Radiohead Tolak Hadiri Rock and Roll Hall Of Fame

Radiohead
Radiohead
top banner

Jakarta, Nawacita — Di akhir tahun 2018 lalu, Radiohead diumumkan menjadi salah satu dari tujuh penampil yang masuk Rock And Roll Hall Of Fame 2019. Bersama band Inggris itu, juga disebutkan nama Janet Jackson, The Cure, Stevie Nicks, Roxy Music, Def Leppard dan The Zombies.

Melansir NME, untuk bisa masuk daftar bergengsi itu rilisan perdana si artis harus rilis 25 tahun lalu. Pablo Honey, debut Radiohead yang langsung mempopulerkan megahit Creep, edar pada 1993.

Namun ternyata Thom Yorke dan rekan-rekannya tidak berminat dengan penghargaan tersebut. Tahun lalu, setelah mengetahui bahwa mereka masuk daftar nominasi, gitaris Ed O’Brien langsung menyatakan mereka takkan hadir dalam acara itu.

“Sebagai band yang berasal dari Inggris, menyenangkan rasanya masuk nominasi, tetapi kami tak begitu memahami kultur ini,” kata O’Brien saat itu.

“Hal ini sangat Amerika. Kami orang Inggris buruk sekali dalam merayakan diri kami sendiri,” lanjutnya.

Di sebuah kesempatan berbeda, gitaris Johnny Greenwood mengungkapkan hal serupa. Pada 2017, dengan jujur ia menyatakan tak peduli bandnya masuk nominasi.

“Mungkin ini hanya hal kultural biasa yang tak saya mengerti. Maksud saya, dari luar hal ini [Hall of Fame] terlihat seperti… sebenarnya ini hanya tindakan mementingkan diri sendiri. Dan apapun yang meninggikan profesi ini [sebagai musisi] hanya membuat saya merasa makin tak nyaman,” kata Greenwood.

Kini, setelah dipastikan masuk Hall of Fame, sang vokalis Thom Yorke pun mengeluarkan pernyataan senada.

Dalam obrolan bersama Variety beberapa waktu lalu, Yorke menjelaskan bukan berarti dirinya bermaksud tak sopan dengan menolak hadir. “Kami tak bermaksud menyerang siapa-siapa. Kami rasa kami hanya tidak mengerti sebagai orang Inggris,” katanya.

“Sepertinya masalah kami sebenarnya adalah setiap acara penghargaan Inggris itu jelek sekali. Kami bertumbuh besar dengan Brit Awards, acara yang seperti kecelakaan mobil yang dikendarai orang mabuk itu, jadi yeah, kami tidak benar-benar tahu harus bertindak apa,” ucap musisi yang dikenal eksentrik itu.

Selain itu, Yorke menjelaskan bahwa pada 7 April mendatang dirinya telah memiliki jadwal bersama Philharmonie De Paris, hanya sembilan hari setelah upacara penghormatan.

“Saya tak bisa [hadir]. Saya tahu saya tidak bisa, karena saya menulis komposisi piano untuk pianis Prancis Katia dan Marielle Labeque. Ada Paris Philharmonic, jadi saya harus ada di sana… Jadwal saya penuh,” katanya.

Yorke tampaknya lebih tertarik dengan penghargaan Oscar tahun ini, di mana karyanya yang berupa komposisi Suspirium, lagu tema pembuka dan penutup film Suspiria, diunggulkan di kategori Best Original Song dan Best Original Score.

“Oscar rasanya lebih masuk akal, saya pikir, saya mendapatkan lebih banyak penjelasan tentangnya. Maksudnya, saya memang berharap ia [Suspirium] masuk nominasi,” ujar Yorke.

“Itu akan bagus sekali, karena saya mengerjakannya selama satu setengah tahun dan saya benar-benar bekerja keras untuk itu. Jadi kau tahu, kadang menyenangkan untuk dikenali. Kadang-kadang saja, kalau kau mengerti maksudnya,” katanya.

Suspiria (Music for the Luca Guadagnino Films) adalah album pengiring film horor Suspiria yang dikerjakan oleh Thom Yorke. Rilis pada 2018, proyek film perdana Yorke ini mendapat banyak sanjungan, sama seperti filmnya. Dibintangi oleh Dakota Johnson, Suspiria bercerita tentang sebuah akademi tari di Jerman yang dikendalikan oleh sejumlah penyihir.

cn

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here