Monday, December 22, 2025
HomeSTARTUPLifeStyleTari Topeng Kaliwungu Khas Lumajang Jadi Pembuka Konferda–Konfercab PDIP Jatim

Tari Topeng Kaliwungu Khas Lumajang Jadi Pembuka Konferda–Konfercab PDIP Jatim

Tari Topeng Kaliwungu Khas Lumajang Jadi Pembuka Konferda–Konfercab PDIP Jatim

SURABAYA, Nawacita – Penyelenggaraan Konferensi Daerah (Konferda) dan Konferensi Cabang (Konfercab) PDI Perjuangan Jawa Timur diawali dengan penampilan seni budaya Tari Topeng Kaliwungu. Tarian tradisional khas Kabupaten Lumajang itu tampil memukau para peserta Konferda dan Konfercab yang digelar serentak pada Sabtu hingga Minggu, 20–21 Desember 2025.

Tarian tersebut merupakan persembahan dari Yayasan Sanggar Budaya Padhe, yang merupakan binaan DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lumajang. Sebanyak 12 penari menampilkan Tari Topeng Kaliwungu yang dikombinasikan dengan Jaran Slining.

Tari Topeng Kaliwungu merupakan kesenian tradisional berbentuk tarian yang menggunakan topeng sebagai properti utama. Tarian ini lahir dari proses akulturasi budaya yang terjadi di Kabupaten Lumajang, sebagai dampak migrasi masyarakat Madura ke wilayah tersebut pada sekitar tahun 1940.

- Advertisement -

“Tarian yang ditampilkan tadi adalah tarian Topeng Kaliwungu kolaborasi dengan Jaran Slining, yang keduanya merupakan tarian khas Lumajang.

Tari ini adalah tarian Pandalungan. Pandalungan itu Madura Jawa, karena Lumajang itu adalah wilayah Pandalungan, Lumajang Madura,” ucap Zainal Abidin, selaku pembina Yayasan Sanggar Budaya Padhe Zainal Abidin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada PDI Perjuangan Jawa Timur yang telah Kami mengucapkan terima kasih kepada DPD telah bisa memberikan ruang bagi kesenian Lumajang tampil di acara PDI Perjuangan di Jawa Timur.

Baca Juga: Konferda–Konfercab Digelar Serentak, Kader PDI Perjuangan Jatim Diminta Siap Dipilih dan Ditugaskan

“Kami mengucapkan terima kasih kepada DPD telah bisa memberikan ruang bagi kesenian Lumajang tampil di acara PDI Perjuangan di Jawa Timur,” ujarnya.

Seni tari tersebut diciptakan oleh Sanemo, seniman asal Desa Kaliwungu, Kecamatan Tempeh. Sampai saat ini seni tari tersebut tetap dijaga hingga turun-temurun.

Bahkan Tari Topeng Kaliwungu itu juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (RI) pada tahun 2021.

Perpaduan budaya Madura dan Jawa dalam Tari Topeng Kaliwungu dikenal sebagai budaya Pandhalungan. Hal tersebut tercermin dari karakter gerak tarian yang tegas khas Madura namun tetap diimbangi kelembutan gerak khas budaya Jawa.

Salah satu ciri khas Tari Topeng Kaliwungu terletak pada gerakan “cakilan”, yang umumnya dikenal dalam budaya Mataraman. Gerakan ini ditampilkan secara ekspresif melalui ayunan tangan dan gerakan kepala yang patah-patah, namun tetap harmonis dan berkarakter.

Sementara itu, Ketua Yayasan Sanggar Budaya Padhe, Windy Meilia, menjelaskan bahwa secara filosofi tarian tersebut mengajarkan tentang ketegasan dan keberanian. Yang diharapkan para kader partai mampu memiliki sifat seperti yang digambarkan dalam tarian tersebut.

“Tari topeng Kaliwungu sendiri itu menggambarkan tentang Prabu Baladewa yang sikapnya tegas, lugas, berani karena benar dan semoga kader-kader ataupun generasi bangsa memiliki sifat yang seperti itu, tegas, lugas, dan berani karena benar,” kata Windy.

Dalam perkembangannya, Tari Topeng Kaliwungu kerap ditampilkan dalam berbagai acara, mulai dari karnaval, pernikahan, khitanan, penyambutan tamu, hingga upacara adat lainnya.

Penampilan Tari Topeng Kaliwungu dalam pembukaan Konferda dan Konfercab PDIP Jatim menjadi simbol penghormatan terhadap nilai-nilai budaya lokal, sekaligus menegaskan komitmen pelestarian seni tradisional dalam setiap momentum kegiatan organisasi sebagai bentuk perwujudan berkepribadian yang berkebudayaan.

Reporter : Rovallgio

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru