Bandung, Nawacita – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat bekerjasama dengan International Furikake Association (IFA) mewacanakan untuk mengusulkan produk makanan kering Furikake asal Jepang sebagai menu makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Herman Suryatman saat ditemui di Gedung Sate Bandung, Rabu (14/5/2025).
Wacana tersebut rencananya akan bekerjasama dengan IFA dalam memanfaatkan Furikake sebagai makanan bergizi untuk MBG dan ibu hamil untuk mencegah stunting.
“International Furikake Association dari Jepang dan tadi didampingi teman-teman dari Jakarta. Teman-teman dari IFA, International Furikake Association ini, ingin menjalin kerja sama untuk sosialisasi penggunaan pemanfaatan Furikake,” ungkap Herman.
“Ya bisa nanti. Bisa untuk apa? Pengayaan (lauk makan MBG). Nah, tentu ini harus dianalisis juga berapa zat pewarna dari sebagainya sehingga tidak memberatkan,” tambahnya.
Furikake sendiri dikenal sebagai makanan kering yang berasal dari Jepang berupa bumbu kering yang ditaburkan diatas nasi, sayuran dan ikan.
Bumbu ini biasanya terdiri dari campuran ikan kering, biji wijen, serpihan rumput laut, gula dan bumbu lainnya. Furikake memberikan rasa gurih dan kaya akan nutrisi, sehingga sering digunakan untuk menambah selera makan.
“Furikake itu sebetulnya sama dengan di kita, sayuran, ikan, tapi dikeringkan. Jepang ini teknologi pengeringannya bagus. Sayur, ya macem-macem, ada apa namanya sosin, kemudian apa lagi, buang putih, buang galo, macem-macem lah sayur, tomat, ikan, tapi diolah dengan teknologi bagus, sehingga menjadi makanan kering dengan kadar nutrisi yang tinggi,” papar Herman.
“Jadi bahan makanan yang dikeringkan, yang memiliki kandungan protein hewani, protein nabati, kadar nutrisinya terjaga, dikeringkan tapi tidak menurunkan kadar nutrisi sehingga mengkonsumsi Furikake atau makanan kering dengan makanan segar itu tidak jauh lebih baik,” imbuhnya.
Baca Juga: KDM Tanggapi Kasus Keracunan Belasan Siswa di Cianjur yang Diduga Akibat Makanan MBG
Herman menilai bahwa produk Furikake ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan makanan basah. Di antaranya seperti kandungan gizi dan nutrisi yang lebih tinggi, tingkat keawetan yang lebih lama serta kemasan yang praktis dan bisa dibawa atau dikonsumsi di mana saja.
“Sehingga makanan bergizi ini bisa dibawa kapan saja, bisa dikonsumsi di mana saja. Sekiranya kan bagus. Jadi walaupun simple, tapi kandungan gizinya itu standar gitu bagus. Makanya tidak ada atau hampir tidak ada makanya anak-anak Jepang yang kekurangan gizi,” jelasnya.
Selain untuk lauk makan MBG, Furikake juga diwacanakan sebagai konsumsi yang cocok untuk balita, anak-anak bahkan ibu hamil. Hal itu dilakukan sebagai langkah preventif untuk mencegah stunting di Jawa Barat.
“Bisa membantu untuk mengakselerasi penurunan atau prevalensi stunting. Karena itu bisa dikonsumsi oleh ibu hamil, dikonsumsi oleh balita terutama balita tujuh sampai empat bulan. Harapannya ke depan semua ibu hamil, kemudian balita tujuh sampai empat bulan bisa tercukupi asupan gizinya,” kata Herman.
Meski demikian, pihaknya tetap akan menguji kandungan dalam Furikake termasuk terkait Halal atau tidaknya makanan tersebut.
“Nanti kami juga akan laporkan BPOM ya, karena ini kan contohnya impor dari Jepang. Kami akan cek dulu minta analisis dulu ke BPOM apakah halal atau tidak. Kemudian kandungan nutrisinya seperti apa, baru kalau ketemu BPOM,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Raden Vini Adiani Dewi menyebut bahwa nantinya produk Furikake ini bisa menjadi alternatif makanan untuk mencegah stunting bahkan menjadi lauk makan program MBG.
“Pusat pemprosesan, makanan menjadi makanan kering yang di dalamnya kadar gizi dan sebagainya itu masih sama, itu yang diharapkan nanti salah satunya adalah pemanfaatan, misalnya sisa panen, jadi makanannya harus segar makanan segar atau ikan segar,” jelasnya.
“Nanti dikelola menjadi makanan kering dan nanti bisa diberikan kepada anak-anak untuk tambahan masalah gizinya, baik itu mencegah, stunting ataupun dalam pelaksanaan MBG,” tandas Vini Adiani.
Reporter : Niko


