Jakarta, Nawacita – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 7,07 persen. Menanggapi hal itu, Ekonom senior Rizal Ramli menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat pandai memutar presepsi publik, sehingga mampu menutupi fakta yang sebenarnya.
“Itu yang ramai diberitakan itu pertumbuhan ekonomi Q2-2020 to Q2-2021 itu 7,07%. Kalau dilihat pertumbuhan ekonomi secara kwartalan, Q12021 to-Q2-2021, hanya tumbuh 3,3%, Q3 2021 bakal anjlok lagi. Lihai ‘spinning persepsi‘,” kata Rizal, saat dihubungi nawacita.co, Jumat (06/08/2021).
Sementara itu, Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan jika dilihat dari kualitas pertumbuhan di kuartal ke II tergolong rendah apabila dihadapkan pada serapan tenaga kerja.
“Bisa dicek dari sektor sektor yang tumbuh tinggi justru sektor non tradable seperti jasa keuangan (8,35%), transportasi (25,1%), perhotelan (21,5%) dan perdagangan (9,44%),” ucap Bhima, saat dihubungi nawacita.co, Jumat (06/08/2021).
“Sementara sektor yang serapan tenaga kerja nya besar di tradable yakni sektor pertanian cuma tumbuh 0,38% yoy dan industri di naiknya 6,58%,” tambahnya.
Meskipun Indonesia berhasil keluar satu kuartal dari resesi, namun ia mengingatkan dengan adanya kebijakan PPKM level 4 akan mengakibatkna proyeksi pertumbuhan ekonomi minus di kuartal III 2021.
“Jangan keburu senang dulu karena pemulihan semu satu kuartal. Konsumsi rumah tangga bisa melemah lagi, dan motor dari investasi juga terpengaruh dengan adanya ppkm. Realisasi investasi bakal delay atau tertunda, investor wait and see dulu kapan kasus harian turun signifikan juga pelonggaran mobilitas dilakukan,” papar Bhima.
Ia meminta agar pemerintah harus tetap fokus guna antisipasi pada kuartal III dan kuartal IV. Agar pertumbuhan ekonomi bisa terus meningkat.
“Pemerintah fokus antisipasi kuartal ke III dan kuartal ke IV agar ekonomi bisa selamat dari resesi dan tumbuh positif satu tahun penuh,” imbuhnya.
Penulis: Alma Fikhasari


