Jakarta, Nawacita – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR RI Rabu 30/6 saat ini Indonesia mengalami tantangan yang besar dalam hal logistik, yakni biaya logistik nasional masih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain, terutama di Asean.
Kartika Wirjoatmodjo menilai, tingginya biaya logistik tersebut salah satunya karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar. Sehingga biaya logistiknya pun beragam mulai dari biaya logistik laut, darat, pergudangan, stock dan suplai lainnya.
“Untuk itu integrasi pelabuhan ini menjadi sebuah keharusan karena menimbulkan beberapa dampak yang positif yaitu integrasi meningkatkan pelayanan, dan efesiensi penurunan cost diberbagai area fungsional pengelolaan serta memberikan fokus berbeda kepada fungsi-fungsi yang ada di Pelindo sekarang,” kata Kartika Wirjoatmodjo, dalam raker yang ditayangkan secara virtual, Rabu (30/6/2021).
Dalam raker tersebut, Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono terkait tingginya biaya logistik di Indonesia, menurut data World Bank logistik cost 2017 mencapai 23,5 persen dari PDB Indonesia. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan negara Malaysia yang hanya 13 persen dari PDB.
“Dari 23 persen itu dibagi untuk inventori (persediaan barang) 8,9 persen dan untuk darat 8,5 persen, laut 2,8 persen, administrasi 2,7 persen dan 0,8 persen untuk yang lainnya,” kata Arif Suhartono.
lebih lanjut, ia menjelaskan lima isu utama yang menyebabkan biaya logistik di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asean yakni, pertama regulasi pemeeintah yang tidak kondusif, kedua efesiensi value yang tidak kondusif
“Ketiga efesiensi untuk value chain maritim yang rendah, keempat operasi dan infrastruktur pelabuhan yang tidak optimal, dan yang terakhir yakni supply-demand tidak seimbang,” jelasnya.
Untuk diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan masalah logistik nasional merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan daya saing perekonomian Indonesia.
Oleh karena itu, pemerintah saat ini tengah bersinergi untuk mengembangkan program National Logistic Ecosystem (NLE) yang menjadi platform untuk mempertemukan komunitas logistik antara sektor permintaan dan penawaran.
Diharapkan dengan pembentukan NLE ini akan bisa menurunkan biaya logistik kita yang sekarang 23,5 persen dari PDB akan bisa ditekan menjadi 17 persen dari PDB.
Penulis: Alma Fikhasari


