Sobat Bumi ITS Dorong Terwujudnya Ekonomi Sirkular Berbasis Teknologi Terapan di Desa Kalanganyar
Sidoarjo, Nawacita — Konsep ekonomi sirkular di Desa Kalanganyar, Kabupaten Sidoarjo, tak lagi sekadar wacana. Melalui penerapan teknologi tepat guna, mahasiswa penerima Beasiswa Sobat Bumi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan praktik nyata yang dapat langsung dirasakan masyarakat.
Implementasi tersebut diwujudkan melalui pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di rumah produksi UMKM serta pembangunan tiga unit tower budidaya maggot untuk mengolah limbah organik desa.
Seluruh rangkaian inovasi ini diperkenalkan kepada warga dalam kegiatan sosialisasi Program Desa Energi Berdikari (DEB) Pertamina Foundation tahun kedua. Program ini menjadi bukti bagaimana teknologi sederhana mampu memperkuat kemandirian masyarakat sekaligus membangun sistem ekonomi sirkular yang kontekstual dan terukur.
Di RT 21 Desa Kalanganyar, pemanfaatan energi surya mulai membawa perubahan signifikan bagi UMKM Olikan, usaha kerupuk ikan yang menjadi tumpuan ekonomi sembilan perempuan penggerak keluarga. Berdasarkan laporan DEB Sobat Bumi ITS, PLTS off-grid berkapasitas 1,2 kWp yang terpasang mampu menstabilkan proses produksi. Mesin penggiling dan pemotong adonan yang sebelumnya dioperasikan secara manual kini ditenagai listrik dari panel surya, memangkas waktu produksi dari sekitar tiga jam menjadi hanya 30 menit.
Penerapan ekonomi sirkular juga diperluas di Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Kalanganyar melalui sistem budidaya Black Soldier Fly (BSF). Tiga tower maggot yang dibangun tim Sobat Bumi ITS mengubah cara pengelolaan sampah organik. Limbah rumah tangga yang sebelumnya menumpuk kini diolah secara biologis, dengan kapasitas pengolahan lebih dari 4 ton sampah organik sepanjang April hingga Oktober 2025.
Larva maggot yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai pakan ikan dan unggas, sementara sisa olahan berupa kasgot digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman lokal. Bahkan, maggot tersebut telah membentuk rantai ekonomi baru dengan pemasaran ke pemancingan, petani ikan, hingga penyedia pakan ternak, sehingga memberikan tambahan pemasukan bagi desa.
Sebanyak 10 pengelola TPS3R terlibat langsung dalam operasional sistem ini dan memperoleh pelatihan teknis serta pendampingan intensif. Meski masih menghadapi tantangan berupa rendahnya pemilahan sampah dari rumah tangga dan keterbatasan waktu monitoring, kehadiran budidaya maggot telah mentransformasi TPS3R dari sekadar tempat penampungan sementara menjadi pusat pengolahan bernilai tambah dengan dampak ekonomi dan lingkungan yang nyata.
Selain aspek teknis, Program DEB juga menekankan pentingnya edukasi dan diseminasi pengetahuan. Melalui kegiatan sosialisasi, pelatihan, seminar, publikasi media, dan diskusi kelompok, lebih dari 45 orang memperoleh manfaat langsung, mulai dari pelaku UMKM, pengelola TPS3R, mahasiswa, hingga perangkat desa. Hal ini menegaskan bahwa keberhasilan ekonomi sirkular tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada proses pembelajaran yang berkelanjutan.
Baca Juga: ITS Kembangkan Sistem Pemantauan Energi Berbasis IoT, Dukung Perwujudan Kampus Hijau
Ke depan, program tahun ketiga dirancang untuk memperkuat kapasitas energi terbarukan di rumah produksi UMKM, meningkatkan standar kualitas serta pemasaran produk maggot, dan memperluas edukasi lingkungan ke sekolah-sekolah. Langkah ini diharapkan mampu memastikan keberlanjutan sistem yang telah terbangun meski pendampingan akan segera berakhir.
“Harapannya, Program Desa Energi Berdikari dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Kalanganyar, meskipun tahun ketiga nanti menjadi tahun terakhir pendampingan,” ujar Ketua Pelaksana Program, Riva Rizkiana Ramadhani.
Perubahan yang terjadi di Kalanganyar menunjukkan bahwa teknologi sederhana dapat berkolaborasi dalam satu ekosistem keberlanjutan. Panel surya meningkatkan produktivitas UMKM tanpa menambah biaya operasional, sementara budidaya maggot menjadi solusi pengelolaan limbah yang menghasilkan nilai ekonomi baru. Dengan pendekatan yang relevan dan terukur, Sobat Bumi ITS menghadirkan model ekonomi sirkular di tingkat desa yang membuktikan bahwa keberlanjutan dapat tumbuh dari intervensi sederhana yang dirancang sesuai kebutuhan masyarakat.
Penulis : Riva Rizkiana Ramadhani – Mahasiwa ITS Surabaya


