Jakarta, Nawacita – Sektor ekonomi kreatif mempunyai potensi besar menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia ke depan.

Pasalnya, Indonesia mencatatkan kontribusi kekayaan intelektual (KI) sebesar Rp 1.105 triliun pada 2019 atau kurang lebih 7% dari rata-rata Produk Domestik Bruto (PDB) dengan serapan tenaga kerja sebanyak 17 juta orang selama setahun.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H Laoly mengungkapkan, capaian KI pada PDB ini mencatatkan Indonesia pada posisi ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel).

“Dalam persentase kontribusi ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual terhadap PDB,” kata Yasonna dalam sambutan peringatan Hari Kekayaan Intelektual Sedunia 2021 yang digelar secara virtual melalui melalui kanal Youtube dan Instagram DJKI Kemkumham, Senin (26/4/2021).

Yasonna mengatakan, capaian kontribusi kekayaan intelektual tersebut, linier dengan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin bahwa ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual sebagai poros baru ekonomi nasional Indonesia di era digital serta mewujudkan Indonesia menjadi negara terbesar dalam sektor ekonomi digital.

“Hal ini juga menjadi indikasi bahwa sektor ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual tidak bisa diremehkan karena berdampak nyata pada ekonomi nasional,” imbuhnya.

Yasonna menjelaskan, geliat ekonomi kreatif para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Indonesia menjadi penting dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan inklusi, meskipun sempat terpukul akibat pandemi Covid-19.

“Nyatanya, UMKM justru yang memiliki ketahanan tinggi dan berperan sebagai bantalan perekonomian nasional karena kemampuannya untuk bertahan pada periode tekanan dan dapat tumbuh kembali lebih cepat,” paparnya.

brt1