Surabaya, Nawacita. – Wabah pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19) yang melanda hampir seluruh dunia, nampaknya menjadi keprihatinan seluruh lapisan masyarakat, termasuk para praktisi spiritual yang ada di bumi nusantara.
Bahkan mereka tergugah untuk mengungkap siapa sesungguhnya aktor dibalik wabah Covid-19 dan ikut berikhtiar menangkal pandemi Covid-19 yang masuk ke Indonesia pada awal Februari 2020 supaya bisa segera hilang.
Hasilnya sungguh mencengangkan, sebab Covid-19 sejatinya merupakan perang antar leluhur bangsa-bangsa di dunia yang peradabannya sangat tua. Tujuannya, ingin menguasai bangsa yang lain dan menunjukkan bahwa merekalah yang paling superior di dunia.
“Wabah covid-19 ini memang diminta oleh leluhur bangsa Yahudi. Tujuanya, mereka ingin diakui paling superior sehingga ingin menaklukkan bangsa-bangsa lain di dunia,” kata Taufik Monyong salah satu budayawan yang memegang teguh ilmu warisan leluhur nusantara saat dikonfirmasi Selasa (21/4/2020).
Dalam ikhtiar mencari asal usul dan penyebab wabah Covid-19, Taufik mengaku tidak sendirian, melainkan dibantu beberapa tokoh spiritual asal Surabaya. Diantaranya, Abah Slamet, Pak Sis dan Mas Sugik. “Kami terpanggil karena para leluhur Nusantara tidak terima jika anak turunnya hendak dihancurkan,” jelasnya.
Petunjuk yang mengarah pada leluhur Yahudi sebagai biang wabah Covid-19 di dunia, didapat setelah mendapat perlambang atau simbol-simbol yang aneh. Setelah dicari makna simbol itu ternyata berasal dari bahasa Ibrani.
Makna yang bisa kami ungkap, pertama, simbol burung hantu, elang putih dan burung belibis. Artinya, sarana penyebaran Covid-19 ini melalui udara (terbang), sehingga mudah menyebar ke seluruh belahan dunia.
Kedua, simbol orang berdoa. Artinya, wabah ini memang ada orang yang meminta. Siapa mereka, kami menduga sesuai dengan huruf atau simbol yang ada yaitu orang Yahudi yang ingin menjadikan bangsanya menjadi bangsa nomor satu di dunia.
Ketiga, hewan kelelawar. Maknanya, hewan ini suka mengambil penyakit yang ada di buah-buahan sebelum matang, sehingga memiliki daya penghancur yang luar biasa.
Terakhir Keempat, lumpuh. Artinya, virus corona ini akan mengakibatkan kelumpuhan pada fungsi alat pernapasan sehingga bisa menyebabkan kematian orang yang terkena penyakit Covid-19.
“Maknya lainnya, Covid-19 ini akan menyebabkan kelumpuhan di seluruh dunia baik, kesehatan, maupun sosial ekonomi suatu bangsa sehingga bangsa Yahudi akan diakui superior khususnya di bidang perekonomian,” ungkap Taufik.
Petunjuk lain dari alam, tambah Pak Sis adalah dari matahari yang dalam beberapa bulan lalu mulai memunculkan warna kuning di atas luar lingkar matahari.
“Pendaharan warna kuning dari sinar matahari itu menunjukkan kalau virus corona masih bekerja efektif. Ternyata sir (rahasia) dari obat anti corona juga berwarna kuning, yaitu kunyit atau kunir, sehingga orang yang sering mengkonsumsi kunyit, insyaAllah kebal karena imunitas tubuhnya bisa melawan corona,” jelas Pak Sis.
Petunjuk lain dari para leluhur nusantara yang ikut membantu melawan perang melawan Covid-19 adalah secara hampir bersamaan 6 gunung di Indonesia meletus dan mengeluarkan abu vulkanik maupun lahar. “Gunung meletus itu bagian dari upaya untuk menormalkan udara yang sudah tercemar corona,” ungkap Pak Sis.
Selain itu, hampir tiap malam terjadi hujan hingga jelang subuh di beberapa daerah itu memang bagian dari upaya perjuangan para spiritualis untuk memurnikan kondisi alam dari corona. Pasalnya, dengan kondisi basa (lembab dan berkabut) di pagi hari bisa menghambat sebaran dan kalau siang panas sekali itu untuk membunuh corona.
“Insyaallah Indonesia sudah aman dari serangan wabah Covid-19 jika dilihat dari gejala alam. Sekarang tinggal mengobati mereka yang sudah terjangkir dan terpapar. Muah-mudahan Juli nanti semua sudah normal kembali,” harap Taufik kembali.
Diakui Taufik, target dari orang yang meminta wabah Covid-19 adalah 20 juta manusia di seluruh dunia menjadi korban (mati). Namun serupa dengan leluhur Nuantara, para leluhur bangsa seperti China maupun Arab (Mesir) juga tidak terima dan berhasil melakukan perlawanan dan mengusir corona supaya tak menyerang bangsanya.
Lantas apa yang bisa kita perbuat unttuk membantu pencegahan sebaran covid-19 di Indonesia? Dengan lugas Abah Slamet menyatakan ikuti anjuran pemerintah dan laksanakan protokol kesehatan seperti physical distancing, social distancing, pakai masker dan tinggal di rumah.
“Kalau mau bantu percepatan penanganan covid-19 ya ikuti anjuran pemerintah serta berdoa sesuai dengan agama masing-masing serta mendekatkan diri dengan para leluhur. Selain itu untuk meningkatkan antibodi maka sering-sering makan kunyit,” kata Abah Slamet.
Ditambahkan Abah Slamet, sebenarnya dirinya juga tengah mencari doa penangkal warisan para leluruh supaya nusantara tidak mudah diserang wabah seperti Corona maupun musibah yang muncul dari alam yang bisa lebih parah dari Corona.
“Doa warisan para leluhur itu ada dalam peta nusantara (Indonesia) dalam bahasa Jawa yang disertai lambang mahkota dengan tulisan huruf Jawa. Itu tulisan doa yang luar biasa dan Insyaallah bisa menjauhkan bala dan musibah di nusantara,” dalih Abah Slamet.
Upaya lain yang bersifat anjuran sementara waktu adalah mengganti tulisan nama kota di setiap perbatasan daerah dengan menggunakan huruf Jawa. “Leluhur kita terus terang agak marah karena anak turunnya sudah tidak bisa melestarikan bahkan mengganti bahasa Jawa sehingga mereka enggan menjaga lagi,” pungkasnya. (tis)


