Wednesday, December 24, 2025
HomeNasional50 Tahun HIPMI, Mardani H Maming Komitmen Berikan Kontribusi Untuk Indonesia

50 Tahun HIPMI, Mardani H Maming Komitmen Berikan Kontribusi Untuk Indonesia

JAKARTA | Nawacita – Menjelang Era Keemasan di usia 50 Tahun, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang lahir 10 Juni 1972 konsisten memberikan kontribusi luar biasa untuk Bangsa Indonesia. Mulai dari pembangunan ekonomi bagi para pengusaha pemula hingga menciptakan tokoh-tokoh pemimpin bangsa.

Sebagai organisasi independen nonpartisan yang bergerak di bidang perekonomian, HIPMI selalu berjuang membangun Indonesia dari sektor pertumbuhan ekonomi. Seperti halnya sekarang ini, HIPMI konsisten mengawal dunia usaha agar dapat terus tumbuh di masa pandemi Covid-19.

Dalam perjalanannya selama 50 tahun, HIPMI telah dipimpin pengusaha-pengusaha muda, hebat, dan sukses. Ketua Umum BPP HIPMI dari masa ke masa yaitu Abdul Latief (1972-1973), sekaligus tercatat sebagai pendiri HIPMI. Kemudian, Ketua Umum Siswono Yudho Husodo (1973-1977), Aburizal Bakrie (1977-1979), Pontjo Sutowo (1979-1983), Agung Laksono (1983-1986), Sharif Cicip Sutarjo (1986-1989), Bambang Riyadi Soegomo (1989-1992), Adi Putra Darmawan Tahir (1992-1995), Bambang Wiyogo Atmodarminto (1995-1998), Hariyadi Budisantoso Sukamdani (1998-2001), Muhammad Lutfi (2001-2005), Sandiaga Salahuddin Uno (2005-2008), Erwin Aksa Mahmud (2008-2011), Raja Sapta Oktohari (2011-2015), Bahlil Ladahalia (2015-2019). Hingga saat ini Ketua Umum HIPMI dijabat oleh  Mardani H. Maming (2019-2022).

- Advertisement -

Pengusaha-pengusaha muda tersebut beberapa di antaranya pernah menduduki jabatan sebagai menteri di kabinet pemerintahan Republik Indonesia dan ada juga yang pernah menjadi anggota DPR RI. Bahkan Presiden Joko Widodo ternyata juga tercatat sebagai anggota HIPMI saat masih aktif menjadi pengusaha kayu di Solo Jawa Tengah.

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI Mardani H. Maming mengatakan bahwa kontribusi 50 tahun HIPMI untuk Indonesia akan terus ditumbuhkan selama-lamanya. Pengusaha kelahiran Tanah Bumbu Kalimantan Selatan ini mengatakan, HIPMI selalu membekali kader-kadernya melalui pendidikan dan pelatihan, maka skill yang memadai dapat mendorong terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang kreatif, berkualitas dan berdaya saing. Serta melek teknologi dan informasi. Pendirian organisasi ini dilandasi semangat untuk menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda.

“HIPMI dibentuk sebagai wadah dunia usaha yang dapat menampung dan menghimpun aspirasi pengusaha muda Indonesia,” terang Mardani, Minggu 5/6/2022.

Upaya itu terlihat ketika Anggota HIPMI turut bertanggung jawab terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketahanan nasional. Serta turut mencari dan membentuk identitas pengusaha nasional. Bahkan dengan segala akselerasinya, Anggota HIPMI mampu menularkan semangat berwirausaha bagi seluruh anak muda Indonesia. “Kami berjuang agar anggapan yang berkembang di masyarakat menempatkan kelompok pengusaha pada strata yang sangat rendah tidak terjadi lagi. Beda dengan dulu sebagian besar anak muda terutama kalangan intelektual lebih memilih profesi lain seperti birokrat, TNI/Polri, dan lain sebagainya,” ujar Mardani H Maming.

Dalam perjalanannya sampai terjadinya krisis ekonomi pada 1998, HIPMI yang didirikan pada 10 Juni 1972 oleh Abdul Latief dkk ini telah sukses mencetak kaderisasi wirausaha. Dengan tampilnya tokoh-tokoh muda dalam percaturan dunia usaha nasional maupun internasional. Keadaan tersebut kemudian dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap profesi pengusaha pada posisi terhormat.

“HIPMI dilatarbelakangi oleh Konferensi KADIN ASEAN yang bertujuan agar kelak dapat sejajar dengan pengusaha muda lainnya di tingkat Internasional. HIPMI terus melakukan usaha-usaha demi menggerakkan sektor perekonomian bangsa. Salah satu usaha HIPMI adalah ikut aktif dalam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). HIPMI membantu para pelaku UMKM dengan memberikan modal,” ucapnya.

Menurutnya, UMKM Indonesia masih sulit dalam permodalan karena kurang adanya jaminan yang dimiliki oleh pengusaha UMKM. Dampaknya, pihak perbankan sulit untuk memberikan kreditnya.

“Selain itu, kurang adanya dukungan dari pemerintah yang menjadikan UMKM sulit berkembang. Peran birokrasi sangat menentukan pengembangan usaha tersebut, apabila beberapa kendala tersebut dapat ditangani dengan baik, HIPMI yakin bahwa Indonesia akan mampu bersaing dengan India ataupun China,” ungkapnya. bdo

 

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru