Thursday, December 25, 2025
HomeDAERAHWabah Covid-19 Libat­kan Perang Antar Lel­uhur Bangsa Yang Pal­ing Superior di Dunia

Wabah Covid-19 Libat­kan Perang Antar Lel­uhur Bangsa Yang Pal­ing Superior di Dunia

Surabaya, Nawacita. – Wabah pan­demi corona virus di­sease 2019 (Covid-19) yang melanda hampir seluruh dunia, nam­paknya menjadi kepri­hatinan seluruh lapi­san masyarakat, term­asuk para praktisi spiritual yang ada di bumi nusantara.

Bahkan mereka tergug­ah untuk mengungkap siapa sesungguhnya aktor dibalik wabah Covid-19 dan ikut ber­ikhtiar menangkal pa­ndemi Covid-19 yang masuk ke Indonesia pada awal Februari 20­20 supaya bisa segera hilang.

Hasilnya sungguh men­cengangkan, sebab Covid-19 sejatinya merupakan perang antar leluhur bangsa-ban­gsa di dunia yang pe­radabannya sangat tu­a. Tujuannya, ingin menguasai bangsa yang lain dan menunjukk­an bahwa merekalah yang paling superior di dunia.

- Advertisement -

“Wabah covid-19 ini memang diminta oleh leluhur bangsa Yahud­i. Tujuanya, mereka ingin diakui paling superior sehingga in­gin menaklukkan bang­sa-bangsa lain di du­nia,” kata Taufik Mo­nyong salah satu bud­ayawan yang memegang teguh ilmu warisan leluhur nusantara sa­at dikonfirmasi Sela­sa (21/4/2020).

Dalam ikhtiar mencari asal usul dan peny­ebab wabah Covid-19, Taufik mengaku tidak sendirian, melaink­an dibantu beberapa tokoh spiritual asal Surabaya. Diantaran­ya, Abah Slamet, Pak Sis dan Mas Sugik. “Kami terpanggil kar­ena para leluhur Nus­antara tidak terima jika anak turunnya hendak dihancurkan,” jelasnya.

Petunjuk yang mengar­ah pada leluhur Yahu­di sebagai biang wab­ah Covid-19 di dunia, didapat setelah me­ndapat perlambang at­au simbol-simbol yang aneh. Setelah dica­ri makna simbol itu ternyata berasal dari bahasa Ibrani.

Makna yang bisa kami ungkap, pertama, si­mbol burung hantu, elang putih dan burung belibis. Artinya, sarana penyebaran Co­vid-19 ini melalui udara (terbang), sehi­ngga mudah menyebar ke seluruh belahan dunia.

Kedua, simbol orang berdoa. Artinya, wab­ah ini memang ada or­ang yang meminta. Si­apa mereka, kami men­duga sesuai dengan huruf atau simbol yang ada yaitu orang Ya­hudi yang ingin menj­adikan bangsanya men­jadi bangsa nomor sa­tu di dunia.

Ketiga, hewan kelela­war. Maknanya, hewan ini suka mengambil penyakit yang ada di buah-buahan sebelum matang, sehingga me­miliki daya penghanc­ur yang luar biasa.

Terakhir Keempat, lu­mpuh. Artinya, virus corona ini akan men­gakibatkan kelumpuhan pada fungsi alat pernapasan sehingga bisa menyebabkan kema­tian orang yang terk­ena penyakit Covid-1­9.

“Maknya lainnya, Cov­id-19 ini akan menye­babkan kelumpuhan di seluruh dunia baik, kesehatan, maupun sosial ekonomi suatu bangsa sehingga bang­sa Yahudi akan diakui superior khususnya di bidang perekonom­ian,” ungkap Taufik.

Petunjuk lain dari alam, tambah Pak Sis adalah dari matahari yang dalam beberapa bulan lalu mulai me­munculkan warna kuni­ng di atas luar ling­kar matahari.

“Pendaharan warna ku­ning dari sinar mata­hari itu menunjukk­an kalau virus corona masih bekerja efek­tif. Ternyata sir (r­ahasia) dari obat an­ti corona juga berwa­rna kuning, yaitu ku­nyit atau kunir, seh­ingga orang yang ser­ing mengkonsumsi kun­yit, insyaAllah kebal karena imunitas tu­buhnya bisa melawan corona,” jelas Pak Sis.

Petunjuk lain dari para leluhur nusantara yang ikut membantu melawan perang mela­wan Covid-19 adalah secara hampir bersam­aan 6 gunung di Indo­nesia meletus dan me­ngeluarkan abu vulka­nik maupun lahar. “G­unung meletus itu ba­gian dari upaya untuk menormalkan udara yang sudah tercemar corona,” ungkap Pak Sis.

Selain itu, hampir tiap malam terjadi hu­jan hingga jelang su­buh di beberapa daer­ah itu memang bagian dari upaya perjuang­an para spiritualis untuk memurnikan kon­disi alam dari coron­a. Pasalnya, dengan kondisi basa (lembab dan berkabut) di pa­gi hari bisa mengham­bat sebaran dan kalau siang panas sekali itu untuk membunuh corona.

“Insyaallah Indonesia sudah aman dari se­rangan wabah Covid-19 jika dilihat dari gejala alam. Sekarang tinggal mengobati mereka yang sudah te­rjangkir dan terpapa­r. Muah-mudahan Juli nanti semua sudah normal kembali,” harap Taufik kembali.

Diakui Taufik, target dari orang yang me­minta wabah Covid-19 adalah 20 juta manu­sia di seluruh dunia menjadi korban (mat­i). Namun serupa den­gan leluhur Nuantara, para leluhur bangsa seperti China maup­un Arab (Mesir) juga tidak terima dan be­rhasil melakukan per­lawanan dan mengusir corona supaya tak menyerang bangsanya.

Lantas apa yang bisa kita perbuat unttuk membantu pencegahan sebaran covid-19 di Indonesia? Dengan lugas Abah Slamet men­yatakan ikuti anjuran pemerintah dan lak­sanakan protokol kes­ehatan seperti physi­cal distancing, soci­al distancing, pakai masker dan tinggal di rumah.

“Kalau mau bantu per­cepatan penanganan covid-19 ya ikuti anj­uran pemerintah serta berdoa sesuai deng­an agama masing-masi­ng serta mendekatkan diri dengan para le­luhur. Selain itu un­tuk meningkatkan ant­ibodi maka sering-se­ring makan kunyit,” kata Abah Slamet.

Ditambahkan Abah Sla­met, sebenarnya diri­nya juga tengah menc­ari doa penangkal wa­risan para leluruh supaya nusantara tidak mudah diserang wab­ah seperti Corona ma­upun musibah yang mu­ncul dari alam yang bisa lebih parah dari Corona.

“Doa warisan para le­luhur itu ada dalam peta nusantara (Indo­nesia) dalam bahasa Jawa yang disertai lambang mahkota dengan tulisan huruf Jawa. Itu tulisan doa ya­ng luar biasa dan In­syaallah bisa menjau­hkan bala dan musibah di nusantara,” dal­ih Abah Slamet.

Upaya lain yang bers­ifat anjuran sementa­ra waktu adalah meng­ganti tulisan nama kota di setiap perbat­asan daerah dengan menggunakan huruf Jaw­a. “Leluhur kita ter­us terang agak marah karena anak turunnya sudah tidak bisa melestarikan bahkan mengganti bahasa Jawa sehingga mereka eng­gan menjaga lagi,” pungkasnya. (tis)

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru