Jangan Anggap Sepele, Hernia Bisa Terjadi pada Anak Sejak Dini
Jakarta, Nawacita — Hernia kerap dianggap sebagai penyakit yang hanya menyerang orang dewasa. Tapi, nyatanya kondisi ini juga banyak ditemukan pada anak-anak bahkan sejak bayi baru lahir.
Dokter spesialis bedah anak RS Pondok Indah Karmile mengatakan bahwa hernia pada anak bukan hal yang langka. Bahkan, hernia termasuk salah satu operasi yang paling sering dilakukan dalam bidang bedah anak.
“Sangat bisa terjadi. Hernia ini justru merupakan salah satu operasi yang paling sering di bedah anak,” ujar Karmile dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Kamis (18/12).
Secara medis, hernia didefinisikan sebagai kondisi keluarnya organ atau jaringan dari rongga asalnya akibat kelemahan atau kegagalan penutupan dinding tubuh.
“Hernia adalah penonjolan sebagian atau seluruh organ atau jaringan melalui dinding rongga yang menjadi tempatnya, bisa karena kelemahan dinding maupun kegagalan proses penutupan,” ujarnya.
Pada dasarnya, kasus hernia tak mengenal usia. Namun, kasus hernia pada anak lebih banyak terjadi pada bayi baru lahir. Sayangnya, dalam beberapa kasus, hernia telat dideteksi bahkan hingga usia remaja.
“Bisa aja datang ke saya pas umur 16 tahun. Kita tanya, tuh, mulai kapan munculnya. Ternyata dari bayi [hernia] udah muncul, tapi [si anak] baik-baik saja. Nah, baru dioperasinya pas sudah gede,” ujar dia.
Jenis hernia pada anak

Hernia pada anak dapat muncul di berbagai lokasi tubuh, tergantung pada jenis dan mekanisme terjadinya.Namun, yang paling umum terjadi adalah hernia inguinal yang muncul di area selangkangan atau lipatan paha dan hernia umbilikal yang muncul di daerah pusar.
Karmile mengatakan, faktor genetik berperan dalam terbentuknya hernia pada anak. Jika orang tua sempat mengalami hernia, maka si anak yang dilahirkan berisiko mengalami kondisi yang sama.
Hernia inguinal
Hernia inguinal pada anak paling sering terjadi akibat kegagalan penutupan processus vaginalis, yaitu saluran yang seharusnya menutup setelah bayi lahir.
Kondisi ini berbeda dengan beberapa jenis hernia pada anak lainnya, yang umumnya muncul pada anak usia lebih besar.
“Kalau karena kegagalan penutupan processus vaginalis, biasanya benjolannya sudah terlihat sejak bayi, bahkan baru lahir sudah kelihatan,” ujarnya.
Kasus hernia ini lebih sering terjadi pada bayi laki-laki. Hernia terjadi saat bakal testis yang awalnya berada di dalam perut kemudian turun ke kantung kemaluan melalui jalur processus vaginalis.
Jika saluran tersebut gagal menutup setelah testis turun, organ seperti usus dapat masuk ke dalamnya dan membentuk benjolan yang sering kali sudah terlihat sejak bayi, bahkan sejak lahir.
Pada anak perempuan, hernia inguinal juga bisa terjadi. Namun, isi benjolannya sering kali bukan usus, melainkan indung telur.
“Mau itu usus, indung telur, atau lemak, selama dia keluar dari rongga asalnya, tetap disebut hernia,” tegasnya.
Hernia umbilikal
Sementara itu, hernia umbilikal terjadi murni akibat kegagalan penutupan dinding perut di daerah pusar.
“Dinding perut itu menutup dari arah luar ke tengah. Idealnya saat lahir sudah selesai, tapi banyak bayi yang masih punya sisa cincin di pusar yang belum menutup sempurna,” katanya.
Gejala hernia pada anak
Gejala hernia pada anak bisa ringan hingga berat, tergantung kondisi dan ada tidaknya penjepitan organ. Berikut beberapa gejala yang patut diwaspadai:
- benjolan di lipatan paha pada hernia inguinal dan di pusat pada hernia umbilikal,
- benjolan tidak terasa nyeri dan bisa hilang timbul, utamanya saat anak menangis atau mengejan,
- benjolan juga bisa berwarna kemerahan,
- anak rewel, tampak kesakitan, dan disertai muntah,
- perut kembung dan buang air berdarah jika penjepitan mengenai pembuluh darah di usus.
Sayangnya, Karmile mengatakan, hernia pada tahap awal sering kali sulit terdeteksi karena sifatnya yang hilang timbul.
“Meskipun keluarga bilang ada benjolan tapi pas dilihat enggak ada, tapi ada informasi riwayat benjolan saja kita harus waspada, karena di tahap awal dia biasanya hilang timbul. Jadi besar kemungkinan saat sedang ke dokter benjolannya pas lagi enggak ada,” jelasnya.
Diagnosis hernia pada anak
Untuk menegakkan diagnosis hernia pada anak, dokter biasanya mengandalkan beberapa tahapan, mulai dari informasi keluarga hingga pemeriksaan penunjang. Proses diagnosis meliputi:
- riwayat dari keluarga, termasuk cerita munculnya benjolan atau dokumentasi berupa foto dan video,
- pemeriksaan fisik langsung oleh dokter,
- pemeriksaan penunjang seperti ultrasonografi (USG),
- temuan insidental saat tindakan operasi,
Dengan mengenali jenis dan gejala hernia sejak dini, orang tua diharapkan dapat lebih waspada terhadap munculnya benjolan tidak normal pada anak. Segera konsultasikan dengan medis demi mendapatkan penanganan yang tepat. cnn


