan setidaknya yang mampu menyebut tahun saja ada 43.5%. “Responden yang mampu menyebut bulan dan tahun sebanyak 26.6%, sedangkan yang mampu menyebut secara lengkap mulai tanggal, bulan, dan tahun sebanyak 23.6%. Sementara yang tidak tahu atau tidak menjawab hanya 6.3%”, jelasnya.

Lebih lanjut, Mochtar mengatakan sebagian besar atau bahkan bisa dipastikan responden akan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2024 ke depan. “Prosentasenya cukup tinggi, yakni 90.8% responden menjawab ya, pasti menggunakan hak pilihnya dalam pesta demokrasi 2024 mendatang, sementara yang masih belum pasti hanya 9.2%. Paling tidak sebagian besar responden bisa menggunakan hak pilihnya ke depan”, pungkasnya.

Swing Voters terhadap Ganjar, Prabowo, dan Anis masih Cukup Tinggi

Hasil riset dari Surabaya Survey Center (SSC) menunjukkan adanya kecenderungan Swing Voters pada Pilpres. Bakal calon yang disimulasikan dalam riset tersebut adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Peneliti Direktur Riset SSC, Moh. Edy Marzuki mengungkapkan Swing Voters Ganjar pun yang namanya santer dengan banyak relawan nampaknya masih sebanyak 56.8%, sementara memiliki Strong Voters sebanyak 43.2%.

“Hasilnya untuk Prabowo pun demikian, Swing Voters sebanyak 55.7% dan Strong Voters dengan 44.3%. Sementara Anies Baswedan, dengan Swing Voters paling tinggi dengan 57.1% dan Strong Voters dengan 42.9%”, terang Edy.

Hasil riset ini dapat mempengaruhi simpatisan dan relawan calon untuk lebih meyakinkan masyarakat dalam memilih.

Dalam Pilpres yang tinggal beberapa bulan lagi, penting untuk mempertahankan dukungan dari Strong Voters dan mengurangi pengaruh Swing Voters. Jangan sampai semakin mendekati, Strong Voters bakal calon semakin tergerus.” pungkasnya

PKB, GOLKAR, NASDEM, PAN, DEMOKRAT, DAN PPP Belum memberi Dukungan Suara yang Solid pada Salah Satu Capres

Surabaya Survey Center (SSC) menemukan bahwa beberapa partai belum memberikan dukungan yang solid pada salah satu Calon Presiden (Capres) menjelang Pilpres 2024.

Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi mengungkapkan partai PKB, Golkar Nasdem, PAN, Demokrat, dan PPP masih belum solid menjatuhkan dukungan mereka ke salah satu Capres. Bila diambil contoh seperti PKB, sebanyak 20.2% mendukung Anies, 38.6% mendukung Ganjar, 35.8% mendukung Prabowo, dan yang tidak menjawab/tidak tahu 5.4%. Golkar sebanyak 17.4% mendukung Anies, 44.6% mendukung Ganjar, dan 30.6% mendukung Prabowo, serta 7.4% tidak menjawab/tidak tahu.

“Partai Nasdem, PAN, Demokrat, dan PPP pun menunjukkan tren peta dukungan yang merata untuk tiga simulasi Capres”, ujar Ikhsan.

Lebih lanjut, Ikhsan menuturkan, bila dibandingkan dengan Gerindra, dukungan kuat jelas terlihat mengarah ke Prabowo dengan 74.5%, Ganjar 16.7%, dan Anies 6.2%, serta yang tidak menjawab/tidak tahu 2.6%. Sementara pada PDIP dukungan kuat untuk Ganjar dengan 76.2%, Prabowo 14.5%, Anies 6%, dan yang tidak menjawab/tidak tahu 3.3%. Bila PKS, mengambil sikap dengan mengupayakan dukungan terhadap Anies 56.9%, Ganjar 19.6%, dan Prabowo 13.7%, serta yang tidak menjawab/tidak tahu 9.8%.

“Bahkan PSI dan Perindo pun mengambil sikap dengan menjatuhkan dukungan ke Ganjar sebanyak 50% untuk PSI, 68.4% untuk Perindo. Dalam mendukung Prabowo PSI sebanyak 33.3% dan Perindo sebanyak 15.8%. Sementara dalam mendukung Anies, PSI sebanyak 16.7%, dan Perindo sebanyak 15.8%”, imbuh Ikhsan.

Ganjar menang di wilayah Arek, Mataraman, dan Pantura Barat. Prabowo kuat di Pandalungan dan Madura

Calon Presiden (Capres) yang diusung oleh PDIP, Ganjar Pranowo secara peta suara sub kultur menang di wilayah Arek, Mataraman, dan Pantura Barat. Hal ini diungkap melalui hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC).

Direktur SSC, Mochtar W. Oetomo mengungkapkan jika Gubernur Jawa Tengah, Ganjar menguasai wilayah Arek, Mataraman, dan Pantura Barat. Di wilayah Arek, Ganjar memeroleh 43.2%, sedangkan Prabowo 33.4% dan Anies 17.2% serta yang tidak menjawab atau tidak tahu 6.2%, bila di wilayah Mataraman, Ganjar pun masih puncaki perolehan dengan 46.9%, diikuti Prabowo 30.6%, Anies 13.2%, dan yang tidak menjawab atau tidak tahu 13.3%.

“Lalu bagai mana bila di Pantura Barat? Ganjar kuat dengan memeroleh sebanyak 44.7%, disusul Prabowo 37.3%, Anies 13.7%, dan yang tidak menjawab atau tidak tahu 4.3%”, urainya.

Lebih lanjut, Mochtar memaparkan kekuatan Prabowo di wilayah sub kultur Pandalungan dan Madura. di Pandalungan, Prabowo memeroleh 41.9%, diikuti Ganjar dengan 38.3%, dan Anies 13.2%. Sedangkan di wilayah sub kultur Madura, perolehan Prabowo mencapai 42.8%, disusul Anies 35.6%, dan Ganjar 18%, serta yang tidak menjawab atau tidak tahu 3.6%”, imbuh Dosen FISIB Universitas Trunojoyo Madura ini.

Melihat peta suara Capres di Jawa Timur, Mochtar menemukan bahwa Ganjar sering mengunjungi wilayah dengan sub kultur yang memiliki pengaruh kuat bagi dia. Ganjar menyadari pentingnya Jatim dalam Pilpres. Jatim adalah barometer politik nasional.” pungkasnya

dn

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here