Surabaya, Nawacita – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menekankan persoalan biaya ‘urunan’ yang sering ada di sekolah. Eri menyampaikan hal tersebut pada Masa Orientasi Orang Tua (MOOT) Siswa jenjang SD dan SMP, Sabtu (27/7).
Eri mengungkapkan dengan adanya urunan seiklasnya yang dilakukan sekolah, seringkali para murid yang terkena dampak bahkan ada yang mengalami bully dari murid lainnya.
“Ada urunan kelas seiklasnya, tapi sayangnya sekolah ini gratis, tapi ada urunan, karena apa, karena ada kegiatan lainnya diluar sekolah, kita mencontohkan tidak baik ke anak-anak, ini kejadian beneran, karena menitipkan biaya urunan ke anak-anak untuk dititipkan ke anak dari orang tua yang jadi ketua komite, akhirnya kalau ada anak yang tidak urunan itu di bully, itu terjadi di Surabaya, karena apa, kita salah mendidik anak-anak kita, baik orang tua, sekolah, gurunya salah mendidik anak-anak, yang muncul akhirnya persaingan.” ujar Eri.
Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Eri juga membahas persoalan terkait wisuda, Eri juga menyampaikan tidak ada larangan dari Pemerintah Kota Surabaya terkait pelaksanaan wisuda. Akan tetapi dirinya menegaskan bahwa apabila sekolah nantinya kan menggelar wisuda, tidak boleh ada tarikan dari pihak sekolah, terlebih lagi ada wali murid yang tidak mampu untuk membayar.
“Ada yang bilang Pak Eri melarang wisuda, tidak saya tidak pernah larang. Tapi jangan pernah membayar wisuda itu dengan alasan apapun, dengan alasan seiklasnya, tidak bisa seiklasnya, bagaimana kalau yang tidak punya. Tapi lebih baik sekolah mengumpulkan yang mampu, mau tidak wisuda, kalau yang mampu mau, anak-anak tidak perlu tau (ada urunan), hanya gurunya, tapi orang tua yang mampu saling membantu dan anak-anak bisa wisuda, berkah semua akhirnya.” lanjutnya.
Cak Eri pun berharap, kalaupun ada kegiatan dan membutuhkan biaya urunan, pihak sekolah maupun orang tua jangan melibatkan anak dalam menitipkan biaya tersebut agar mencegah dampak buruk bagi sang anak.
“Saya berharap betul kalau ada sekolah yang mengadakan Wisuda, wisata, silahkan, tapi panggillah, jangan anaknya yang bayar, tapi orang tua yang bayar, jangan anak-anak ini dititipkan membayar, karena mereka masih kecil, nanti bisa timbul perasaan anak-anak itu tertekan.” pungkas Eri. (Gio)


