Rektor Nurhasan Soroti Lemahnya Koordinasi dan Pentingnya Lulusan Unggul Berdaya Saing Global
Surabaya, Nawacita.co – Para tokoh pendidikan berkumpul membicarakan urgensi revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), yang dinilai sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman. Sekaligus Universitas Negeri Surabaya sebagai tuan rumah pada agenda tersebut yang dilakukan selama dua (2) hari Rabu (25/6/2025) dan Kamis (26/6/2025).
Rektor Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Nurhasan, menyampaikan refleksi tajam dalam forum tersebut, khususnya tentang lemahnya koordinasi antar-lembaga yang selama ini memperlambat proses perubahan di sektor pendidikan. Ia mengkritisi mentalitas birokrasi yang sering bekerja sendiri-sendiri meski berada dalam satu atap.
“Kita sering bersama-sama, tapi tidak pernah benar-benar bekerja sama,” ujarnya lantang (25/6/2026).
Menekankan bahwa perubahan UU pendidikan tidak boleh sekadar tambal sulam. Ia mengusulkan rumusan undang-undang baru yang “nendang”, anti-mainstream, dan berpandangan jauh ke depan hingga 10 atau bahkan 20 tahun mendatang.

“Pendidikan harus mempersiapkan lulusan yang unggul dan mampu bersaing secara global, tidak hanya di atas kertas, tetapi benar-benar bisa mengoperasionalkan kompetensi secara nyata,” ucapnya.
Pria yang suka disapa Cak Hasan itu mengungkapkan UNESA, melalui kerja samanya dengan LAMDIK, ISPI, dan APORI, berkomitmen menyiapkan pendidikan yang tidak hanya relevan dengan kebutuhan zaman, tetapi juga memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perubahan global.
“Kalau hanya akademis-akademisan, sekadar memenuhi standar, Indonesia Emas 2045 hanya akan jadi mimpi,” tegasnya.
Dengan atmosfer yang terbuka, dialogis, dan konstruktif, forum di UNESA ini menjadi bagian dari langkah awal penting dalam menyusun fondasi pendidikan Indonesia yang kokoh, adaptif, dan berdaya saing tinggi untuk menghadapi masa depan.
Reporter: Alus