Unik, Tanaman Buah Tin Tumbuh Subur di Mojokerto Dengan Teknik Hidroponik
Mojokerto, Nawacita – pada umumnya teknik hidroponik dipakai untuk mengembangkan tanaman sayuran dan buah-buahan tanpa menggunakan media tanam berupa tanah. Bahkan tidak banyak sekarang para petani lebih memilih bertani dengan teknik hidroponik.
Seperti seorang warga asal Dusun Joho, Desa Tempuran, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto yang berhasil membudidayakan buah tin dengan cara hidroponik.
Ditangan Yani Suharto (57), buah tin yang terkenal susah perawatannya tersebut berhasil di kembangkan dengan teknik hidroponik. Selain menanam buah tin, Yayan sapaan akrab Yani Suharto juga menanam cabi dengan jenis Carolina reaper.
Yayan menggunakan kebun miliknya yang terdapat 2 petak kebuh tin yang masing-masing kebun semuanya menggunakan sistem greenhouse dengan luas 6×22 meter persegi.
Baca Juga :Â Gubernur Jawa Timur Sidak Pasar dan Pantau Harga Sembako di Mojokerto
“Saat ini ada sekitar 89 pohon buah tin yang dikembangkan di dua greenhouse dengan usia masih 3-4 bulan,” ucap Yayan, Sabtu (1/4/2023).
Yayan menjelaskan, disini ada tiga jenis buah tin yang dikembangkan, ada yang warnanya merah, kuning dan hitam. Buah ini memiliki bentuk menyerupai tetesan air mata dengan daunnya yang menyerupai daun pepaya. “Kalau kata beberapa orang ada yang menyebutnya buahnya menyerupai tetesan air mata dengan kulit hijau atau ungu,” ujarnya.

Yayan dalam menjalankan budidaya tanaman tidak sendirian, ia dibantu oleh Anang Faisal sebagai perawat tanaman. Faisal menceritakan, budidaya buah tin ini sudah sejak lima bulan lalu, dengan awalnya bibitnya dibeli dari Krian, Sidoarjo sebanyak 200 batang. “Bibit ini hasil cangkok an dan untuk harganya sekitar Rp 15 ribu,” ungkapnya.
Menurutnya, buah yang dikenal susah perawatannya tersebut kalau sekali panen, satu batang pohon tin bisa menghasilkan 20-30 buah. buah tin bisa dipanen pada usia antara 2 sampai 3 bulan. “Hampir mirip seperti pohon pisang, kalau sudah panen, pohonnya akan dipotong dan tunasnya akan tumbuh lagi, terus bisa berbuah lagi,” bebernya.
Baca Juga :Â Disdukcapil Kabupaten Mojokerto Tahun Ini Targetkan 25 Persen Warga Menggunakan IKD
Tanaman berasal dari timur tengah ini tumbuh dalam pot dengan teknik hidroponik dimana dalam pot-pot tersebut tersambung dengan sistem pengairan otomatis.”alat otomatis itu bernama Autopat Water Guard yang saya bikin sendiri, bahak dengan alat ini tanaman tidak akan kekurangan air dan tidak perlu penyiraman manual” jelas Yayan.
Anang menambahkan, Pemasaran sendiri masih melalui medsos dan marketplace serta pengirimannya masih sebatas di pulau Jawa saja. “Pengiriman sementara hanya di Jawa sebab, buah tin hanya mampu bertahan 3 hari,” imbuhnya.
Buah dengan segudang manfaat bagi kesehatan ini lumayan mahal, untuk per 250 gram isi 6 buah di jual Rp 40 ribu dan untuk 2 kilogramnya di jual Rp 150 ribu.
Fio Atmaja


