Terbengkalai! Proyek Jalan Layang Nurtanio Picu Macet, Banjir, dan Polusi Debu
Bandung, Nawacita – Proyek Jalan Layang Nurtanio Kota Bandung menjadi salah satu proyek yang sedang disorot hari ini. Pasalnya, proyek yang dicanangkan rampung Desember 2024 ini mangkrak dan tak kunjung selesai hingga saat ini.
Diketahui, proyek Jalan Layang Nurtanio itu merupakan proyek milik pemerintah pusat atau Kementerian PUPR. Secara geografis Jalan layang tersebut nantinya akan melewati tiga kelurahan di Kota Bandung yaitu Kelurahan Garuda, Kelurahan Dungus Cariang dan Kelurahan Husein Sastranegara.
Jalan yang membentang dari Jalan Ilmu Nurtanio hingga Jalan Abdurahman Saleh itu awalnya dibangun gua mengurai kemacetan. Namun, proyek itu kini mangkrak dan malah semakin memperparah kemacetan di kawasan tersebut.
Mangkraknya proyek jalan ini akhirnya banyak dikeluhkan warga sekitar karena membuat jalanan yang sebelumya sudah macet malah semakin macet. Apalagi adanya proyek ini malah membuat jalanan di kawasan tersebut banjir. Bahkan akhirnya membuat ekonomi warga terdampak secara tidak langsung.

Cortez (30) salah satu warga Kelurahan Garuda, Kecamatan Andir Kota Bandung mengatakan, proyek ini sudah berjalan sejak tahun 2022 dan dicanangkan rampung pada Desember 2024. Namun hingga saat ini proyek tersebut tak kunjung selesai.
Ia menyebut, dirinya pernah bertanya kepada beberapa Komandan Regu (Danru) K3 proyek terkait tengah waktu selesainya proyek itu. Namun jawaban yang dilayangkan selalu sama dan tidak ada kejelasan terkait waktu selesainya proyek.
“Kalau misalkan ditanya sekarang, saya nanya ke danru K3, kepala pelaksana ini beresnya kapan? ‘Desember nanti’. Udah Desember, ‘diperpanjang lagi sama PU’. Nah a pembuatannya jadi nanti Mei, pertengahan tahun, selalu gitu, sampai sekarang. Jadi belum ada penjelasannya,” ujar Cortez saat diwawancarai di Jalan Ilmu Nurtanio, Rabu (17/6/2025).
Cortez juga mengungkapkan bahwa dirinya merasa resah dengan proyek yang tak kunjung rampung ini. Hal itu karena jalanan yang semakin macet akibat proyek ini molor. Terlebih banyak material proyek yang memakan badan jalan sehingga lebar jalan jadi menyempit.
“Ya kacau, banyak merugikan masyarakat sekitar, udah tahu kan halte itu sebelum ada proyek flyover udah macet, ditambah sekarang ada proyek, proyeknya yang proyek molor gitu,” ungkap Cortez.
Selain itu, dirinya juga mengeluhkan pendapatannya sebagai tukang parkir yang berkurang akibat banyaknya pengendara yang enggan singgah di lahan parkirnya. Sebab banyak sekali debu yang beterbangan, polusi bahkan sampai hawa yang semakin panas ketika siang hari akibat adanya proyek ini.
Terlebih jika hujan datang, maka jalanan di kawasan tersebut menjadi becek bahkan banjir hingga ketinggian 30 centimeter.
“Jadi kena imbasnya biasanya ramai ya, jadi 50 persen aja kena imbasnya. Enggak apa-apa, ada proyek, cuman pengerjaannya itu harus cepet,” ucap dia.
“Polusi, kalau dikasih panas gini, kebul om, kalau dikasih hujan, banjir om ini, kalau kesininya pas waktu hujan aja, om segini om ini jalan segini, seumur-umur ya, diam disini, baru lihat jalan ini segini,” tambahnya.
Baca Juga: Farhan Soroti Proyek Jembatan Layang Nurtanio yang Mangkrak, Dinilai Tambah Titik Kemacetan
Ia berharap agar pemerintah segera menyelesaikan proyek ini agar situasi dan kondisi bisa kembali normal seperti semula. Jalanan tidak macet, suasana menjadi sejuk bahkan tidak ada lagi banjir dan ekonominya bisa segera pulih.
“Harapan buat pemerintah mah secepatnya harus segera diberesin. Hanya supaya bisa normal lagi gitu lah biar ekonomi pulih, biar nyaman gitu, enak jalan,” pungkas dia.
Sementara itu, Indra (24) warga Kelurahan Dungus Cariang Kecamatan Andir Kota Bandung yang juga dilewati jalan layang itu, mengaku bahwa pengerjaan proyek seringkali dikerjakan di jam-jam sibuk seperti pagi atau sore hari.
“Jam sibuk kan harusnya stop dulu. Ini lagi jam sibuk, operasi, kerja. Kan biasanya kan kalau kayak gini kan mainnya malam, bukan jadi jam siang, jam kerja kan. Jadi kita juga tenang imbas, kan kita juga juga parkir ya di sini,” kata dia.
Ia menceritakan juga bahwa proyek tersebut pernah memakan korban pada Februari 2025 lalu. Korban tersebut merupakan satu orang pengendara yang tertimpa tiang listrik beton saat pemasangan oleh pekerja proyek.
“Pernah juga ada pemotor yang meninggal karena tertimpa tiang listrik beton. Jadi lagi ada yang narik kabel, taunya tiang listrik ikut ketarik, nimpa si pemotor,” tutur Indra.
“Jadi keamanan kurang. Padahal kan harusnya kan lagi ada proyek itu, tahan dulu sebentar. Ini emang gak ada,” pungkas dia.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Mira (24) seorang pengendara motor asal Cimahi yang biasa melewati jalan ini. Ia mengaku kondisi lalulintas di Jalan Ilmu Nurtanio selalu macet dan berdebu akibat proyek jalan layang yang mangkrak. Tak jarang dirinya selalu batuk setiap melewati jalan ini karena debu yang beterbangan.
“Macet sih. Apalagi macetnya nggak kenal waktu. Terus berdebu juga dan bikin batuk-batuk. Pernah juga nyaris ketabrak karena kadang ada kendaraan motor ambil jalur berlawanan. Debunya itu loh bikin batuk-batuk terus macet jadi suka lama di jalan. Harapan saya sih semoga pemerintah segera membereskan karena kan ini masalahnya udah dari 2 tahun lalu,” tutur Mira.
Sebelumnya, Walikota Bandung Muhammad Farhan juga menyoroti proyek pembangunan Jalan Layang Nurtanio yang mangkrak hingga menyebabkan titik kemacetan baru di Kota Bandung.
“Karena gini kan, kita itu dicap sebagai kota paling macet sa dunia. Maka kita bertanya, kunaon nya? Kedua ada 1 titik di kota Bandung yang sampai sekarang masih misterius kenapa tidak diselesaikan? Nyaeta jembatan layang di daerah Nurtanio,” kata Farhan.
Farhan mengaku tidak mau berspekulasi terkait penyebab mangkraknya salah satu proyek pemerintah pusat itu.
“Masyarakat kan tidak peduli itu proyek pusat, kota, atau provinsi. Yang penting bagi mereka itu beres. Dan saya pun tidak akan bilang itu tanggung jawab kami di Pemkot, karena secara fakta itu milik pemerintah pusat,” pungkas dia. (Niko)


